SURABAYA (global-news.co.id) –
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menaruh perhatian besar dalam dinamika Bonek yang terjadi dalam sepekan terakhir. Terutama kejadian dalam rangkaian away Persebaya ke Semarang yang ditunda. Dalam rangkaian pertandingan yang seharusnya diselenggarakan 8 Februari itu, banyak berita tentang tindakan anarkis suporter beratribut Persebaya di Semarang.
Berita negatif itu dimuat di media mainstream maupun sosial media. Akun instagram pribadinya @ericahyadi_ bahkan mengutip berita Kompas.com yang berjudul: Viral, Video Oknum Suporter Persebaya Keroyok Warga di Kota Semarang. Cap buruk disematkan ke Bonek dan Persebaya. Pun demikian halnya Kota Pahlawan, kena getahnya.
Ingin mencari solusi atas permasalahan itu, Eri pun mengundang perwakilan Bonek dan Manajemen Persebaya Selasa (14/2/2023). Orang nomor satu di Surabaya itu mengajak mereka untuk membahas langkah-langkah agar hal itu tidak terjadi lagi.
”Bonek sudah jauh lebih baik dari yang dulu-dulu dengan aktivitas mereka di kemanusiaan, sosial, maupun aktif bersholawat secara rutin,” kata Eri dalam diskusi dengan Bonek dan Persebaya.
”Tapi, semua yang positif ini bisa gugur dengan tindakan segelintir orang yang melakukan aksi-aksi tidak terpuji di kota orang ketika away,” lanjutnya.
Ke depan, Eri berharap Bonek memiliki sistem dan struktur organisasi yang kuat. Karena dengan begitu, bisa memudahkan garis koordinasi dan komando ketika Persebaya menjalani pertandingan tandang ke kota lain. ”Toh undang-undang keolahragaan sudah mengamanahkan bahwa suporter harus berbadan hukum,” ujarnya.
Eri berharap awayday yang dilakukan Bonek bisa terkoordinir. Mereka yang berangkat hanya yang bertiket dan memang memiliki akomodasi selama perjalanan. Tidak ada lagi estafetan yang kerapkali menimbulkan korban jiwa.
Untuk terwujudnya suporter Persebaya yang lebih baik, Pemerintah Kota Surabaya, menurut Eri, siap memberikan support penuh. “Sudah saatnya semua harus komitmen untuk berubah. Kalau bukan sekarang, kapan lagi,” kata Eri. (sba, ins)