SURABAYA (Global News)-Kawah Gunung Semeru, Sabtu (23/1/2016), sekira pukul 05.00 WIB, terpantau mengeluarkan material pijar yang meluncur sejauh kurang lebih 3 kilometer ke arah Tenggara.
Sejumlah warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, bisa memantau peristiwa ini dengan jelas. Salah seorang warga, Hariyono mengatakan, guguran material pijar itu meluncur dari kawah gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, menjadi guguran awan panas di jalur lava arah Tenggara.
Guguran material pijar itu secara visual terlihat seperti luncuran material vulkanik yang diliputi asap tebal mengarah ke selatan. “Namun tidak terdengar suara bergemuruh,” kata Hariyono seperti dilaporkan radio Sentral FM.
Meski demikian, kata Haryono, ia dan warga lainnya tidak perlu panik menghadapi kondisi tersebut. “Sebab, warga juga sangat paham jika Gunung Semeru sudah memasuki fase bahaya. Ini seperti kearifan budaya lokal di antara warga,” ujarnya
Warga Desa Oro-Oro Ombo sendiri memantau guguran material pijar yang terlihat seperti asap putih tebal yang mengarah ke selatan. “Selain itu ada juga abu vulkanik yang juga turun. Guguran material pijar ini hanya terjadi saja,” terang dia.
Hariyono mengatakan, kejadian guguran material pijar ini kemungkinan terjadi karena selama dua hari terakhir di puncak Gunung Semeru terus-menerus diguyur hujan deras. Akibatnya material vulkanik yang menumpuk di jalur lava ke arah tenggara akhirnya tergelontor turun.
“Kemungkinan sumbatan jalur lava yang tertutup material longsor jadi terbuka. Karena material vulkanik yang menumpuk di sana tergelontor turun di jalur lava ke arah tenggara. Sehingga jalur lava menjadi terbuka dan terjadi guguran material pijar ini,” ujar Hariyono.ant