TEHERAN (global-news.co.id) – Serangan udara Amerika Serikat (AS) yang menewaskan Komandan Pasukan elite Quds, Qasem Soleimani membuat suhu wilayah Timur Tengah makin panas. Iran melalui Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengecam dan menyebut tindakan itu sebagai aksi terorisme internasional. Zarif memperingatkan AS tentang konsekuensi untuk ‘petualangan nakal’ nya.
Dalam sebuah pernyataan tentang kematian Soleimani, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa pembalasan dendam menunggu para penjahat yang telah menodai tangan mereka dengan darah Soleimani.
Dia berjanji bahwa serangan udara hanya akan ‘menggandakan’ perlawanan Teheran terhadap musuh-musuhnya di wilayah tersebut.
Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami juga berjanji untuk membalas dendam yang dahsyat atas kematian Soleimani. “Kami akan membalas dendam pada semua yang terlibat dan bertanggung jawab atas pembunuhannya,” katanya sebagaimana dilansir RT, Jumat (3/1/2020).
Serangan roket AS di dekat Bandara Internasional Baghdad, Jumat (3/1/2020) waktu setempat menewaskan Soleimani, komandan Milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan beberapa orang milisi. Pentagon mengatakan serangan itu dilakukan untuk mencegah rencana serangan Iran di masa depan.
Seorang juru bicara militer Iran yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Fars, bahwa badan keamanan utama negara itu telah mengadakan pertemuan untuk membahas serangan yang menewaskan Soleimani.
Soleimani menjadi pimpinan Pasukan Quds pada 1998, sebuah posisi di mana dia selama bertahun-tahun tidak banyak menarik perhatian, namun terus memperkuat hubungan Iran dengan Hizbullah di Libanon, pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan kelompok-kelompok milisi Syiah di Irak. zis, rt, ine