
TUBAN (global-news.co.id) – Perum Bulog Kanwil Jawa Timur sepanjang tahun 2025 mentargetkan pengadaan beras sebanyak 400 ribu ton. Besaran ini meningkat tajam dibandingkan pengadaan 2024 yang hanya 191.000 ton setara beras. Sementara itu, mulai 15 Januari 2025 Bulog sudah melakukan pembelian gabah beras petani dengan harga baru.
Sejumlah daerah langsung berkoordinasi dengan Bulog untuk pelaksanaan program ini. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Kabupaten Tuban, Eko Julianto, misalnya, menyambut positif kebijakan Bulog menyerap semua gabah produksi petani. Hal itu sejalan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang berupaya mewujudkan swasembada pangan. Untuk itu dia pun melakukan koordinasi dengan Bulog.
“Menteri Pertanian berdasarkan saran dari Presiden telah melarang adanya impor jagung dan beras,” tuturnya kepada Global News, Rabu (22/1/2025).
Karena itu, kata Eko, semua hasil panen petani harus diserap demi terwujudnya swasembada pangan, baik gabah maupun jagung.
“Sudah ada instruksi, mulai panen nanti harus diserap oleh Bulog,” katanya.
Dia menjelaskan, dari hasil rapat terbatas sudah diputuskan dan disepakati untuk harga gabah pada angka kisaran Rp 6.500/kg dan jagung kisaran Rp 5.500/kg.
“Saya rasa angka itu cukup kompetitif untuk menyerap hasil panen para petani. Dan yang ditugaskan ini adalah Bulog,” katanya.
Untuk itu DKP2P akan berkoordinasi aktif dengan Bulog terkait instruksi dari Menko Bidang Pangan RI. Dan jika ada informasi petani kesulitan menjual hasil panen, pihaknya akan menampung dan melakukan koordinasi dengan Bulog Bojonegoro. “Otomatis kita akan kawal ini sebagaimana instruksi Menko Bidang Pangan,” pungkas Eko.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Perikanan (DPP) Kabupaten Madiun, Supriadi, dan petani di Kabupaten Madiun juga menyambut positif kebijakan Bulog tersebut. Dengan adanya kenaikan HPP, petani bisa menjual gabahnya lebih mahal lagi ke tengkulak. Sementara bila tidak dibeli tengkulak, nantinya diserap oleh Bulog.
Produksi padi di Kabupaten Madiun tahun 2024 sebanyak 599.098, 37 ton dengan luasan panen 87.265 hektare. Produksi padi di Kabupaten Madiun tahun 2024 stabil seperti tahun-tahun sebelumnya, kata Supriadi kepada Global News, Rabu (22/1/2025).
Untuk harga gabah, lanjutnya, kisaran Rp.6.600 sampai Rp.6.700 per kilogram gabah kering panen (GKP). Rata-rata kualitas padinya bagus sehingga harga jualnya cukup baik. Sudah melebihi harga yang ditentukan oleh pemerintah atau HPP, katanya.
Menurutnya, petani menjual padi secara langsung ke tengkulak. Hanya menyisakan beberapa karung untuk dikeringkan dan dikonsumsi selama satu musim ke depan. Sehingga tidak mengalami kekurangan stok pangan.
Secara umum stok pangan di Kabupaten Madiun aman. Karena petani tidak menjual padi ke tengkulak semua, disisakan untuk konsumsi satu musim ke depan, ujarnya.
Hal senada disampaikan petani di Kecamatan Madiun, Parman (57). Dia menyebut hasil panen cukup bagus. Dia menjual padinya ke tengkulak dengan harga Rp.6.550 per kilogram langsung dari sawah.
Hasilnya cukup baik, dan harganya stabil naik turunnya tidak terlalu jauh sambil melihat kualitas padinya. Kalau padinya bernas (baik) bisa mencapai Rp.6.750 per kilogram, kata Parman.
Dengan adanya kenaikan harga gabah dari pemerintah, menurutnya, hal itu sangat membantu petani untuk menentukan harga jual gabah ke tengkulak. Sehingga tengkulak tidak membeli dengan harga seenaknya. Dan bila tengkulak tidak mau membeli, dia yakin Bulog akan membeli gabah petani tersebut.
Dengan adanya harga pembelian dari pemerintah (HPP), akan menjadi patokan petani untuk menjual ke tengkulak, ujarnya.
Dia berharap kondisi stabil, baik produksi maupun harga, bisa bertahan untuk musim-musim yang akan datang. Syukur kalau bisa meningkat lagi sehingga petani merasa senang, katanya ada swasembada pangan, petani pasti mendukung, pungkasnya. (Hud/her)