
SEMARANG (global-news.co.id) – Perum Bulog kantor wilayah Jawa Tengah (Jateng) mulai mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras petani lokal dengan harga baru. Bulog juga membuat posko pengadaan pada 29 titik yang terdapat di 4 kantor cabang.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Sopran Kennedi, dalam keterangannya menjelaskan penyerapan gabah dan beras itu mengacu pada keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025, tentang Perubahan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
“Jadi, mulai 15 Januari 2025 ini, Perum Bulog Kanwil Jateng melalui Satuan Kerja penyerapan gabah beras dan didukung seluruh penggilingan padi Mitra Kerja Pengadaan Bulog mulai melakukan penyerapan gabah hasil produksi petani di wilayah kerja Jawa Tengah, dan juga beras hasil produksi penggilingan serta pengusaha perberasan. Penyerapan gabah beras ini nantinya akan disesuaikan dengan kualitas dan harga baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” kata Sopran dalam keterangannya Rabu (15/1/2025).
Sopran menjelaskan HPP dan syarat gabah dan beras bagi Bulog sesuai Kepbadan Nomor 2 Tahun 2025. Harga baru itu yaitu:
– Gabah Kering Panen (GKP) di petani sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg) dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
– GKP di penggilingan sebesar Rp 6.700 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
– Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp 8.000 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen.
– GKG di gudang Bulog sebesar Rp 8.200 per kg dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen.
– Beras di gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kg dengan kualitas derajat sosoh minimal 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 25 persen, dan butir menir maksimal 2 persen.
Apabila kualitas gabah di luar kualitas di atas, maka akan dibeli dengan harga penyesuaian / rafaksi sesuai dengan tabel standar harga yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional.
“Selain untuk mengamankan cadangan pangan, optimalisasi penyerapan beras gabah ini sekaligus sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan semangat petani padi untuk tetap berproduksi. Apalagi dengan adanya HPP baru,” ujarnya.
Sopran menjelaskan produksi padi di Jateng pada tahun ini meningkat secara kuantitas dan kualitas. Oleh sebab itu Bulog Jateng dapat memaksimalkan penyerapan dari hasil petani dalam negeri.
“Untuk tahun 2024 lalu, Bulog Jateng berhasil menyerap gabah beras petani lokal sebanyak 101.000 ton. Harapannya tahun ini bisa lebih banyak lagi seiring upaya peningkatan luas tanam dan berbagai program untuk mempercepat peningkatan produksi tanaman padi dan tanaman pangan penting lainnya,” tegas Sopran.
Dengan optimalisasi penyerapan beras dan gabah besar-besaran dari petani lokal, Bulog mengoptimalkan gudang dengan bekerja sama dengan berbagai pihak. Bulog juga sudah menyiapkan anggaran, space gudang yang memadai, sarana pengolahan, kemasan, serta sarana prasarana pendukung, sarana pemeriksaan kualitas, dan lainnya untuk memperlancar optimalisasi penyerapan gabah atau beras.
“Bulog juga akan melakukan kerjasama pengolahan maupun penggunaan space gudang yang dikelola Pemerintah Daerah, Gudang SRG, maupun gudang fillial milik BUMN lain, Mitra Penggilingan dan pihak swasta lainnya,” katanya.
Kemudian Bulog Kanwil Jateng juga membuat posko pengadaan pada 29 titik, yang terdapat di 4 Kantor Cabang yaitu Semarang, Pati, Surakarta, dan Tegal. Rinciannya yaitu 6 posko pengadaan di Gudang wilayah Kancab Semarang, 8 posko pengadaan di Gudang wilayah Surakarta, 5 posko pengadaan di wilayah Kancab Pati, dan 6 posko pengadaan di wilayah Kancab Tegal.
“Bagi Kelompok Tani (Poktan) maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan usaha penggilingan padi yang ingin bermitra dengan Perum Bulog, dapat melakukan pendaftaran ke kantor cabang di wilayah Perum Bulog Kanwil Jateng, dengan melengkapi persyaratan administrasi dan teknis yang berlaku,” tutup Sopran. (det)