SURABAYA (global-news.co.id) – Dalam prosesi ‘merawat’ kematian seseorang, sebagian besar muslim memiliki tradisi mendo’akan almarhum dengan do’a-do’a khusus yang penuh makna, demi kebaikan almarhum menuju alam baka.
Do’a-do’a tersebut dipanjatkan sejak jenazah akan dikebumikan, hingga masuk liang kubur.
“Kiriman do’a dari orang yang masih hidup, sangatlah berarti dan diharapkan oleh almarhum. Karena do’a – do’a mereka akan sampai – diterima oleh jenazah,” kata Prof DR KH Asep Saefuddin Chalim M.Ag, Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah pada para santrinya, saat pengajian kitab kuning di subuh hari, Selasa, 12-11-2024.
Do’a yang dimaksud adalah ‘Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu’. Do’a ini merupakan rangkaian dalam sholat jenazah, dan memiliki arti yang mendalam.
Do’a ini mengandung permohonan untuk pengampunan (maghfirah), Rahmat (rahmah), kesehatan (afiah), dan penghapusan dosa (fu’ah) bagi almarhum. Ada pun do’a lengkapnya beserta artinya adalah sebagai berikut;
Untuk Jenazah Pria:
“Allahummaghfirlahu warhamhuu wa’aafihi wa’fu anhuu wa akrim nuzulahuu, wawassi’ mudkhalahu waghsihu bil maa-i wats tsalji wal baradi, Wa niqqihi minal khataayaa kamaa yunaqqats tsaubal abyadhu minad danas, wa abdihu daaron khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi wa qihii fitnatal qabr wa’adzaaban naar.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia, sejahterakan dia dan ampuni dosa dan kesalahannya. Hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya. Bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikannya baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarga yang dahulu, dan peliharalah (hindarkanlah) ia dari siksa kubur dan azab api neraka.
Untuk Jenazah Wanita:
“Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa wa akrim nuzulahaa, Wawassi’ mudkhalahaa waghsihaa bil maa-i wats tsalji wal barod, Wa niqqihaa minal khotooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas, Wa abdihaa daaron khoiron min daarihaa wa ahlan khoiron min ahlihaa, Wa zaujan khoiron min zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a’idhzaa min ‘adzaabin qobri au min ‘adzabin qobri au min ‘adzaabin naar.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampuni dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya. Bersihkan ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikannya baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarga yang dahulu, dan peliharalah (hindarkanlah) ia dari siksa kubur dan azab api neraka.
Do’a untuk Ahli Kubur
Masih terkait masalah do’a, Kiai Asep menegaskan, “Do’a kepada ahli kubur, akan sampai, asal yang dido’akan adalah orang muslim,” katanya.
Untuk memperkuat penjelasannya, Kiai Asep mensitir sebuah hadist, “Tidaklah seorang muslim mendo’akan saudaranya ketika (orang yang didoakan itu) tidak ada, kecuali para malaikat akan mengatakan “Bagi kamu juga seperti itu,”.
Kepada para ahli kubur, kita juga dianjurkan mengirim bacaan surat fatikhah. Artinya surat fatikhah itu, yang isinya juga do’a, akan sampai pada almarhum. “Nah, kalau surat fatikhah bisa sampai, maka artinya do’a – do’a kita yang lain, juga akan sampai pada almarhum,” jelas Kiai Asep.
Dikatakan oleh Kiai Asep, mendo’akan orang meninggal itu memiliki banyak manfaat, diantaranya; Pertama; membuat mayit mendapatkan manfaat dari amal yang sudah dilakukan saat ia masih hidup di dunia. Kedua; Mempermudah jalan mereka menuju akherat dan mendapat ampunan atas dosa-dosanya. Ketiga; mereka yang bertakziah dan mendoakan. (Moch. Nuruddin)