SURABAYA (global-news.co.id) – Pola hidup, obat-obatan, serta kondisi genetik diduga menjadi penyebab menopause dini. Dan ini memengaruhi seseorang dalam upaya mendapatkan keturunan.
Direktur Utama ASHA IVF Indonesia, Dr dr Amang Surya SpOG, mengungkap selama dua tahun terakhir hingga Juni lalu terdapat 79 pasien yang mengalami menopause dini.
“Menopause itu multifaktorial, bisa genetik, pola hidup, penyakit. Pasien kami paling muda, usia 23 tahun, sudah menopause,” ujarnya di sela perayaan ulang tahun ke-2 ASHA IVF Indonesia yang digelar di area Car Free Day (CFD) Jl Raya Darmo, Minggu (22/9/2024).
Lewat program penanganan intensif di ASHA IVF, mereka berhasil memiliki 2 anak. Setelah memiliki 2 anak, pasien mengalami menopause lagi. Dikisahkan Amang, pasien tersebut datang 3 bulan setelah menikah, mereka tidak punya cadangan telur, rahimnya bagus, tapi saat dicek hormonnya lebih jauh lebih buruk dari kondisi orang yang sudah menopause.
“Cadangan telur harusnya kan di atas 1 yaitu 2 sampai 4. AMH-nya (Hormon AMH yaitu hormon yang berfungsi membentuk organ reproduksi, red) kurang dari 0,00025 lebih buruk dari menopause. Terus ada parameter lain, yaitu LH yang harusnya di bawah 10, tapi ini 19,” ungkap Amang.
LH/Luteinizing hormone yaitu hormon yang diproduksi di kelenjar pituitary yang merupakan bagian penting dari siklus menstruasi.
Pasien yang lain, sudah menopause di usia 28 sementara suaminya dalam kondisi Azo atau sperma nol. “Lewat program IVF, dia berhasil hamil dan sekarang berusia 17 minggu,” ujarnya.
Melalui kegiatan bertajuk “Walk with Hope Pejuang Dua Garis” di area CFD yang juga diikuti Arumi Bachsin, lanjut Amang, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk awareness supaya tidak takut lagi dengan istilah bayi tabung IVF. “Kami kenalkan ke masyarakat bahwa bayi tabung ini bukan cara yang terakhir. Biasanya orang kan nyoba yang alami dulu, inseminasi dulu, baru ikut IVF. Ini adalah salah satu cara untuk membantu,” ungkapnya.
ASHA IVF berkomitmen untuk terus memberikan program kehamilan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
“Kami tidak hanya fokus pada program bayi tabung, tetapi juga program kehamilan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan individu,” ujar Amang.
Dulu, program ini memang hanya untuk orang-orang yang memang tidak bisa hamil. Sekarang seiring kemajuan teknologi, bisa diketahui ada banyak indikasi yang menjadi penyebabnya. Indikasi relatif itu misalnya usia sudah advance atau di atas 35 tahun, ada penyakit endometriosos, PCO, kualitas sperma kurang baik. Ini bisa menjadi indikasi IVF.
“IVF ada banyak kelebihan dan goalnya bukan sekadar hamil, tapi bagaimana ibu sehat, bayi juga sehat. Outcome-nya kan bayi yang dilahirkan, ya kalau bisa bayi yang sehat dan berkualitas,” terang Amang.
Diungkapkan juga, dulu di awal-awal IVF yang ikut program tersebut dianggap merupakan kekurangan sehingga orang malu. Namun belakangan anggapan itu berubah.
“Bahkan di tahun lalu banyak yang datang ke kami hanya untuk memilih agar bayinya lahir di shio naga. Karena harus hamil di bulan itu mereka ambil yang change-nya besar,” kata Amang.
Ditambahkan, mereka yang menjalani program IVF tetap bisa beraktivitas seperti biasa, tidak terus harus bedrest. Dicontohkan mantan atlet bulutangkis, selama ikut program IVF tetap olahraga. “Memang ada kondisi tertentu, effort yang besar, expectasi yang tinggi, masa habis transfer embrio terus loncat-loncat,” tuturnya.
Untuk mencegah terjadinya keterlambatan sehingga penanganannya lebih kompleks, Amang menyarankan melakukan pemeriksaan sebelum menikah atau maksimal satu tahun setelah menikah.
“Kalau dulu yang usia 23 tahun karena merasa masih muda mau jalan-jalan dulu, siapa yang tahu kalau ternyata ada masalah. Pola hidup memang sangat menentukan, setiap kehamilan harus disiapkan dengan baik. Pilih program hamil yang sesuai dengan kasusnya. Pasien yang datang ke ASHA itu tidak harus bayi tabung, seperti penderita endometriosis banyak yang bisa hamil alami,” terangnya.
“Walk with Hope Pejuang Dua Garis” kemarin diawali dengan senam aerobik dan pound fit yang diikuti ratusan peserta yang terdiri para pejuang dua garis dan masyarakat, termasuk Arumi dan tim dokter IVF Indonesia. Kemudian dilanjutkan jalan sehat sejauh 1,5 Km .
Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat dan harapan bagi pasangan yang sedang berjuang untuk memiliki buah hati. Sebagai wujud komitmen ASHA dalam memberikan pelayanan terbaik, acara ini tidak hanya diisi dengan kegiatan kesehatan, namun juga inovasi baru untuk membantu pasien. Di antaranya bekerjasama dengan Bank Permata Syariah untuk memberikan fasilitas pembiayaan bagi pasien yang membutuhkan dalam program kehamilan serta promo Paket Program IVF Ulang Tahun dengan diskon hingga Rp 17 juta. (ret)