MOJOKERTO (global-news.co.id) – Sejumlah bupati dan wakil bupati atau walikota dan wakil walikota dikabarkan tidak harmonis. Ternyata keretakan hubungan keduanya itu berlanjut hingga Pilkada serentak November 2024. Salah satunya Bupati dan Wabup Mojokerto yang sama-sama maju sebagai bakal calon bupati di panggung Pilkada 2024. Sejak awal sudah terlihat mereka membangun koalisi masing-masing untuk memperebutkan kursi kepala daerah di Bumi Majapahit periode 2025-2030.
Seperti diketahui Ikfina Fahmawati dan Muhammad Albarra (Gus Barra) menjadi Bupati dan Wabup Mojokerto setelah memenangkan Pilbup 2020. Kala itu, pasangan Ikfina-Barra (Ikbar) diusung Partai Demokrat, PKS, NasDem, Gerindra, Partai Hanura dan PAN. Mereka sukses menumbangkan dua pasangan lain dengan meraup 405.157 atau 65,2% suara.
Ikfina dan Gus Barra dilantik Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pada Februari 2021. Keduanya mulai bertugas menjadi Bupati dan Wabup Mojokerto pada 1 Maret 2021. Masa jabatan mereka berakhir lebih cepat dari yang seharusnya pada Februari 2026 karena dampak Pilkada serentak 2024.
Pascadilantik menjadi Bupati dan Wabup Mojokerto, hubungan Ikfina dan Gus Barra mulai tidak harmonis. Pilbup 2024 menjadi momentum keduanya ‘perang terbuka’ secara politik. Mereka sama-sama ingin duduk di kursi Bupati Mojokerto periode 2025-2030.
Di Pilbup Mojokerto 2024, Ikfina menggaet Sya’dulloh Syarofi atau Gus Dulloh, Putra Pengasuh Ponpes Salafiyah Al Misbar KH Chusaeni Ilyas. Pasangan Ikfina-Gus Dulloh (Idola) ini mendaftar ke KPU Kabupaten Mojokerto diusung enam parpol pada Rabu (28/8/2024).
Rinciannya, ada empat parpol parlemen yakni PKB, Partai Golkar, PDIP dan PKS yang menguasai 25 atau 50% dari 50 kursi di DPRD Kabupaten Mojokerto periode 2024-2029. Sedangkan dua parpol nonparlemen adalah PSI dan Partai Buruh. Berkas syarat pencalonan dan syarat calon pasangan Idola dinyatakan lengkap oleh KPU Kabupaten Mojokerto.
“Sudah dicek tim kami, sudah lengkap semuanya. Nanti tinggal kami verifikasi administrasi,” ujar Ketua KPU Kabupaten Mojokerto Afnan Hidayat, Jumat (30/8/2024).
Ikfina merupakan istri Mustofa Kamal Pasa (MKP), Bupati Mojokerto periode 2010-2015 dan 2016-2021. Namun, dia dicopot dari jabatannya pada November 2019 karena kasus korupsi. MKP diadili karena kasus suap, gratifikasi dan TPPU.
Dalam kasus suap, MKP divonis 8 tahun penjara, denda Rp 500 juta, uang pengganti Rp 2,7 miliar dan pencabutan hak politik selama 5 tahun pada pengadilan tingkat pertama. Hukuman penjaranya kemudian dikurangi menjadi 7 tahun pada tingkat banding.
MKP kembali diadili dalam kasus gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang. Mustofa dijatuhi hukuman 6 tahun penjara, denda Rp 5 miliar subsider 1 tahun 4 bulan kurungan, serta uang pengganti Rp 17 miliar.
Sedangkan Gus Dulloh seorang pendakwah yang merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU). Saat ini, ia menjabat Wakil Ketua 2 Tanfidziyah PC NU Kabupaten Mojokerto sekaligus Dewan Instruktur PW GP Ansor Jatim.
Pasangan dengan jargon Idola Rakyat ini mengusung visi mewujudkan Kabupaten Mojokerto IDOLA. “Yaitu Inovatif, Dedikatif, Optimal, Lestari dan Aman,” terang Ikfina.
Di sisi lain, Gus Barra yang selama ini menjabat Wabup Mojokerto membangun kekuatan sendiri untuk melawan Ikfina di Pilkada 2024. Ia berpasangan dengan dr Muhammad Rizal Octavian. Pasangan Barra-Rizal (Mubarok) mendaftar ke KPU Kabupaten Mojokerto di hari yang sama, Rabu (28/8/2024). Berkas pendaftaran mereka juga dinyatakan lengkap.
Koalisi pengusung Mubarok tak kalah kuat dengan pasangan Idola. Mubarok diusung 6 partai parlemen yang menguasai 25 atau 50% dari 50 kursi DPRD Kabupaten Mojokerto periode 2024-2029. Yaitu Partai NasDem, Partai Demokrat, PAN, PPP, Partai Gerindra dan Perindo. Tidak hanya itu, mereka juga diusung 6 partai nonparlemen, yaitu Partai Hanura, PBB, PKN, Partai Gelora, Partai Ummat dan Partai Garuda.
Pasangan Mubarok ingin mewujudkan Kabupaten Mojokerto yang lebih maju, adil dan makmur dengan 5 misi. Yaitu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan menjaga ketenteraman masyarakat.
Mewujudkan SDM yang tangguh, cerdas, terampil, produktif dan berkarakter melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan pendidik. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat guna mewujudkan keluarga yang sejahtera. Membangun kemandirian ekonomi bagi industri di semua tingkatan, koperasi, dan usaha mikro dan BUMDes yang berbasis masyarakat.
“Yang kelima meningkatkan pembangunan infrastruktur sesuai kebutuhan di semua sektor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, layanan publik, serta mendukung akses sosial, budaya dan pelestarian lingkungan,” tandas Gus Barra.
Pasangan Gus Barra dan dr Rizal sama-sama putra tokoh ternama di Mojokerto. Gus Barra merupakan Putra Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim. Ia menjadi ketua yayasan pesantren tersebut. Gus Barra saat ini juga menjabat Ketua PC GP Ansor Kabupaten Mojokerto.
Sedangkan dr Rizal adalah putra Achmady, Bupati Mojokerto 2 periode, yakni tahun 2000-2005 dan tahun 2005-2010. Namun, jabatannya terhenti karena tersandung perkara korupsi pada 2008.
Berdasarkan data direktori putusan Mahkamah Agung (MA), Achmady dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi dalam putusan kasasi 18 September 2013. Ia divonis 9 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 1 bulan kurungan, serta membayar uang pengganti Rp 30,972 miliar subsider 3 tahun penjara. Kini ia sudah menghirup udara bebas.
KPU Kabupaten Mojokerto sedang meneliti keabsahan semua berkas syarat pencalonan dan syarat calon yang disodorkan pasangan Idola maupun Mubarok. Keempat bacalon bupati dan wabup itu juga harus menjalani tes kesehatan di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Jika memenuhi syarat, mereka bakal ditetapkan sebagai calon pada 22 September. (det/wis)