PAMEKASAN (global-news.co.id) –Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP ) Jumat (19/7/2024) menggelar Musyawarah Tokoh Madura dan AJP Appreciation dengan tema Menyongsong Madura Provinsi, di Azana Style Hotel Front One Jalan Jokotole Pamekasan.
Kegiatan ini diikuti ratusan peserta dari kalangan jurnalis, tokoh masyarakat dan sejumlah tokoh nasional asal Madura. Selain itu juga hadir para pejabat teras di empat kabupaten di Madura, di antaranya Pj Bupati Sampang Rudi Arifiyanto, Pj Sekdakab Pamekasan Drs Achmad Faisol, Wakil Bupati Sumenep Nya Eva.
Tokoh nasional asal Madura yang dihadirkan sebagai pembicara antara lain Selamat Ariyadi anggota Fraksi PAN DPR RI dan Nawardi anggota DPD RI asal Sampang. Juga dihadirkan akademisi dari IAIN Madura Prof Dr Moh. Kosim MAg. Juga hadir sejumlah anggota DPRD Jatim terpilih, antara lain Abrari dari PDIP dan Harisandi Safari dari PKS.
Muhamad Khairul Umam Ketua AJP mengatakan kegiatan ini merupakan sumbangsih AJP untuk mengawal cita-cita besar Madura Provinsi yang sudah lama digulirkan namun kini belum ada titik terangnya. AJP berupaya mengingatkan semua pihak untuk kembali memikirkannya.
Sementara Pj Bupati Pamekasan Masrukin dalam sambutannya yang dibacakan Pj Sekdakab Achmad Faisol berterimakasih pada AJP atas usahanya menyelenggarakan kegiatan ini. Dia berharap media menjadi alat komunikasi politik bagi masyarakat sehingga peran media sebagai pilar keempat demokrasi benar benar bisa terwujud.
“Terima kasih AJP telah mengingatkan kita semua dengan kegiatan ini,” katanya.
Dia mengungkapkan pembicaraan tentang Madura menuju provinsi telah cukup lama muncul namun sempat terhenti dengan adanya moratorium pembentukan daerah otonomi baru (DOP) tahun 2014.
Pemkab Pamekasan sendiri, kata dia, setidaknya mulai tahun 2017 lalu telah melaksanakan seminar nasional yang menghadirkan para tokoh nasional terkemuka antara lain Prof Dr Mahfud MD, Prof Dr Siti Zahrah, Prof Didik J. Rachbini dan seorang pejabat tinggi di Kemendagri.
“Ada lima rekomendasi yang penting dicermati hasil seminar itu. Pertama usulan provinsi Madura secara hukum tata Negara legal namun perlu persiapan persiapan kajian akademis dan administratif. Kedua kajian potensi ekonomi juga penting dilakulan baik yang sudah dimiliki maupun upaya pengembangannya,” katanya.
Ketiga, kata Masrukin, dibutuhkan motivasi atau niat yang tulus dalam melibatkan seluruh stakeholder. Ke empat perlu dilakukan upaya massif berupa sarasehan dan seminar dengan seluruh komponen masyarakat sehingga provinsi Madura sesuai dengan keinginan masyarakat.
Yang terakhir, tambah Masrukin, dibutuhkan kesabaran, dalam proses ini membutuhkan waktu yang lama disamping regulasi yang belum memungkinkan. Seiring dengan dinamika politik masyarakat tentunya kondisi saat ini beda dengan saat awal ide Madura Provinsi digulirkan.
Masrukin mengakui dalam realitasnya masih banyak daerah otonomi baru yang tidak berkembang sesuai dengan yang diinginkan. Sehingga tujuan awal dibentuknya otonomi baru meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak sepenuhnya sesuai harapan.
“Maka saya sambut gembira tema menyongsong Madura Provinsi ini diangkat kembali oleh AJP. Plus bagi AJP saya berharap melalui kegiatan ini, kita bisa memikirkan kembali urgensi ide Madura Provinsi dengan situasi terkini,” pungkasnya. (mas)