Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Utama

Hewan Kurban di Jatim Surplus 1,9 Juta Ekor

Salah satu lapak penjualan hewan kurban di Pamekasan.

SURABAYA (global-news.co.id) – Pemprov Jatim bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) kabupaten/kota memastikan stok hewan kurban cukup menjelang Idul Adha 1445 Hijriyah dengan jumlah 2,4 juta ekor sedangkan kebutuhan hewan kurban di Jatim sebanyak 426 ribu ekor. Artinya ada surplus 1,9 juta ekor untuk memenuhi kebutuhan nasional. Hewan kurban itu juga terjamin dari sisi kesehatannya.

DKPP Pemerintah Kabupaten Madiun dan Pamekasan misalnya hingga sekarang belum menemukan gejala penyakit pada hewan yang akan dijadikan kurban. Artinya hewan kurban yang dijual baik di rumah-rumah warga atau di lapak-lapak pinggir jalan layak untuk dikonsumsi masyarakat saat merayakan Idul Adha 1445 H. DKPP Kab. Pamekasan telah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban sejak Senin (3/6/2024) lalu menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 H. Pemeriksaan dilakukan di lapak-lapak penjualan hewan kurban.

“Kami sudah menyusun jadwal pemeriksaan sampai hari Jumat ( 14/6/2024) besok, menjelang Idul Adha. Kami melakukan pemeriksaan di lapak-lapak penjualan hewan kurban di Pamekasan yang tersebar di beberapa tempat,“ kata Plt Kepala DKPP Pamekasan, Nolo Garjito, didampingi Slamet Budi Harsono, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Rabu (12/6/2024).

Beberapa lapak yang biasa menjadi tempat penjualan hewan kurban, antara lain, sepanjang Jalan Desa Laden yang banyak menjual sapi. Juga di Jalan Sersan Mesrul banyak orang menjual kambing. “Selain itu kami juga melakukan pemeriksaan rutin di pasar-pasar seperti Pasar Keppo,” ujarnya.

Langkah pemeriksaan itu dilakukan, kata Nolo, untuk memastikan bahwa ternak yang dijual untuk kurban benar-benar sehat. Selanjutnya DKPP membuat surat keterangan kesehatan hewan, bahwa yang dijual oleh para pedagang di lapak tersebut merupakan ternak sehat.

Namun Nolo mengaku selama ini tidak ditemukan hewan terutama sapi yang bermasalah. Sapi yang dijual untuk kurban rata-rata sehat. Masyarakat sudah tahu mana hewan sehat dan yang sakit. “Bila penjual menjual ternak sakit pasti tidak akan laku. Kami lakukan pemeriksaan untuk memastikan kesehatannya. Juga kesejahteraan hewan. Jadi yang dilihat juga ketersediaan pakan dan airnya, apakah pakan cukup dan air cukup. Jadi kesejahteraan hewan juga kami pantau di lapak- lapak hewan itu,” terangnya.

Nolo menegaskan bahwa kesejahteraan ternak atau ketersediaan pakan ternak juga aman karena para pedagang sudah menyetok di rumahnya, rerumputan dan hijauan pakan ternak yang dicadangkan untuk pakan ternak selama beberapa hari ke depan.

Terkait jenis sapi yang dijual beragam. Ada sapi madrasin yakni sapi hasil kawin silang, sapi limosin dan sapi Madura. Ada sapi Madura asli, kambing Madura, ada kambing kacang kambing yang kupingnya panjang, ada juga kambing peranakan etawa.

Total sapi dan kambing yang tersedia di lapak diperkirakan mencapai ribuan. Jumlah lapak yang ditangani petugas sekitar 25 lapak. Di Palengaan, di Desa Samatan Kecamatan Proppo juga ada sapi madrasin dan sapi lokal. Semua lapak yang menjual hewan dalam rangka hari raya kurban diperiksa untuk memastikan ternak yang dijual ternak sehat.

Dibanding tahun lalu, kata Nolo, jumlah hewan yang dijual di lapak-lapak tampaknya sama, dan juga sudah banyak hewan yang diberi tanda dengan cat di badan ternak sebagai tanda bahwa ternak itu sudah laku. “Alhamdulillah pedagang hewan ternak banyak yang laku dagangannya,” ucapnya.
Tim pemeriksa yang diturunkan ke lapangan melibatkan 4 Puskeswan, seperti Puskeswan kota membawahi Kecamatan Tlanakan, Pamekasan dan Proppo. Puskeswan Waru membawahi Kecamatan Pasean, Batumarmar dan Waru. Puskeswan Galis membawahi Pademawu, Larangan, Kadur dan Galis. Dan Puskeswan Pakong membawahi Pegantenan Palengaan dan Pakong. Dalam tim itu melibatkan para tenaga medis dan dokter hewan.

Nolo mengimbau agar pedagang menjual hewan yang terjamin kesehatannya. Pertama pastikan hewan itu untuk kurban, pastikan pakan dan air yang cukup atau kesejahteraan hewan terjamin. “Kalau ada masalah atau penyakit, segera menghubungi DKPP untuk dapat layanan kesehatan hewan,” pungkasnya.

Hal sama dilakukan DKPP Kab. Madiun. Saat dihubungi Rabu (12/6/2024), Kabid Peternakan DKPP Kab. Madiun, Drh V. Bagus Sri Yulianta, mengatakan, selama pemeriksaan hewan, baik di pinggir jalan maupun di rumah warga, pihaknya tidak menemukan gejala penyakit hewan yang akan dijadikan kurban. Dia menjelaskan selain memeriksa hewan yang dijual pedagang tersebut, petugas juga memberikan vitamin dan disinfektan.

Namun demikian dia mengimbau kepada masyarakat yang membeli hewan kurban agar berhati-hati dan waspada. Hendaknya membeli hewan kurban yang dijual di rumah warga ketimbang yang dijual di pinggir jalan. Hal itu, kata dia, terkait faktor kesehatan yang lebih terjamin di rumah warga daripada di pinggir jalanan. “Selain itu, kalau di rumah, asupan makanan dan minumannya lebih terjamin. Juga suhu udara lebih stabil di kandang hewan kurban di rumahan,” katanya.

Surplus 1,9 Juta

Sementara itu Pemprov Jatim juga memastikan ketersediaan hewan kurban yang layak dikonsumsi menjelang Idul Adha 1445 Hijriyah yang diperkirakan jatuh pada Senin (17/6/2024) mendatang. “Kami telah bekerja sama dengan Dinas Peternakan kabupaten dan kota untuk memastikan jumlah ketersediaan dan pemeriksaan kesehatan hewan kurban,” kata Adhy Karyono Penjabat (Pj) Gubernur Jatim melalui keterangan tertulisnya dikutip dari Antara.

Terdata jumlah total ketersediaan ternak siap kurban di Jawa Timur 2024 sebanyak 2,4 juta ekor. Sedangkan kebutuhan hewan kurban di Jatim sebanyak 426 ribu ekor.
Pj Gubernur mengungkapkan ketersediaan hewan kurban di Jatim surplus sekitar 1,9 juta ekor untuk memenuhi kebutuhan nasional. Lebih rinci, dari 2,4 juta hewan kurban yang tersedia, terdiri dari sapi sebanyak 597.943 ekor. Kebutuhan sapi terdata sebanyak 79.311 ekor, sehingga terdapat surplus 518.632 ekor.

Kemudian kambing tersedia sebanyak 1.310.245 ekor. Kebutuhan sebanyak 291.888 ekor sehingga surplus 1.018.357 ekor. Selain itu, ketersediaan domba sebanyak 519.832 ekor. Kebutuhannya sebanyak 55.431 ekor, sehingga surplus 464.401 ekor. Sementara itu ketersediaan kerbau sebanyak 1.981 ekor dengan kebutuhan hanya 17 ekor, sehingga terdapat surplus 1.964 ekor.

Adhy membandingkan pada 2023 kebutuhan hewan kurban di Jatim seluruhnya mencapai 349 ribu ekor. Pada 2024 diprediksi kebutuhannya akan mengalami kenaikan 22 persen atau mencapai 426 ribu ekor. Pj Gubernur Adhy juga memastikan hewan kurban di Jatim terbebas dari penyakit seperti Penyakit Mulut dan Kulit (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD).

“Seluruh hewan ternak yang dikurbankan harus sehat dan bebas dari penyakit. Maka seluruh peternakan dan sentra dari masyarakat telah melakukan antisipasi pemeriksaan dan sebagainya,” ucapnya.

Adhy juga memastikan tempat pemotongan dan petugas pemeriksa hewan kurban yang memadai. Tercatat oleh Dinas Peternakan Jatim ada sebanyak 30.229 lokasi pemotongan hewan yang tersebar di 38 kabupaten/kota.

Rinciannya sebanyak 131 Rumah Potong Hewan (RPH) dan 30.168 tempat di luar RPH seperti masjid dan pesantren yang telah mendapatkan izin dari pejabat berwenang di kabupaten/kota setempat untuk melakukan penyembelihan hewan.

Untuk menjamin keamanan dan kesehatan hewan kurban, dikerahkan sebanyak 153 petugas pemeriksa hewan kurban, terdiri dari pengawas bibit ternak dan pengawas mutu pakan untuk memeriksa kelayakan ternak kurban di tempat penjualan hewan kurban, serta 1.623 petugas pemeriksa kesehatan.

Penjualan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya diprediksi meningkat hingga 20 persen. Pada tahun sebelumnya, RPH menjual sapi kurban sebanyak 71 ekor.
“Di tahun ini kami optimistis bisa meningkat menjadi 100 ekor atau sekitar 20 persenan dari tahun lalu,” kata Direktur Utama Perusahaan Daerah RPH Surabaya Fajar Arifianto Isnuroho di kantornya, Senin (10/6/2024). (mas/her/ant)

baca juga :

Rugikan Masyarakat, Satgas Waspada Investasi Tindak 133 Fintech Ilegal

Redaksi Global News

Piala Asia U-20: STY Minta Timnas Indonesia Habis-habisan Lawan Uzbekistan

Masuk Jurang Resesi, Singapura Mulai ‘Tak Ramah’ pada TKA

Redaksi Global News