Global-News.co.id
Nasional Utama

BKKBN Ajak Wujudkan Keluarga Berkualitas Lewat Gerakan Kembali ke Meja Makan

SURABAYA (global-news.co.id) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menggaungkan Gerakan Kembali ke Meja Makan sebagai upaya meningkatkan ikatan emosional serta komunikasi antar anggota keluarga. Dalam rangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, BKKBN mewujudkannya dengan menggelar sarapan bergizi bersama keluarga yang diikuti ratusan keluarga yang hadir bersama putra-putrinya.

Kepala BKKBN Dr dr Hasto Wardoyo, SpOG mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk merekatkan hubungan orangtua dengan anak. Sehingga diharapkan tercipta keluarga yang harmonis dan sehat. Dengan begitu akan terbentuk sebuah keluarga yang berkualitas.

“Harus digaungkan terus menerus bahwa gerakan kembali ke meja makan itu penting. Untuk merekatkan antara anak dan orangtua dalam berkomunikasi secara rutin, bukan melulu sibuk dengan kegiatan masing-masing,” ujar dr Hasto pada acara Sarapan Bergizi Bersama Keluarga melalui Gerakan Kembali ke Meja Makan di Gedung Balai Diponegoro Semarang, Jumat (28/6/2024).

Mantan Bupati Kulonprogo ini menambahkan ada tiga keuntungan yang bisa didapatkan dalam gerakan kembali ke meja makan. Pertama adalah ajang curhat antar anggota keluarga. “Saat ini waktu untuk berkumpul bersama keluarga menjadi amat terbatas. Padahal komunikasi fisik menjadi sesuatu yang sangat menentukan keharmonisan rumah tangga,” tandasnya.

“Meja makan bisa jadi ajang curhat agar hubungan emosional lebih kuat antara orang tua dan anak. Anak punya saluran untuk mencurahkan persoalan yang terpendam,” lanjut Hasto.

Manfaat kedua, gerakan kembali ke meja makan juga menjadi momen yang pas untuk mentransfer nilai-nilai luhur, karakter, serta budaya kepada anak-anak.

“Orangtua bisa membimbing anak-anak menyelesaikan setiap persoalan yang muncul. Orangtua juga punya kesempatan untuk melihat perubahan perilaku anak termasuk ekspresi mereka,” katanya.

Diungkapkan, dari ekspresi anak nantinya bisa terlihat apakah ia mempunyai masalah yang terpendam. Tentu langkah ini menjadi bagus untuk melakukan pendekatan kepada anak.

“Yang ketiga berhubungan dengan stunting. Di meja makan juga disediakan makanan dengan gizi seimbang,” imbuhnya.

Tak hanya stunting, Hasto menyebut gerakan ke meja makan ini juga harus memperhatikan makanan gizi seimbang untuk para lansia. Mengingat dalam waktu dekat jumlah lansia di Indonesia sangat besar untuk itu para calon lansia dan lansia harus tercukupi kebutuhan gizinya agar menjadi lansia yang sehat.

Sebelumnya, Panglima Komando Daerah Militer IV Diponegoro, Mayjen TNI Dedi Suryadi juga sependapat dengan dr Hasto. Ia menilai zaman sekarang sangat sulit menemukan keluarga yang masih mempertahankan gerakan ini.

Dia berharap dari berkumpul di meja makan, keluarga dapat membangun kembali keharmonisannya. Tentunya tanpa harus bermain gadget masing-masing.

“Karena yang terjadi adalah makan itu masing-masing. Ibu bapaknya juga anaknya makannya sendiri-sendiri, apalagi di rumah tersedia internet, masuk kamar masing-masing deh,” kata dia.

Maka itu, lanjutnya, harus ada paksaan dengan melakukan gerakan ini. Tujuannya agar ada kerekatan satu sama lain.

“Saya berharap gerakan kembali ke meja makan ini dapat menjadi pengingat tradisi keluarga. Tentunya akan pentingnya berkumpul bersama,” ujar Dedi.

Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati menambahkan, gerakan kembali ke meja makan ini intinya adalah berkumpul dan bertemu.

“Gerakan ini pada intinya adalah ada diskusi kecil. Berkumpul dan bertemu dengan meletakkan handphone sejenak untuk membangun komunikasi antar anggota keluarga,” tutupnya.ret

baca juga :

Hadapi Persebaya Pelatih Borneo Cadangkan Boaz

Redaksi Global News

MTQ Cheng Hoo akan Dibuka Gus Ipul

Redaksi Global News

Liga Voli Korea: Red Sparks Siap Ubah Taktik Megawati Dkk

Redaksi Global News