PAMEKASAN (global-news.co.id) – Calon Jamaah Haji dengan status Cadangan harus siap menghadapi risiko saat keberangkatan ke Tanah Suci. Salah satu risiko itu adalah terpisah dari suami, istri, atau anggota keluarganya yang lain saat berhaji.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan, Dr H Mawardi MAg, kepada DutaIndonesia.com dan Global News, Rabu (17/4/2024), menegaskan, bahwa kasus terpisahnya antara suami- istri calon jamaah haji cadangan saat pemberangkatan haji terjadi hampir merata di setiap provinsi maupun daerah se- Indonesia. Hal itu terjadi terkait dengan kuota dan nomor urut porsi antara pasangan suami-istri tersebut.
Pasangan suami-istri jamaah haji cadangan pasti nomor urutnya berbeda. Karena itu sangat mungkin keduanya terpisah, satu bisa berangkat dan lainnya gagal berangkat.
“Kondisi itu hampir sama. Karena hal itu bergantung dengan kuotanya. Misal kuota Pamekasan ada 20 orang, sementara pada nomor urut 20 yang masuk suaminya, sementara istrinya berada di nomor urut 21, sehingga sudah ketemu di situ, maka istrinya tidak berangkat karena batas kuota tersebut, ” katanya.
Atas kasus seperti ini, Mawardi mengatakan ada dua pilihan antara lain mundur dari jamaah haji atau pisah antara suami dan istri. Kondisi seperti ini, kata dia, tidak hanya terjadi di satu titik daerah saja namun terjadi merata di setiap provinsi dan kabupaten-kota, karena memang faktor kuota dan nomor urut.
Terkait jumlah jamaah haji kuota cadangan Pamekasan yang telah melunasi Bipih sebanyak 190 orang. Namun diperkirakan yang bisa berangkat sebanyak 50 orang dari jumlah total cadangan sebanyak 325 orang.
“Ketentuannya cadangan itu harus melunasi Bipih semua, baik suami istri ataupun yang tidak. Hal ini antisipasi jika banyak jamaah nomor urut porsi regular tidak bisa berangkat sehingga porsi cadangan otomatis bisa berangkat semua,” tuturnya.
Namun, ternyata, kata Mawardi, jamaah haji non-cadangan yang melunasi Bipih juga sangat banyak. Sehingga yang bisa masuk dari cadangan itu hanya 50 orang. Akibatnya ada sekitar 140 porsi cadangan yang telah melunasi Bipih tapi diperkirakan belum bisa berangkat haji sampai hari ini.
“Nanti misalkan tahap kedua pelunasan masih ada kuota sisa, nanti dibuka lagi, tambahan kuota berikutnya. Seperti tahun lalu ada empat kali tahapan. Sambil menunggu info berikutnya, yang berangkat bisa bertambah,” jelasnya.
Jumlah jamaah haji asal Pamekasan total keseluruhan untuk pemberangkatan tahun 2024 antara non-cadangan dengan cadangan sebanyak 1.300 orang. Angka ini naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang jumlahnya 1.212 orang.
Mawardi berpesan bagi jamaah haji cadangan yang lunas tapi belum bisa berangkat tahun ini agar tetap bersabar, karena ibadah haji memang sesuai dengan panggilan Allah SWT. Dia berharap masih ada tambahan kuota sehingga semua cadangan bisa masuk porsi aman untuk berangkat haji.
“Apa pun keputusannya ini sudah menjadi aturan yang diatur oleh Siskohat. Tidak ada rekayasa, termasuk di porsi cadangan. Sementara bagi yang dipastikan berangkat saya mengimbau agar menjaga kesehatan karena ini sudah mau masa manasik haji,” pungkasnya. (mas)