SURABAYA (global-news.co.id) – Sejak dini, anak-anak perlu dikenalkan pada perilaku makan yang baik. Yang dimaksud dalam hal ini memakan makanan bergizi yang dibutuhkan tubuh sesuai Isi Piringku.
Menurut Ni Luh Putu Ayu Putri Sariningrat, penyuluh dari laboratorium gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, dengan menganut pola makan sesuai Isi Piringku, mereka diharapkan bisa memiliki status gizi yang normal. “Sehingga ke depannya mereka bisa menjadi generasi yang bebas dari berbagai masalah penyakit degeneratif, seperti jantung, ginjal,” ujarnya usia memberikan pemaparan tentang pentingnya gizi seimbang dalam seminar Isi Piringku yang diikuti para siswa SD di Kota Batu, Rabu (15/11/2023).
Isi Piringku merupakan pedoman yang disusun Kementerian Kesehatan agar masyarakat paham pentingnya makan sehat dengan gizi seimbang. Konsep Isi Piringku sebenarnya mendorong masyarakat untuk makan dengan gizi seimbang yang sebelumnya sulit dipahami. Dalam setengah dari Isi Piringku terdiri dari makanan pokok/karbohidrat (2/3) dan lauk (1/3) sedang setengah piring lainnya terdiri sayuran (2/3) dan buah (1/3).
Putri mengungkap ada anak-anak yang makan berlebih dan mengarah ke obesitas. “Ini berbahaya. Tapi ada juga anak yang makannya kurang, kurang protein, kurang sayur yang mengarah ke kurang gizi, bahkan ke anemia,” ujarnya dalam acara yang digelar Dinas Kesehatan Jawa Timur dalam rangkaian Hari Kesehatan Nasional ke-59.
Karena itulah Putri menegaskan, pola makan gizi seimbang ini harus diajarkan sejak awal, sehingga mereka (anak-anak) mempunyai perilaku makan yang benar. Mereka tahu di dalam porsi makannya itu berapa dia harus makan sumber karbohidrat, berapa harus makan protein, porsi sayur dan buahnya.
Hasil penelitian, lanjut dia, menyebutkan, masyakarat kita sebagian besar kurang mengonsumsi buah dan sayur. “Padahal buah dan sayur penting untuk pencernaan kita, untuk imunitas kita. Banyak vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya,” terang Putri.
Dengan mengajarkan perilaku makan yang baik sejak dini, harapannya
mereka memiliki status gizi yang normal, sehingga ke depannya menjadi generasi yang bebas dari berbagai masalah penyakit degeneratif. “Mereka tumbuh dengan optimal, produktif, kreatif, dan bisa membangun negara ini dengan baik, kuat, dan cerdas,” kata Putri yang berharap materi tentang gizi juga diajarkan ke anak-anak dari jenjang PAUD, TK, SD hingga SMA.
Agar penjelasan tentang Isi Piringku sampai ke peserta yang rata-rata kelas 4 dan 5 SD itu, Putri memulainya dengan menjelaskan ada makanan sehat dan ada makanan yang tidak sehat yang tidak dibutuhkan tubuh.
Saat diminta menyebutkan contoh makanan tidak sehat, ada yang menyebut makanan yang pedas, gorengan, makanan yang mengandung micin (MSG).
“Karena makanan sampah, dia tidak terlalu dibutuhkan tubuh. Makanan yg manis-manis juga tidak diperlukan banyak, karena sudah didapat dari karbohidrat. Sumber karbohidrat itu sendiri apa saja…,” terangnya yang dilanjutkan bertanya.
Dalam menjelaskan, Putri mengibaratkan tubuh dengan mobil. Mobil akan berjalan kalau ada energinya. Energi manusia didapat dari karbohidrat.
Namun diingatkan, konsumsi karbohidrat tidak boleh terlalu banyak, karena kalau kebanyakan potensi menyebabkan obesitas. Dalam sehari dibutuhkan 5 centong nasi
Dari karbohidrat, dilanjutkan ke protein. Para siswa diminta menyebutkan yang masuk kelompok lauk pauk sebagai penyumbang protein yang sangat dibutuhkan tubuh. “Protein itu bukan hanya protein, tapi di dalam bahan makanan itu juga terdapat zat besi, kalsium biar tambah tinggi, zink untuk pembentukan sel tulang tulang panjang bertambah. Bahan dasarnya protein asam amino akan merangsang hormon pertumbuhan. Sekarang anak-anak harus mengejar pertumbuhan yang 8 cm, karena itu harus ada protein hewani dan protein nabati,” terangnya.
Kepada para pelajar itu juga disampaikan sekali makan anak mem butuhkan 100-150 gram (1-1,5 entong) nasi, protein hewaninya satu porsi (satu potong sedang ayam/daging sapi/ikan), protein nabati (2 potong tempe atau satu potong tahu besar), sayur 100 gram, buah 100 gram. “Itu dalam 1 piring. Kita makan 3 kali sehari plus snack dua kali, pukul 10.00 dan 4 sore (antara jam makan pagi dan siang serta antara jam makan siang dan malam),” terang Putri.
Sementara Kepala UPT Laboratorium Herbal Materia Medika Batu, dr Ratna Yulianti, mengatakan kegiatan yang digelar di tempatnya ini diharapkan bisa
berlanjut secara kontinyu. “Karena awal dari generasi yang sehat itu dari anak dan remaja,” pungkasnya. (ret)