SURABAYA (global-news.co.id) – Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) mencatat kegiatan “Penelitian Belia Siswa SD-SMP” yang digelar oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya dalam buku rekor dengan kategori lomba dengan penelitian terbanyak, Rabu (4/5/2023).
“Banyak sekali judul penelitian, luar biasa bahkan ada yang menampilkan karya peraga. Ini kali pertama penelitian yang diikuti banyak siswa SD dan SMP,” kata Senior Manajer MURI Triyono kepada wartawan di Komplek Balai Pemuda Surabaya.
Diketahui, jumlah peserta ajang “Penelitian Belia Siswa SD-SMP” diikuti 2002 pelajar, dengan menampilkan 1.001 judul penelitian.
Di tempat yang sama, Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan dicatatnya kegiatan membuktikan bahwa guru SD dan SMP di Kota Surabaya memiliki kemampuan dan kualitas memunculkan sisi kreativitas para pelajar.
“Para guru menggerakkan anak-anaknya untuk mampu terus berkreasi, menggerakkan, menyemangati, hingga mampu melakukan penelitian,” kata Eri.
Dia menyebut kegiatan serupa tak hanya berhenti tahun ini saja. Sekalipun sudah tercatat dalam buku MURI, namun hal tersebut bakal terus dilakukan.
Menurutnya penghargaan tersebut baru langkah awal, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dispendik bakal berupaya menggagas ajang yang bisa menjadi ruang berkreasi bagi para pelajar.
“Mereka calon pemimpin sehingga terus mampu melakukan yang terbaik untuk Kota Surabaya,” ujarnya.
Eri juga meminta Dispendik Surabaya agar melakukan tahapan pengembangan hasil penelitian, setelah dilakukan penilaian orang juri.
“Setelah penelitiannya memenuhi syarat, kami sampaikan akan digunakan untuk kepentingan kota. Nanti kami juga akan sampaikan kepada masyarakat,” ucap dia.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh menyatakan bakal berkoordinasi dengan sejumlah kedinasan di lingkungan pemkot, terkait pengembangan dan pengenalan barang hasil penelitian para pelajar.
“Harapannya produk anak-anak ditindaklanjuti dan dikoordinasikan dengan Dinkop (Dinas Koperasi) dan lain-lain,” kata Yusuf.
Di sisi lain, pelaksanaan “Penelitian Belia Siswa SD-SMP” juga menyelaraskan dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Kemudian, Dispendik juga mempersiapkan model pola asuh untuk pengembangan peneliti.
“Kebetulan Kurikulum Merdeka banyak kegiatan projek, harapannya anak-anak akan terus aktif. Jadi tidak penelitiannya saja, tetapi juga skill,” tuturnya. (pur)