Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Utama

Naik Turun Harga BBM Non Subsidi Kini Sudah Biasa bagi Masyarakat Jatim

SURABAYA (global-news.co.id) – Perubahan harga BBM non subsidi menyesuaikan harga minyak dunia, mendapat tanggapan beragam dari masyarakat. Rata-rata mereka tidak terpengaruh dengan perubahan harga dikarenakan konsumen yang mengisi BBM non subsidi mengedepankan manfaat langsung yang terasa di mesin kendaraan mereka. Seperti dikemukakan Wahyu Aditya, karyawan swasta, pengemudi Innova yang setia menggunakan bahan bakar Pertamax bahan bakar RON 92 milik Pertamina.

“Ya kita di sini memang ada pilihan seperti Shell dan Exxon, namun saya berterimakasih masih ada Pertamina, setiap harga minyak dunia naik dia tidak langsung naik seperti kompetitornya, jadi masih agak menolonglah,” ungkapnya, Jumat (24/2/2023).

Lain halnya dengan Widya Kusuma, Karyawan Perbankan yang menggunakan bahan bakar Pertamax. Menurutnya, konsumen yang memilih BBM Non Subsidi memang mengetahui kualitasnya, sehingga tidak terlalu berpengaruh dengan naik turunnya harga BBM non subsidi tersebut.
“Namanya juga BBM non subsidi, kecuali subsidi ya mungkin banyak yang harus dipikirkan jika berubah, tapi saya loyal karena enak rasanya di mesin kendaraan saya, malah kalau pakai yang dibawahnya mesin lebih sering masuk bengkel,” ujar Widya.

Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unair Dr Wisnu Wibowo SE MSi mengatakan masyarakat harga memang terus mengikuti harga minyak dunia karena Indonesia saat ini adalah negara pengimpor minyak. Dan tentunya harus mengikuti harga dunia, apalagi fluktuasi terjadi karena banyak faktor mulai dari ketersedian pasokan dari negara penghasil minyak mentah hingga kondisi geopolitik pun mempengaruhi.

Di Indonesia ada 2 jenis BBM yang dijual, BBM subsidi dan non subsidi seperti Pertamax Series dan Dex Pertamina. Dan fluktuasi harga dilakukan untuk penyesuaian dan Pertamina selaku operator memang harus segera menyesuaikan harga agar saat terjadi kenaikan harga minyak dunia, harga lama tak membebani operatornya.

“Konsumen non subsidi harus bisa beradaptasi dengan penyesuaian ini. Tetapi memang perlu sosialisasi yang terus menerus agar saat harga meroket tajam, penyesuaian bisa dilakukan segera agar subsidi tidak jebol,” papar Wisnu.

Komaidi Notonegoro selaku Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, mengakui jika harga minyak mentah dunia turun, daftar harga BBM Non Subsidi tak seketika turun. Perlu evaluasi harga yang faktor perubahan harga itu tak hanya harga minyak mentah.

“Tak bisa dipungkiri di Asia Tenggara paling lama di Indonesia. Kalau di Malaysia dan Thailand sekitar 10 hari. Ada juga yang penentuan harga baru BBM setiap satu minggu dievaluasi, salah satunya Singapura. Kalau waktunya pendek ketika harga minyak turun jadi masyarakat konsumen lebih ingat satu minggu lalu habis turun (harga minyak) sehingga kalau turun (harga minyak) diturunkan harga BBM, jadi logis. Begitu juga kalau naik,” beber Khomaidi.

Menurut dia, sisi regulasi sebenarnya sudah diatur bagaimana secara berkala badan usaha, termasuk Pertamina, berhak melakukan evaluasi harga BBM non subsidi. Hanya ada batas atas maupun batas bawah sebagai pedoman bagi para badan usaha.

Sedangkan Josua Pardede selaku Chief Economist Bank Permata, mengeluarkan pendapat jika kebijakan penyesuaian BBM non-PSO (Pertamax Series seperti Pertamax, Pertamax Turbo, serta Dexlite dan Pertamina Dex) secara fluktuasi mengikuti penurunan harga minyak dunia tepat. Dan Pertamina tidak perlu menunggu instruksi dari Pemerintah dalam menyesuaikan harga BBM non-PSO.
“Badan Usaha memiliki kewenangan dalam menentukan harga BBM non PSO karena BBM tersebut sama sekali tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah,” akunya.

Sementara Ketua DPC Hiswana Migas Surabaya Ismed Jauhar mengaku jika pihaknya selalu siap dengan berbagai perubahan yang akan diterapkan oleh Pertamina. Termasuk fluaktuasi harga yang sudah diterapkan sejak lama. Hanya saja memang perlu sosialisasi terus menerus kepada pelanggan. “Kami sudah melakukan koreksi harga sesuai yang ditetapkan Pertamina sebagai mitra kami,” akunya.

Untuk diketahui harga BBM Pertamina di seluruh SPBU Indonesia mulai, Jumat (24/2/2023) mengalami penyesuaian harga kembali. Dilansir dari laman resmi PT Pertamina (Persero), harga BBM seperti Pertamax Turbo, dan Pertamina Dex telah mengalami kenaikan pada 1 Februari 2023 lalu. Kenaikan harga Pertamax Turbo dan Pertamina Dex tersebut berlaku di semua SPBU Pertamina dari Aceh, DKI Jakarta, sampai Papua.

Penyesuaian dan penetapan harga Pertamax Turbo dan Pertamina Dex mengacu pada regulasi pemerintah. Adapun regulasi yang dimaksud yaitu Keputusan Menteri ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis BBM dan Minyak Solar. Sementara itu, untuk BBM non subsidi lainnya seperti Pertamax dan Dexlite tidak mengalami perubahan harga. Harga Pertamax di Jatim kini Rp 12.800 Pertamax Turbo Rp 14.850 Dexlite Rp 16.150 Pertamina Dex Rp 16.850 per liter. (tis)

baca juga :

Porprov Jatim 2023: Bupati Mojokerto Lepas Kirab Api menuju Jombang

Redaksi Global News

Terpilih sebagai Ketua PWI Jatim, Lutfil Janji 1 Periode & Transparan

Redaksi Global News

Batuk? Stop Dulu Susu dan Kopi!

Redaksi Global News