
SURABAYA (global-news.co.id) – Walikota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan pengurus Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) harus mengetahui indikator warga miskin sebagai acuan kriteria penerima bantuan.
“Kami berharap RT/RW dan LPMK juga mengetahui indikator warga miskin sebagai acuan kriteria penerima bantuan,” kata Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/1/2023).
Walikota Eri mengatakan, ada beberapa kriteria masyarakat miskin berdasarkan standar penilaian yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Salah satu parameter warga yang hidupnya berada di garis kemiskinan adalah memiliki pengeluaran sekitar Rp690 per kapita. Sedangkan untuk parameter kemiskinan ekstrem yakni, pengeluaran per kapita di bawah Rp358 ribu.
Menurut Eri, hal itu sering disampaikan dalam pertemuan dengan RT/RW dan LPMK di Surabaya. Terakhir disampaikan di Gedung Serbaguna Sememi Kidul (GSSK), Surabaya, beberapa hari lalu. Dalam pertemuan itu, Eri menerima beragam aspirasi, saran hingga keluhan yang disampaikan langsung para pengurus wilayah.
Meski demikian, dalam satu tahun terakhir, jumlah warga miskin di Kota Surabaya turun drastis. Tercatat pada awal tahun 2022, jumlah warga miskin di Kota Pahlawan mencapai 1,3 juta jiwa dan saat ini menjadi 219.427 jiwa atau turun drastis sekitar 83,1 persen.
Cak Eri panggilan lekatnya memastikan, Pemkot Surabaya akan terus berupaya mengentas 219.427 jiwa atau 75.069 KK agar lepas dari kemiskinan. Dalam jangka waktu satu tahun ke depan, sebanyak 75.069 KK itu ditargetkan segera bisa lepas dari garis kemiskinan.
“Targetnya satu tahun. Kami bergerak bersama dengan RW-nya. Karena saya ingin membangun Surabaya ini dengan guyub rukun,” ujar dia.
Menurut dia, intervensi yang diberikan pemkot tak hanya dilakukan kepada warga miskin, namun juga dilakukan terhadap warga yang rentan atau pra miskin. Kedua kategori ini mendapatkan intervensi yang sama seperti bantuan seragam, sekolah gratis, BPJS Kesehatan hingga pekerjaan.
Saat ini, kata dia, pemkot akan terus peduli terhadap upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. Salah satu upaya yang sedang digeber pemkot saat ini adalah melalui program padat karya.
“Kalau kemiskinan hanya dikasih bantuan-bantuan saja tidak dipikirkan pekerjaan apa, maka hari ini dia hanya menerima bantuan tapi tidak tahu di tahun depan mau apa. Makanya di Surabaya ini ada pembuatan paving, cuci mobil dan macam-macam yang itu tujuannya untuk mengentas kemiskinan,” kata dia. (pur)