Global-News.co.id
Secangkir Kopi

Inovasi Sektor Pangan

KABAR yang disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa usai menghadiri pelantikan Prof Dr Arif Satria, SP, MSi sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) periode 2023-2028 di Graha Widya Wisuda Kampus IPB Dramaga Bogor, Rabu (18/1/2023), sungguh menggembirakan. Pemprov Jatim telah menjalin kerjasama dengan IPB untuk peningkatan sektor pertanian dan pengembangan desa dengan berbagai inovasi di sektor pangan.

Saat ini sektor pertanian mengalami tantangan yang cukup signifikan terutama karena perubahan iklim global. Berbagai analisis menunjukkan ancaman krisis pangan yang dialami oleh umat manusia. Maka Indonesia dapat mengambil peluang tersebut dengan menjadi kekuatan baru di sektor pangan. Karena itu semua kalangan berharap IPB mampu hadir memberikan solusi dan inovasi dalam pengembangan sektor pangan. Apalagi diperlukan intervensi sains atau akademik untuk membantu petani Indonesia dalam mengatasi berbagai hambatan serta meningkatkan hasil panen.

Seperti kita ketahui, pembangunan desa menjadi kunci pembangunan nasional. Menjadikan desa yang modern berbasis teknologi merupakan keharusan sehingga ekonomi desa pun terus menggeliat yang dampaknya cukup besar, seperti mengurangi angka pengangguran di desa, mencegah urbanisasi, yang tentunya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini juga mempengaruhi kehidupan di kota mengingat pusat-pusat kegiatan ekonomi tidak lagi hanya di kota tapi juga menyebar hingga pelosok desa.

Karena itu membangun desa harus dilakukan menyeluruh. Mulai dari hulu hingga hilir. Misalnya sektor pertanian, tidak hanya menggarap sektor produksi tapi juga sampai pemasarannya. Sebab, petani juga sering menghadapi masalah harga produk pertanian yang anjlok saat panen karena permainan tengkulak.

Untuk itu Pemprov Jatim dan IPB sudah meneken Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani Gubernur Khofifah dan Rektor IPB pada Januari 2022 lalu. MoU tersebut berisi kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengembangan SDM.

MoU ini sekaligus menjadi bagian penguatan program One Village One CEO–sebuah program yang akan mampu mengidentifikasi lebih detail kekhususan yang dimilki sebuah desa dengan managerial skill yang lebih bagus. Harapannya, ke depan akan dapat mendorong desa tersebut menjadi desa maju dan mandiri. Ini hanya salah satu contoh saja. Masih banyak inovasi pangan yang perlu diterapkan di Jatim. (*)

baca juga :

Ketersediaan Sembako

Redaksi Global News

Prokes Harus Ketat

gas

‘Bo Derek’ dan Bul

gas