Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Metro Raya Utama

Pemkot Surabaya Manfaatkan Aset Lahan Kosong untuk Padat Karya

Pemkot Surabaya memanfaatkan aset lahan kosong untuk padat karya

SURABAYA (global-news.co.id) – Pemerintah Kota Surabaya memanfaatkan asetnya berupa lahan kosong atau lahan tidur seluas 9,5 juta meter persegi tersebar di berbagai penjuru Kota Pahlawan, Jawa Timur, untuk program padat karya.

Walikota Surabaya Eri Cahyadi, mengatakan, lahan tidur atau Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) yang selama ini terbengkalai, kini dioptimalkan untuk sektor pertanian dan nonpertanian seperti usaha cuci mobil, laundry, menjahit, rumah produksi batik, kafe hingga sentra wisata kuliner.

“Untuk mengentas kemiskinan, gizi buruk dan stunting, harus ada pekerjaan untuk warga, terutama MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Harapan kami program padat karya bisa berjalan untuk memberikan pekerjaan kepada MBR itu,” kata Cak Eri panggilan lekatnya.

Menurut dia, posisi Pemkot dalam hal ini adalah sebagai fasilitator, yakni memiliki tugas untuk menunjang kegiatan masyarakat dan meningkatkan pendapatan, sekaligus menaikkan taraf hidup warga. Makanya, kata dia, lahan tersebut harus diutamakan untuk tenaga kerja yang berasal dari MBR Kota Surabaya.

“Jumlah MBR di Surabaya harus terus berkurang. Bagaimana caranya? Pemkot bersama DPRD Surabaya dan stakeholder saling bersinergi untuk mengentas kemiskinan itu. Salah satunya melalui program padat karya ini,” ujar dia.

Dia juga meminta warga yang mengelola lahan itu tidak perlu khawatir soal kemampuannya dalam mengelola lahan. Sebab, lanjut dia, para MBR itu akan mendapat pendampingan dan pelatihan dari para ahli dan jajaran Pemkot Surabaya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Surabaya Ira Tursilowati menjelaskan total aset Pemkot Surabaya yang tersebar di berbagai sudut kota sebanyak 64,4 juta atau 64.496.988,25 meter persegi.

Aset sebanyak itu dimanfaatkan untuk pelayanan publik sebanyak 46.740.406,12 meter persegi atau sekitar 72 persennya. Kemudian dipakai untuk IPT, HGB/HPL atau yang digunakan untuk perizinan dan itu disewakan sebanyak 8.201.210,13 meter persegi atau sekitar 13 persennya.

“Nah, tanah kosong atau lahan kosong milik pemkot itu sebanyak 9.555.372 meter persegi. Ini sudah termasuk beberapa aset yang diselamatkan oleh pemkot dengan bantuan pihak kejaksaan. Aset lahan kosong inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk mengembangkan program padat karya,” ujar dia.

Data terbaru hingga saat ini, padat karya atau biasa disebut rumah padat karya sudah berjalan dan sudah diresmikan di 20 lokasi. Di tempat tersebut, jenis usaha yang dikembangkan bermacam-macam, mulai dari perikanan dan budidaya perikanan, pertanian, pembuatan paving, hingga dibuat café yang dilengkapi juga dengan cuci motor dan mobil.

“Bahkan, ada beberapa pula yang dibuat laundry, vermak dan service HP. Ada pula yang dibuat ternak lele, rumah batik dan ada pula yang dibuat rumah maggot. Jadi, bermacam-macam sesuai kondisi di lapangan,” kata dia.

Selain 20 lokasi itu, kini pemkot juga sudah menyiapkan 14 lokasi untuk rumah padat karya. Bahkan, empat rumah padat karya itu sudah siap diresmikan dalam waktu dekat.

“Tentu ini akan terus kami kembangkan untuk mengoptimalkan aset-aset pemkot yang selama ini masih menjadi lahan kosong,” ujar dia. (pur)

baca juga :

Kapolresta Sidoarjo Pantau Gerai Vaksinasi 24 Jam, Antisipasi Covid Meningkat

TPA Randegan Kota Mojokerto Banjir Pujian

Redaksi Global News

April, Penjualan Mobil Anjlok 90 Persen

Redaksi Global News