Global-News.co.id
Secangkir Kopi

Impor Beras

Belakangan ini pengiriman beras dari sejumlah sentra beras mulai “melambat”. Ada apa? Bisa jadi hujan yang terus menerus mempengaruhi tingkat produksi. Di saat seperti, harga beras mulai merangkak naik. Hanya, di saat petani menikmati manisnya harga beras, impor beras mulai digaungkan.

Seperti biasa, bila produksi beras di dalam negeri menurun, impor menjadi jalan keluar. Seperti biasa pula, bila beras impor berdatangan, harga di pasaran pelan-pelan turun. Pertanyaannya, sejauh mana penurunan harga tersebut bisa “ditolerasni”. Artinya tidak terlalu memukul petani dengan harga beras di pasaran yang terjadi, akibat masuknya beras impor.

Seperti diketahui, Bulog menyarankan impor beras segera dilakukan mengingat stok beras cadangan pemerintah (CBP) saat ini hanya separuh dari target 1,2 juta ton. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyarankan pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri atau impor. Bahkan, impor harus segera dilakukan.

Pasalnya, Buwas, panggilan akrabnya, menuturkan stok CBP saat ini hanya 651 ribu ton atau separuh dari target sebanyak 1,2 juta ton. Stok CBP menipis karena penyerapan beras di tingkat produsen menurun seiring dengan pasokan yang terbatas dan harga jual yang tinggi.

“Dari target yang kita alokasikan, kita sudah kumpulkan semua penggilingan dengan mitra kita. Yang tadinya sudah disepakati sampai Desember 2022, kita bisa serap 500 ribu ton sudah ada kontraknya, tapi sampai hari ini kita hanya mampu menyerap 92 ribu ton,” tutur Buwas, dilansir Antara, Rabu (16/11).

Kelangkaan beras atau gabah di tingkat produsen karena produksi yang menurun. Hal ini dikarenakan perubahan cuaca yang menyebabkan gagal panen di sejumlah wilayah. Selain ada anomali cuaca, kita harus sadari kita tidak bisa pastikan hasil panen sesuai dengan fakta di lapangan, pasti produktivitas gabah pasti turun. Karena di beberapa wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, juga terendam banjir sawah yang sudah mau panen, sehingga mempengaruhi jumlah yang akan panen.

Memang tak ada jalan lain bila produksi di dalam negeri terjadi penurunan, maka imporlah menjadi jalan keluarnya. Hanya saja, yang perlu kita perhatikan, jumlah impor itu jangan sampai merusak harga di dalam negeri, sehingga petani merugi. Karena itulah, angka kekurangan untuk dalam negeri itulah yang harus diimpor, sehingga anatar kebutuhan dan stok setidaknya seimbang, sehingga tak merusak harga beras di dalam negeri.(*)

baca juga :

Stop Obat Sirup

Redaksi Global News

Bunga Acuan Naik Lagi

Redaksi Global News

Tahun Politik dan Ekonomi