SIDOARJO (global-news.co.id) – Provinsi Jawa Timur menargetkan penurunan angka stunting hingga di angka 18% pada 2022 dan 14 % pada 2024. Untuk mencapai ke angka tersebut di tahun 2024 dibutuhkan kerjasama semua stakeholder untuk melakukan mendorong tercapainya target nasional.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD mengatakan hal tersebut dalam Rakor Optimalisasi DAK Sub Bidang KB dalam Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur Tahun 2022 di Sidoarjo, Selasa (18/10/2022).
Menurut Erwin, dari semua upaya, yang terpenting dan harus bisa dilakukan adalah memastikan seluruh masyarakat Jawa Timur masuk ke dalam sistem sehingga mampu mengubah perilaku akan kepedulian terhadap asupan nutrisi. “Bonus demografi akan menjadi beban kalau SDM-nya tidak unggul,” tandasnya dalam Rakor yang diikuti seluruh Kepala OPD-KB se-Jawa Timur.
Erwin menegaskan, yang menjadi tugas pemerintah saat ini adalah bagaimana menciptakan sistem yang bisa diikuti oleh seluruh masyarakat. Dengan begitu pada 10-20 tahun yang akan datang, akan lahir SDM-SDM Indonesia yang unggul.
“Stunting adalah masalah yang berkaitan dengan gagal tumbuh anak. Di mana pada lima tahun pertama merupakan masa emas anak untuk tumbuh kembang. Untuk itu, ada Posyandu yang terus membantu orangtua dalam memantau tumbuh kembang anak,” paparnya.
“Dengan masuknya masyarakat ke dalam sistem, maka diharapkan angka stunting di Tahun 2025 akan semakin turun dibanding angka stunting di 2024,” lanjutnya.
Selain itu, seiring masuknya masyarakat ke sistem yang ada, diharapkan ada perubahan perilaku masyarakat untuk terus memperhatikan asupan nutrisi keluarga. Di mana, saat ini pemerintah melalui berbagai program sudah memberikan bantuan langsung tunai yang diharapkan bisa digunakan dengan sebaiknya untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Erwin berharap, ke depan masyarakat tetap tetap bisa memenuhi kebutuhan asupan nutrisi dengan bahan lokal yang ada di sekitar mereka.
Pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, menjelaskan kepemilikan beberapa program terkait pemenuhan asupan nutrisi dengan memanfaatkan bahan lokal yaitu program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting). Banyak ragam menu makanan sehat untuk atasi stunting di Kampung Keluarga Berkualitas.
“Melalui DASHAT ini diharapkan akan bermunculan menu-menu masakan baru dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang kandungan asupan nutrisinya tinggi. Selain itu juga murah meriah sehingga terjangkau masyarakat,” papar Erna.
Dikatakan, untuk meningkatkan upaya bersama dalam menurunkan stunting di Jatim, tersedianya Dana Alokasi Khusus (DAK) –bantuan dari Pemerintah Pusat untuk Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam menjalankan pembangunan yang termasuk dalam Prioritas Nasional yang dilaksanakan oleh daerah—dimaksudkan agar pemerintah daerah mampu menutup gap/jarak antara kemampuan daerah dengan target-target yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam prioritas nasional.
“Kita harus dapat memanfaatkan dengan baik ketersediaan DAK dan BOKB tersebut, untuk mendongkrak capaian kinerja kita dalam pembangunan di daerah yang termasuk Prioritas Nasional. Stunting sendri saat ini menjadi Prioritas Nasional hampir di segala bidang pembangunan,” terangnya.
Rakor yang berlangsung 18-19 Oktober 2022 ini juga menghadirkan Sekretaris Utama BKKBN, Drs Tavip Agus Rayanto, Inspektorat Wilayah 1 BKKBN, Chinggih Widanarto dan Biro Perencanaan BKKBN. (ret)