Global-News.co.id
Kesehatan Nasional Utama

Kasus GGAPA di Jatim Bertambah, Masyarakat Diimbau Tingkatkan PHBS

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD, KPTI

SURABAYA (global-news.co.id) – Kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Jawa Timur bertambah. Berdasarkan update data kasus GGAPA per tanggal 22 Oktober 2022 pukul 09.30 terjadi penambahan, yang semula 23 kasus menjadi 30 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD, KPTI menjelaskan, jumlah kasus yang dilaporkan tersebut merupakan kasus Atypical Progressive Acute Kidney Injury/GGAPA. “GGAPA ini merupakan penyakit gangguan ginjal yang belum diketahui penyebabnya,” ujar dr Erwin dalam rilisnya Senin (24/10/2022).

Untuk mencegah penambahan kasus, Erwin mengimbau seluruh masyarakat Jatim, jika terjadi sakit apapun pada anak, hendaknya jangan diobati sendiri, jangan minum obat sirup tanpa petunjuk dari dokter. “Segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga bisa ditangani sejak awal,” katanya.

Sebagai upaya pencegahan (preventif), masyarakat diimbau untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). “Upayakan pemenuhan nutrisi yang baik, berupa makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir, hindari kerumunan dan kontak udara dingin berlebihan,” lanjut Erwin.

Diungkapkan, GGAPA yang dilaporkan di Indonesia, khususnya di Jatim, terjadi pada anak usia 0-18 tahun. Mayoritas pada anak balita usia 1 – 5 tahun.

Gejalanya berupa penurunan volume/frekuensi urin (oliguria) atau tidak ada urin/ tidak kencing sama sekali (anuria), disertai atau tidak disertai dengan gejala demam/ gejala prodromal lain (batuk, pilek, sesak, muntah, diare).

Erwin berpesan jika ada anak dengan gejala tersebut maka segera periksa ke dokter. Demikian juga kalau kencingnya tidak ada masalah, tapi ada gejala flu, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, jangan sampai terjadi gejala lanjut berupa oliguria maupun anuria.

Dari 30 kasus di atas, sebanyak 16 orang meninggal, 8 orang sembuh, 5 orang sedang dirawat dan 1 orang dinyatakan exclude. Sementara dari 16 kasus meninggal, terdapat 4 pasien yang berdomisili di luar Jawa Timur.

Pasien yang masih dalam perawatan tersebar di beberapa RS, antara lain 1 orang di RSUD dr Soetomo Surabaya, 1 orang di RSUD Dr Syaiful Anwar Malang, 1 orang di RS Premier Surabaya (rawat jalan), 1 orang di RS Universitas Muhammadiyah Malang, dan 1 orang domisili Jawa Timur tapi dirawat di RSUP dr Sarjito Jogjakarta. (ret)

baca juga :

Raih Penghargaan Proklim Lestari, Ketua RW 03 Jambangan: sebagai Penyemangat

Redaksi Global News

Ipar Jokowi Dikabarkan Mundur dari Bakal Cabup Gunung Kidul

Redaksi Global News

April-Mei, Pemkot Surabaya Gratiskan Retribusi Air PDAM bagi MBR