Global-News.co.id
Jember Raya Nasional Utama

Lokakarya Pembelajaran Penanganan Pasca Bencana APG Semeru, Bupati Lumajang Jadi Pembicara

Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq) menjadi narasumber lokakarya dalam sesi “Pembelajaran dari Penanganan Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru

JAKARTA (global-news.co.id) – Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq) menjadi narasumber lokakarya dalam sesi “Pembelajaran dari Penanganan Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur”.

Lokakarya tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bekerja sama dengan Sub Klaster Shelter sebagai bagian dari Klaster, dan diikuti sejumlah Relawan Penanganan Bencana, dan juga staf dari Kemenko PMK, bertempat di Hotel Morrissey, Jakarta, Senin (19/9/2022).

Dalam paparannya, Cak Thoriq menguraikan rentetan kejadian Awan Panas Guguran (APG) Semeru mulai dari hari pertama penanganan bencana, hingga proses relokasi yang dilalui banyak pro-kontra.

Menurutnya, sebagai kebutuhan strategis pasca bencana, penyediaan pemukiman atau perumahan merupakan langkah pemerintah yang dari waktu ke waktu perlu ditingkatkan, untuk menjadi pembelajaran dan perbaikan dalam mengambil kebijakan pasca bencana terjadi.

“Mengambil pengalaman-pengalaman lapangan dari kabupaten/kota maupun provinsi yang telah melakukan tanggap darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi, penyediaan pemukiman atau perumahan merupakan sebuah upaya yang tepat saat penanganan pasca bencana, terutama Penanganan Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, yang terjadi pada 4 Desember 2021 lalu.

Asisten Deputi Penanganan Pasca Bencana Kemenko PMK, Nelwan Harahap, menyampaikan, setiap kejadian bencana, umumnya sektor shelter dan permukiman merupakan kebutuhan yang mendesak dan dibutuhkan oleh banyak warga terdampak. Dan, seiring dengan meningkatnya kejadian bencana, semakin banyak lembaga-lembaga non pemerintah yang bergerak di sektor shelter dan permukiman.

Nelwan juga menyampaikan, pengalaman Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, seperti penanganan bencana di Sulawesi Tengah, Lombok, NTT (akibat Badai Seroja), serta Sumatera Barat, menunjukkan beragam tantangan dan pembelajaran yang perlu didokumentasikan dan dianalisis, untuk menyusun dan menguatkan strategi penanganan shelter dan pemulihan permukiman pasca bencana.

Menurutnya, penanganan bencana di Lumajang untuk Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru pada tahun 2022 yang berjalan secara unik, dimana penyediaan hunian tetap berjalan lebih cepat daripada hunian sementara, yang kemudian disebut dengan hunian pelengkap.

Kemudian, peran dan hubungan pemerintah daerah dan lembaga-lembaga non pemerintah dalam merespon kebutuhan hunian di Lumajang akibat APG Gunung Semeru menjadi hal yang menarik untuk dijadikan pembelajaran, berikut pelibatan masyarakat di dalamnya.

Oleh karena itu, diharapkan agar para kepala daerah lain bisa mencontoh Percepatan Penanganan Bencana hingga Percepatan Progress Pembangunan Hunian Relokasi, baik hunian tetap dan hunian sementara yang ada di Kabupaten Lumajang. (kmf, uja)

baca juga :

Perkuat Ikon Kota Santri, Bank Jatim Revitalisasi Alun-alun Kabupaten Jombang

Redaksi Global News

Tak Hadir Sidang, Djoko Tjandra Tulis Surat dari Malaysia Minta Sidang Virtual

Redaksi Global News

Siloam dan BNI Luncurkan Produk Co-Branding Kartu Kredit BNI x Siloam Hospitals

Redaksi Global News