Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Nasional Utama

Buka EJI 2022, Gubernur Khofifah Pastikan Jatim Beri Kemudahan Investasi

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Rabu (14/9/2022) membuka East Java Investival (EJI) 2022

SURABAYA (global-news.co.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Rabu (14/9/2022) membuka East Java Investival (EJI) 2022 di Convention Hall Tunjungan Plaza 3 Surabaya.

Acara giat investasi yang diselenggarakan Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Atap (DPM PTSP) Jatim, kali ini mengambil tema East Java Invesment Week dan digelar 14-16 Oktober 2022.

Melalui EJI 2022 ini, Gubernur Khofifah berharap akan semakin menggaungkan nama Jawa Timur sebagai primadona investasi di Indonesia. Kemudahan investasi menjadi daya tarik utama bagi para investor yang akan menanamkan modalnya di Jatim. Di sisi lain, tingkat daya saing Jatim berada di posisi kedua setelah DKI Jakarta.

“Jika pertumbuhan ekonomi nasional tercatat impresif, maka Jawa Timur lebih impresif. Pertumbuhan investasi dan ekonomi ini sesungguhnya hasil sinergitas yang terbangun dari semua pihak,” ungkap Khofifah.

Gairah investasi di Jatim terbukti dengan tingginya kinerja investasi yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II tahun 2022. Pada periode tersebut, realisasi investasi Jawa Timur meningkat mencapai 69,2% (y-o-y) . Realisasi investasi ini bahkan melampaui realisasi nasional sebesar 35,5% (y-o-y).

Kinerja investasi pada triwulan II ini terdiri dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat sebesar 198,1%. Sedangkan pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 34,1%.

Jatim menunjukkan pemulihan ekonomi yang cepat. Ini karena ekonomi Jatim tumbuh sebesar 5,74% (YoY) pada triwulan kedua 2022 dengan kontribusi perekonomian terhadap Pulau Jawa sebesar 25,30% dan 14,30% terhadap provinsi lainnya di Indonesia.

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, realisasi PMA tersebut paling tinggi berasal dari Amerika Serikat dengan share 43,8% atau senilai Rp4,94 triliun, kemudian RRT sebesar 19,2% dengan nilai Rp 2,16 triliun, Singapura 15,1% dengan nilai Rp 1,7 triliun, Jepang 9,7% dengan nilai Rp 1,1 triliun dan Samoa Barat 2,4% dengan nilai Rp 0,28 triliun.

Angka ini, sebut Khofifah, menunjukkan bahwa investasi di Jatim jauh lebih efisien dibanding rata-rata investasi di Indonesia pada tahun 2021.

Khofifah menambahkan, kinerja investasi ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi di Jatim. Sehingga, Jatim mampu melakukan upaya pemulihan ekonomi yang cepat. Pada triwulan kedua, pertumbuhan ekonomi Jatim bergerak positif sebesar 5,74%. Angka tersebut mampu memberi kontribusi perekonomian terhadap provinsi di Pulau Jawa sebesar 25,30% dan 14,30% terhadap 34 provinsi lainnya di Indonesia.

“Kami berharap upaya-upaya komprehensif yang telah dilakukan dapat meningkatkan kinerja investasi di Jawa Timur, yang selanjutnya dapat berimbas pula pada pemulihan ekonomi masyarakat Jawa Timur,” kata dia.

Orang nomor satu di Jatim tersebut optimistis, dengan meningkatnya kinerja investasi akan selaras dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Terutama, memberikan dampak signifikan pada penurunan kemiskinan dan pengangguran di Jatim.

“Selain menunjukkan potensi Jatim sebagai primadona investasi, seyogyanya EJI 2022 ini akan memberikan tetesan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Khofifah menegaskan, investasi yang didukung dengan sinergitas yang baik antara berbagai perusahaan, lembaga, dan instansi akan memberikan penguatan bagi pertumbuhan ekonomi yang eksklusif di Bumi Majapahit. Hal ini juga dipandangnya dapat menekan laju inflasi di provinsi paling timur ujung Pulau Jawa ini.

“Lalu di sini ada juga daerah-daerah penghasil komoditas tertentu, sedangkan daerah lainnya ada yang kekurangan komoditas tersebut. Adanya investasi memungkinkan kita untuk mendukung hal ini dan pengendalian inflasi dapat kita lakukan bersama,” terangnya.

“Mari kita bangun konektivitas. Bagaimana dalam hal ini kerjasama antar instansi, perusahaan, dan daerah dapat kita bangun semaksimal mungkin,” ajak Khofifah.

Di akhir sambutannya, Khofifah juga menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai pihak yang berkontribusi pada investasi dan pertumbuhan ekonomi di Jatim.

“Strong partnership yang terbangun ini luar biasa. Baik dengan Pemprov dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, seluruh Bupati dan Walikota, serta instansi vertikal. Juga terima kasih kepada investor dalam dan luar negeri yang telah memercayakan investasinya di Bumi Majapahit,” ujar Khofifah.

Progam dan acara EJI kali ini meneruskan EJI tahun-tahun sebelumnya. “EJI 2022 sekaligus menandai bangkitnya investasi, ekonomi dan pembangunan di Jawa Timur,” kata Aris Mukiyono, Kepala DPM PTSP Jatim.

Selain membuka gelaran EJI 2022, Gubernur Khofifah juga menyerahkan langsung piagam penghargaan kepada pelaku usaha dan pemenang Duta Investasi di Jatim selama 2021.

Untuk Kategori Penanaman Modal Asing (PMA) penghargaan akan diberikan kepada PT Freeport Indonesia (USA), kedua PT Nestle Indonesia (Swiss) dan ketiga PT New Asia International (Hongkong).

Sedang untuk kategori Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) diberikan kepada PT Waskita Bumi Wira (Gresik), PT PP Property Surabaya dan PT Perkebunan Nusantara X (Kediri).

Selain itu, juga dilakukan penandantanganan MoU antar pihak swasta dengan swasta. Dan perjanjian kerjasama antara DPM PTSP Jatim dengan DPM PTSP Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Jawa Tengah dan Surabaya.

Sebagai informasi, pada EJI 2022 digelar seminar dan pameran forum bisnis. Selain itu, juga diadakan kegiatan memberikan layanan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM Jawa Timur yang terbuka untuk masyarakat umum. NIB berfungsi bagaikan KTP bagi seorang pengusaha yang berarti, dengan adanya NIB maka sebuah usaha telah memiliki identitas yang jelas di pemerintahan. (jtm, ins)

baca juga :

Belum Satu Tahun, Pakde Karwo Mundur dari Jabatan Komut SMGR

Redaksi Global News

Lahan Pabrik Karung Goni Ngagel Bakal Dibangun Rusunawa

Redaksi Global News

Bupati Baddrut Tamam Terima Bantuan CSR dan Korban Longsor dari BRI Pamekasan

gas