“Saya bersaksi bahwasannya Herman Halim adalah orang baik”.
Oleh Erfandi Putra
(Pemred Koran Global News)
KALIMAT itu saya ucapkan ketika menerima kabar bahwasannya Herman Halim berpulang. Saya mendengarnya dari salah satu orang dekat almarhum, sekitar pukul 17.00 (WIB). Pengumuman resmi dari pihak keluarga, Herman Halim meninggal pada Kamis, 11 Agustus 2022, pukul 16.56 (waktu Singapura) di Mount Elizabeth Hospital Singapore.
“Satu lagi, orang yang saya anggap mempunyai arti penting dalam perjalanan hidupku telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Sedih. Sudah barang tentu. Inilah kehidupan manusia. Tak ada keabadian. Saya hanya akan melaksanakan wejangannya. Terutama pentingnya kejujuran dalam kehidupan,” kata ‘suara hati’ saya.
Lalu, saya menghentikan ketukan jari pada keyboard komputer saya. Saya menghentikan mengetik berita. Saya memang menyelesaikan tulisan Majalah Global Energi waktu itu.
“Ya Allah ampunilah dosa-dosa almarhum dan terimalah semua amalnya. Masukkan almarhum dalam surgaMu kelak ya Allah,” begitu doa saya ketika itu.
Setelah itu, di grup WA Cheng Hoo dan PITI Jatim-Surabaya, terus mengalir ucapan belasungkawa. Hampir semua yang berkomentar memberikan kesaksian bahwasannya almarhum orang baik. Tenang. Pandai bergaul. Tidak pilih-pilih teman. Visioner. Tenang dalam berbagai kesempatan, dan masih banyak lagi. Secara umum sejumlah anggota grup menilai bahwasannya almarhum orang baik.
Lalu, saya teringat akan kebaikan-kebaikan almarhum. Sejak saya menjadi wartawan ekonomi Harian Surabaya Post tahun 1989, sosok nama itu mulai saya kenal. Semakin mengenal, setelah Herman Halim menjabat Dirut Bank Maspion sejak tahun 1991 sampai akhir hayatnya, 11 Agustus 2022. Kurang lebih 31 tahun almarhum menjadi Dirut Bank Maspion. Sebuah prestasi. Jarang atau mungkin tak ada seseorang menjabat Dirut sebuah bank selama selama 31 tahun.
Namanya sering menghiasi halaman sejumlah koran waktu itu. Apalagi setelah Herman Halim menjabat Ketua Perbanas Jatim (1997-2016). Dia memang dekat dengan para jurnalis. Dia tidak “pelit” untuk menjawab berbagai wawancara.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan jurnalis dengan nilai berita yang tinggi, sehingga tak jarang berita-berita yang menyangkut perbankan dengan nara sumber Herman Halim menjadi berita yang berbobot. Statemennya selalu ditunggu untuk sebuah konfirmasi.
Selain statemennya berbobot, menjawab pertanyaan pun dengan penuh kesopanan. Sungguh menyenangkan bila wawancara dengan Herman Halim.
Sementara di kegiatan sosial, asosiasi, hingga pendidikan juga tak lupa digelutinya. Misalnya di Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) sekitar tahun 2009 menjabat Pelaksana Harian hingga akhir hayatnya tercatat sebagai Anggota Dewan Pembina merangkap Sekretaris Dewan Pembina YHMCHI. Juga di Perbanas Jatim, Kadin Jatim, Yayasan Pendidikan yang menaungi Universitas Hayam Wuruk, Forum Komunikasi Pengusaha (Forkas) Jatim, Fu Qing, dan lainnya.
Di bidang pendidikan, Herman Halim menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Pendidikan yang membawahi Universitas Hayam Wuruk 1997 – 2021. Sampai akhir hayat menjabat Ketua Dewan Pembina Yayasan. Di bidang pendidikan, Herman Halim memang mempunyai perhatian khusus.
Salah satunya terlihat dari bagaimana dia berjuang dengan pengurus yayasan lainnya untuk meningkatkan status STIE Perbanas menjadi Universitas Hayam Wuruk.
Seperti diketahui, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya resmi berganti status menjadi Universitas Hayam Wuruk Perbanas berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nomor 126/E/O/2021 tanggal 9 April 2021.
Begitulah, di mana dia berada, baik di pekerjaan resminya maupun di yayasan hingga asosiasi, Herman Halim selalu bekerja serius untuk kemajuan. Herman Halim selalu berpikir ke depan dan kemajuan.
Suatu ketika Herman Halim pernah mengatakan kepada saya, hidup ini harus diisi dengan kebaikan-kebaikan, dan usahakan kita ini selalu bermanfaat bagi orang lain. “Ini kan yang dipesankan oleh agama,” katanya waktu itu.
Suatu ketika, sekitar tahun 2010, saya ditelepon, “Er, saya mau ketemu. Soal majalah Cheng Hoo ke depannya. Ketemu di Bank Maspion ya,” kata Herman Halim yang waktu itu menjabat sebagai Pelaksana Harian YHMCHI.
Saya pun deg-degan juga. Ada apa? Mungkin, ini panggilan yang pertama bagi saya. Kalau sebelum-sebelumnya paling bertemu saat wawancara di sejumlah acara.
Setelah saya menghadap di Kantor Bank Maspion di Jl. Basuki Rahmat 50-54 Surabaya, saya yang semula agak canggung berubah agak tenang. Mengapa? Karena Herman Halim menerima saya dengan penuh keramahan. Padahal dia seorang Dirut Bank yang mempunyai nama.
“Er, saya menginginkan kamu memimpin majalah Komunitas (sebelum ganti nama menjadi Majalah Cheng Hoo). Saya sudah berbicara dengan pengurus lainnya. Mereka setuju dengan rencana saya. Buat majalah ini yang mempunyai nilai berita yang sesuai dengan visi-misi Cheng Hoo,” kata Herman Halim waktu itu. Saya pun menjawab, siap!
Kesan dari pertemuan empat mata untuk pertamanya kali itu, Herman Halim selalu berpikiran ke depan. Tak banyak bicara, tetapi semuanya jelas persoalan apa saja yang dimaksud atau yang ditugaskan kepada saya. Setiap tugas, dia selalu memberi tanggung jawab sepenuhnya, tetapi Herman Halim tetap melakukan pengawasan.
Sebelum saya mohon pamit, Herman Halim berpesan, “Bekerjalah dengan penuh kejujuran. Bekerjalah dengan keras untuk prestasi. Prestasi itu yang menilai orang lain, karena itu jangan sombong. Pokoknya kamu jadi wartawan jangan neko-neko. Patuhi aturannya dan berpihaklah pada kebenaran,” katanya. Setelah itu mohon pamit.
Waktu pun terus berjalan, pada awal 2013 saya dipanggil lagi. Kali ini saya diminta untuk menerbitkan Majalah Perbanas (namanya Kabar Perbanas Jatim). “Kerjakan dengan baik. Isi dengan informasi-informasi yang dibutuhkan perbankan. Khususnya perbankan Jatim,” katanya singkat waktu itu. Sementara saya pun hanya mengatakan siap.
Setelah mempersiapkan sekitar 4 bulan, tepat pada 17 Agustus 2013, majalah Kabar Perbanas Jatim diluncurkan. Di tingkat provinsi, hanya Perbanas Jatim yang memiliki majalah internal. Majalah ini terbit setiap tiga bulan sekali.
Setelah saya diberi kepercayaan tersebut, pertemuan-pertemuan atau melalui telepon kerap dilakukan.
Terutama bila majalah mau terbit. Lalu saya mengambil kesimpulan selama saya bermitra dengan Herman Halim secara umum, almarhum mempunyai sifat tegas, sabar, cerdas, ngemong. Saya merasa kehilangan mitra yang sekaligus pernah menjadi pimpinan setidaknya di Majalah Cheng Hoo dan Perbanas.
Sosok Tangguh
Tidak hanya saya yang bersaksi bahwasannya almarhum Herman Halim adalah orang baik. “Rekan ini meninggalkan kita begitu cepatnya. Saya kehilangan pimpinan Bank Maspion yang sangat tangguh. Apabila ada kesalahan almarhum, baik sengaja maupun tidak sengaja mohon dimaafkan,” kata Alim Markus.
H.A. Nurawi, Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) mengatakan, almarhum adalah salah satu Dewan Pembina YHMCHI merangkap sebagai Sekretaris Dewan Pembina YHMCHI. Almarhum adalah sosok yang penuh komitmen. “Sangat disiplin, sehingga keberadaannya sangat membatu dalam perjalanan yayasan,” katanya.
Sementara, Bambang Mukti Riyadi, Kepala OJK Kantor Regional 4 Jatim memberikan kesan positif kepada almarhum. Almarhum, aktif sekali di berbagai institusi. “Di Perbanas iya. Belum lagi di yayasan sosial. Yayasan pendidikan dan lain-lainnya,” katanya.
“Selamat jalan Bapak Herman. Terima kasih yang tak terhingga , saya telah bapak bimbing selama 29 tahun di Bank Maspion sebagai sekretaris. Bapak adalah orang yang bijaksana, berjiwa besar dan bisa mengayomi kami, semua karyawan. Kiranya Tuhan memperhitungkan kebaikan Bapak Herman Halim,” kata Ibu Lilik, sekretaris Herman Halim di Bank Maspion.
M. Pujiono Santoso, Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Perhimpunan Bank Umum Nasional Swasta Jawa Timur, yang membawahi Universitas Hayam Wuruk mengatakan, almarhum adalah figur pemimpin yang visioner, berpikir fokus pada hal yang strategis, rendah hati, toleran. Memiliki network yang sangat luas sehingga sering kali menjadi tempat bertanya bagi rekan-rekannya dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi.
“ Almarhum sangat senang berorganisasi. Berkecimpung dalam lebih dari lima organisasi sosial. Merupakan figure pemimpin yang bijaksana dan sulit dicari penggantinya. Saya sangat kehilangan dengan kepergian Beliau,” kata Puji.
Semua merasa kehilangan. Termasuk saya. Bagi saya, saya belum menemukan sosok yang seperti Beliau. Bicaranya jujur, apa adanya dan selalu mendidik kebaikan. Herman Halim meninggal pada hari Kamis, 11 Agustus 2022 di Singapura dan dimakamkan Kamis hari ini 18 Agustus 2022 di Pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat sekitar pukul 12.30. Selamat Jalan Bapak Drs. Ec. Herman Halim MBA. (*)