Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Utama

Royal Regantris Bangkit di Tengah Pandemi, Siap Gandeng UMKM untuk Pulihkan Pasar

Produk UMKM lokal Kecamatan Tegalsari yang dipamerkan di lobi Hotel Royal Regantris Cendana Surabaya.

Relaksasi mobilitas masyarakat seiring melandainya kasus positif Covid-19 di Tanah Air menjadi momentum kalangan perhotelan untuk recovery bisnis setelah dua tahun babak belur dihantam pandemi. Meski pasar belum pulih seperti sebelum pandemi, namun tak menyurutkan langkah kalangan perhotelah untuk terus berinovasi  menyasar peluang yang ada.

Oleh: Titis Tri W.

DUA tahun lebih pandemi  Covid-19 meluluhlantakkan  bisnis industri perhotelan. Kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat membuat pasar perhotelan anjlok di titik terendah. Okupansi hotel bahkan 0% alias tak ada tamu. Tak terkecuali dengan Royal Regantris Cendana Surabaya.
Hotel bintang tiga di Jl Kombes M Duryat ini sempat tutup selama 3 bulan, mulai April hingga Juni 2020 imbas adanya pembatasan kegiatan masyarakat secara ketat di awal pandemi merebak di Tanah Air.  Begitu dibuka kembali secara terbatas, pasar masih tetap sepi. Kebijakan pengetatan mobilitas silih berganti yang terjadi dalam dua tahun pandemi Covid-19 sangat berimbas pada bisnis hotel.

Terang-terangan, manajemen hotel menyebut secara bisnis, hotel semestinya sudah tutup saat itu.  Namun hotel mencoba bertahan. “Efisiensi besar-besaran kami lakukan karena manajemen juga mempertimbangkan nasib karyawan. Sejumlah solusi diambil, karyawan tak menerima gaji penuh, beban kerja dikurangi, semua karyawan harus bisa mengerjakan tugas di semua departemen. Semua itu untuk efisiensi operasional di tengah sepinya tamu.  Itu adalah periode terberat, periode mangan tabungan,” kata Rudy Hermawan COO (Chief of Officer) Royal Regantris Hospitality (RHH) belum lama ini.

Relaksasi mobilitas yang digulirkan pemerintah awal April 2022 lalu disambut gembira kalangan perhotelan.  Aktivitas masyarakat dan perkantoran perlahan terus meningkat. Imbasnya okupansi Royal Regantris Cendana Surabaya hingga saat ini kembali naik di kisaran 50-60% dari 84 kamar yang ada, didominasi tamu bisnis dan keluarga, sisanya baru kalangan pemerintah. Bahkan bulan depan Rudy optimistis okupansi hotel terus naik seiring maraknya musim pernikahan.

Jaringan hotel lain juga menunjukkan hal yang sama. Okupansi  Royal Regantris Kuta-Bali bahkan sudah naik ke kisaran 70% seiring banyaknya wisatawan lokal dan asing berlibur ke Pulau Dewata. Kenaikan okupansi juga didorong dengan diskon tarif kamar yang saat ini diberlakukan hotel untuk lebih menggaet tamu. “Saat ini kami masih memberikan program diskon kamar untuk merangsang para tamu hotel datang,” kata Rudy.

Di tengah recovery bisnis ini, inovasi dengan bersinergi  untuk menggaet tamu terus dilakukan. Terbaru, Royal Regantris Cendana Surabaya bekerjasama dengan Kecamatan Tegalsari untuk  memajang karya seni atau produk unggulan UMKM di lobi hotel sehingga semua pengunjung hotel bisa melihat dan membeli produk tersebut.

Menurut Rudy upaya ini dilakukan sebagai komitmen dalam mendukung tumbuh berkembangnya pelaku UMKM dengan turut mempromosikan berbagai kerajinan dan produk olahan UMKM di lobi hotel serta memanfaatkan produk-produk tersebut di manapun hotel berada di berbagai destinasi di Indonesia. Sebagai hotel dengan kunjungan dari berbagai wisatawan, cara ini efektif mempromosikan produk lokal Kota Surabaya.

“Ke depan selain membantu pemasaran produk UMKM ke para tamu, kami juga bisa menggunakan produk UMKM untuk keperluan hotel kami. Kami komitmen bersinergi dengan UMKM, bahu membahu agar bisa bangkit bersama memulihkan pasar di tengah pandemi,” katanya.

Kerjasama dengan Kecamatan  Tegalsari

Penandatangan kesepakatan kerjasama antara Kepala Kecamatan Tegalsari Buyung Hidayat Rahman (kanan) dengan Royal Regantris Cendana yang diwakili oleh COO Royal Regantris Hospitality Rudy Hermawan.

Sinergi itu ditandai dengan penandatangan kesepakatan kerjasama antara Kepala Kecamatan Tegalsari Buyung Hidayat Rahman dengan Royal Regantris Cendana yang diwakili oleh Rudy Hermawan.

Buyung Hidayat menyambut baik kerjasama ini. Menurutnya kerjasama ini bisa membantu para UMKM agar produknya bisa dilihat dan diakses pembeli jadi lebih mudah di masa pemulihan pandemi Covid-19 seperti saat ini. “Kerjasama ini akan sangat bermanfaat, sangat penting untuk mempromosikan dan menaikkan branding produk UMKM di jaringan hotel,” kata Buyung Hidayat.

Dia memastikan produk yang bisa dipamerkan di jaringan hotel sudah terkurasi dan diseleksi kualitasnya, sehingga yang ditampilkan hanyalah produk UMKM yang berkualitas.
“Tentu dari pihak kamipun berkepentingan nanti untuk membantu standar kurasinya karena kami ingin memberikan nilai tambah kepada para tamu dan hotelnya. Saya memberikan apresiasi dan mudah-mudahan kerjasama ini kita bisa perluas lagi. Misalnya dengan mengangkat kuliner lokal dan objek wisata lokal di sekitar hotel,” ungkapnya.

Buyung Hidayat menjelaskan secara positioning, letak Royal Regantris Cendana berada di grand design pengembangan wisata di pusat Kota Surabaya. Bukan wisata pantai atau gunung karena Surabaya tak memiliki potensi alam itu, namun bisa membangkitkan kembali posisi Tegalsari sebagai kawasan penting dalam pertempuran 10 November 1945. Julukan Surabaya sebagai Kota Pahlawan akan dibangkitkan kembali, salah satunya mengeksplor kawasan Tegalsari yang penuh sejarah.

“Di kawasan Tegalsari ada  Bunker Tegalsari yang dibangun saat masa Hindia Belanda, sekitar tahun 1900-an dan ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Walikota Surabaya No.188.45/230/436.1.2./2015 pada 23 September 2015,” katanya.

Dijelaskan Buyung, di Kecamatan Tegalsari juga ada Radio Bekupon. Contoh Radio Bekupon bisa dilihat di Jalan Kombes Pol M Duryat. Radio Bekupon ini menjadi saksi bisu dalam mengobarkan semangat arek Suroboyo ketika melawan sekutu, yang dulunya tersebar di tiap-tiap kampung di Surabaya. Disebut Radio Bekupon karena dulu bentuk radio tersebut menyerupai kandang burung merpati (Bekupon).

“Jika keberadaan objek sejarah ini bisa dikolaborasikan dengan Royal Regantris Cendana dan jaringannya akan memberikan banyak manfaat tak hanya pada tamu hotel, juga pada Pemkot Surabaya, warga dan hotel,” katanya.

Lurah Tegalsari Setia Kustanto menjelaskan saat ini sejumlah karya dan produk UMKM yang sudah masuk Royal Regantris Cendana Surabaya di antaranya batik Jumput  dan batik Ecoprint. “Batik Jumput dari Kelurahan Pandegiling dan batik Ecoprint dari Kelurahan Wonorejo, sama-sama dari Kecamatan Tegalsari,” katanya.

Batik Jumput adalah jenis batik yang dikerjakan dengan teknik ikat celup untuk menciptakan gradasi warna yang menarik. Tidak ditulis dengan malam seperti kain batik pada umumnya. Sedangkan batik Ecoprint merupakan salah satu teknik membatik. Yakni dengan memanfaatkan bentukan motif dari alam. Mayoritas cetakan berasal dari motif serat dan tulang daun.

Setia Kustanto menjelaskan Kecamatan Tegalsari membawahi 5 kelurahan yakni Kelurahan Kedungdoro, Keputran,Tegalsari,  Dr Soetomo dan Wonorejo.  Jumlah UMKM yang terdaftar 80 UMKM, namun yang tak terdaftar diperkirakan mencapai ribuan UMKM.

Selain karya dan produk unggulan UMKM, Kecamatan Tegalsari juga menyimpan potensi kuliner lokal. Salah satunya di Kelurahan Wonorejo hingga kini menjadi salah satu sentra aneka jajan pasar. “Mungkin ini juga bisa dikerjasamakan dengan hotel di tengah imbauan pemerintah menggunakan produk dalam negeri  untuk membangkitkan kalangan UMKM. Jajannya lengkap dan harga juga terjangkau,” katanya.

Di lapangan, begitu masuk area lobi Royal Regantris Cendana Surabaya para tamu disuguhi  display beberapa produk UMKM lokal. Ada Batik Jumput, Batik Ecoprint hingga aneka minuman dan camilan UMKM lokal. “Sambil menunggu kamar dan administrasi siap, lumayan bisa melihat-lihat produk UMKM lokal. Lebih bagus lagi kalau ada info kuliner unggulan Surabaya, karena tamu luar Surabaya biasanya ingin tahu kuliner khas kota tujuan, ” kata Esti, salah satu tamu dari Bandung yang ditemui di area lobi hotel.

Rebranding

Royal Regantris Cendana Surabaya memiliki 1 kamar suite mewah yang cocok untuk keluarga.

Bicara Royal Regantris Cendana tak lepas dari sejarah usaha. Hotel ini menjadi salah satu jaringan dari Royal Regantris Hospitality (RRH), adalah perusahaan manajemen perhotelan lokal di bawah Royal Regantris Group. Sebelumnya Royal Regantris Hospitality adalah rebranding dari Royal Singosari Hospitality yang dirintis sejak 2016. RRH terdiri dari unit bisnis termasuk hotel, vila, resto dan fastboat.

Enam tahun berbisnis, jaringan ini sudah ekspansi di 4 kota di Indonesia dengan total memiliki 6 hotel dengan total 466 kamar,  2 fastboat dan 1 guest house. Pada 2016 awal mula mendirikan Royal Regantris Kuta-Bali setelah mengakuisisi Hotel Royal Singosari Kuta. Setahun kemudian merambah  Surabaya dan mendirikan Regantris Hotel Surabaya setelah men-take over hotel di Jl Dr Soetomo No 79-81 Tegalsari Surabaya.

Pada 2018  ekspansi usaha dengan mendirikan Golden Queen Fastboat. Pada 2019 mengakuisisi Hotel Cendana yang berdiri sejak 1993 dan mengubahnya menjadi Royal Regantris Cendana Surabaya setelah melewati serangkaian renovasi.

Di tengah pandemi, manajemen masih sempat mengakuisisi kembali hotel di Lombok dan menamainya Royal Regantris Villa Karang Lombok. Juga mendirikan Triizz Hotel Semarang pada tahun yang sama. Dan pada 2021 mendirikan Royal Regantris Trawangan Lombok.

Hingga kini di Surabaya ada dua hotel milik RRH, hanya beda segmen. Kalau Regantris Hotel Surabaya dengan 85 kamar menghadirkan konsep Young Energetic & Fun dengan target market adalah milenial. “Sedangkan Royal Regantris Cendana Surabaya dengan 84 kamar lebih menjadi alternatif hotel keluarga. Karena itu kami memiliki area mainan untuk anak,” urai Corporate GM RRH Pratiwi Nindya. (*)

baca juga :

Halalbihalal, Walikota Eri Pesan ke Pegawai Pemkot Surabaya Bekerja dengan Hati

Terpilih Secara Aklamasi, Amir Burhannudin Pimpin PA GMNI Tuban

gas

Sedangdang Segera Dikembalikan sebagai Kawasan RTH

Redaksi Global News