Global-News.co.id
Metro Raya Utama

Pemprov Jatim Diminta Ikut Bantu Atasi Banjir Rob Surabaya

Jalan Panjaringan Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya terendam banjir akibat hujan deras pada Senin (13/6/2022) pagi

SURABAYA (global-news.co.id) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur diminta ikut membantu penanganan banjir rob yang mulai terjadi di wilayah pesisir utara Kota Surabaya pada Senin (13/6).

“Wilayah pesisir adalah kewenangan Pemprov Jatim. Saya lihat Pemprov kurang menaruh perhatian ke wilayah yang menjadi kewenangannya,” kata anggota Komisi A DPRD Surabaya Josiah Michael, Selasa (14/6/2022).

Penekanan Josiah tersebut menyusul imbauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak yang memprediksi banjir rob atau air laut pasang terjadi di Kota Surabaya dan sebagian wilayah pesisir Jawa Timur pada 13–17 Juni 2022.

Menurut dia, sebenarnya banyak yang bisa dilakukan Pemprov Jatim dalam penanganan banjir rob, seperti membuat tanggul di kawasan pesisir utara sehingga penanganan banjir rob tidak semua dilimpahkan ke Pemerintah Kota Surabaya.

Selain itu, Pemprov Jatim perlu melakukan pemberian saringan sampah terhadap sungai yang ada di bawah pengelolaannya untuk mengurangi adanya pencemaran air laut.

Berdasarkan penelitian Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, kata dia, sekitar 2 persen sampah yaitu sekitar 40 ton sampah masuk ke laut melalui sungai dan kegiatan pesisir.

Legislator Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengatakan sungai-sungai di Surabaya sudah dipasang screen sampah sehingga jika saat ini terjadi pencemaran diduga kebocoran dari sungai yang dikelola Pemprov.

Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Fajar Setiawan sebelumnya mengatakan, puncaknya banjir rob terjadi pada 15 Juni 2022 dengan ketinggian banjir rob berada pada level 160 dari rata-rata muka laut.

“Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya genangan di wilayah pesisir mencapai 30 hingga 40 cm,” kata Fajar.

Menurut dia, banjir rob itu juga menyebabkan aliran sungai ke laut menjadi terhambat. Terlebih lagi, kondisi ini bisa diperparah dengan adanya fenomena La Nina.

“Jika itu terjadi secara bersamaan, ada hujan, terus terjadi pasang, maka otomatis air di sungai akan lebih sulit lagi untuk mengalir ke laut,” kata dia. (pur)

baca juga :

Kapolresta Sidoarjo Tinjau Vaksinasi Booster di Wilayah Krian

Redaksi Global News

Jumlah Tes PCR Melonjak, Pemkot Surabaya Harus Ambil Langkah Taktis

Redaksi Global News

Raja’e : Inklusifitas Santri Berperan Besar Menjaga Perdamaian

gas