TULUNGAGUNG (global-news.co.id) – Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, akhirnya masuk zona kuning wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) pada hewan. Hal itu setelah tim veteriner setempat mengidentifikasi temuan kasus penyakit mulut dan kuku itu pada 48 ekor ternak sapi.
“Penyebarannya ada pada enam kecamatan yang menjadi sentra peternakan sapi,” kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Selasa (7/6).
Kasus PMK ini teridentifikasi pada enam kecamatan, yakni Ngantru, Rejotangan, Gondang, Bandung, Pagerwojo, dan Sendang.
Temuan PMK yang meluas ini mengancam juga produksi susu karena Tulungagung merupakan salah satu daerah penghasil susu sapi terbesar di Jatim.
Bupati Maryoto Birowo mengakui wabah PMK saat ini semakin meluas. “Dulu Tulungagung zona hijau, sekarang sudah kuning,” katanya.
Menurut dia, kondisi ini dipengaruhi oleh lalu lintas hewan ternak menuju Tulungagung, sebab banyak ternak yang berasal dari wilayah zona kuning dan merah masuk ke Tulungagung.
Padahal, jalur lalu lintas hewan ternak sudah diawasi dan dijaga. Diduga hewan itu masuk melalui jalur-jalur tikus yang tidak terjaga.
“Kami sudah tempatkan empat titik penyekatan di perbatasan, supaya sapi yang luar kota tak masuk ke Tulungagung,” kata Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto.
Lantaran sudah ada puluhan ternak yang sudah terindikasi PMK, Kapolres menyatakan sapi-sapi itu dikarantina atau diisolasi di kandang agar tidak menular ke sapi lainnya.
“Sapi itu nanti akan diobati hingga sembuh dengan pemberian vitamin dan obat-obatan lain,” katanya. (ntr, tua)