Global-News.co.id
Kesehatan Utama

BKKBN Jatim Edukasi Pelayanan Kontrasepsi

Kaper BKKBN Jatim, Maria Ernawati, menyaksikan langsung pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi bidan, Rabu (22/6/2022).

SURABAYA (global-news.co.id) – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim gencar melakukan pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi bidan di Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera Perwakilan BKKBN Jatim. Pelatihan ini merupakan salah satu dari empat pilar program intervensi penurunan kematian ibu (maternal) pada save motherhood.

Kepala Perwakilan BKKBN Jatim, Maria Ernawati, mengatakan, penurunan angka kematian ibu sebagai indikator peningkatan kesehatan ibu, anak, dan keluarga, serta program KB melalui pemakaian kontrasepsi akan menurunkan kematian maternal melalui dua mekanisme. Pertama penurunan kelahiran dan  kedua penurunan kehamilan risiko tinggi.

“Tidak ada kelahiran, tidak ada kematian ibu, dan penurunan kehamilan risiko tinggi berarti penurunan risiko kematian ibu. Kontrasepsi menjadi salah satu hal penting dalam upaya menekan angka kematian dalam kelahiran. Selain juga menjaga kualitas kesehatan ibu dan anak,” ujarnya Erna dalam rilisnya Rabu (22/6/2022).

Maria Ernawati juga menambahkan, pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) menjadi prioritas dalam program Bangga Kencana yaitu mulai dari pengadaan alat kontrasepsi, pendistribusiannya, opersional pelayanan pemasangan kontrasepsi terutama adalah penyiapan Sumber Daya Manusianya (SDM) yang menjadi pelaksana pelayanan tersebut.

Untuk diketahui, Bangga Kencana merupakan salah satu program dari BKKBN yang berfokus untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat di Indonesia.

Program pelatihan pelayanan kontrasepsi menjadi salah satu bentuk untuk mempersiapkan SDM pelaksana tindakan pelayanan kontrasepsi yang saat ini sangat dibutuhkan lantaran masih kurangnya jumlah tenaga kesehatan atau paramedis yang memiliki kompetensi pelayanan kontrasepsi di Jatim.

Dari 25.253 orang bidan di Jatim,  yang sudah memiliki kompetensi dalam hal pelayanan kontrasepsi belum cukup banyak dibandingkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Jatim yang 6.309.132 pasangan (PK 2021). Sehingga jika dirasiokan masih 1 : 249 orang.

“Program pelatihan ini penting karena sampai saat ini jumlahnya bidan yang mempunyai kompetensi pelayanan kontrasepsi masih belum seimbang dengan jumlah pasangan usia suburnya. Sehingga perlu terus ditingkatkan jumlahnya,” lanjut Erna.

Dari pelatihan itu peserta diharapkan mampu melakukan pelayanan kontrasepsi di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai standar. Di samping bisa melakukan beberapa hal seperti konseling keluarga berencana, pelayanan kontrasepsi pada kondisi khusus, melakukan pelayanan kontrasepsi, melakukan rujukan pelayanan KB, dan melakukan pencegahan pengendalian infeksi, serta pencatatan dan pelaporan pelayanan KB.

“Kami sangat ingin dari program ini para bidan bisa meningkatkan kompetensinya dalam pelayanan kontrsepsi. Hal ini juga bisa meningkatkan jumlah pasangan usia subur yang ikut dalam program KB,” pungkasnya. (ret)

baca juga :

Umat Muslim Diimbau Tidak Berziarah Kubur Jelang Ramadan

Redaksi Global News

Blusukan ke Perkampungan dan Perumahan, Walikota Risma Ajak Warga Pakai Masker

Redaksi Global News

Pemberian Dosis Booster, Menkes: Pertimbangkan Ketersediaan Vaksin

Redaksi Global News