Global-News.co.id
Secangkir Kopi Utama

Penyakit PMK pada Hewan

MUNCULNYA penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah di Jatim memang cukup mengkhawatirkan. Terutama menjelang perayaan Idul Adha yang tak lama lagi dirayakan umat Islam. Karena itu, keadaan ini harus dilakukan “pemberantasan” agar hewan korban benar-benar bersih dari penyakit.
Tidak hanya itu, kalau kita telat memberantasnya, maka kita akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Terutama kerugian yang dialami oleh para pertenak. Dan ini sudah pasti berdampak kepada ekonomi di pedesaan, khusus yang terkait dengan peternakan.

Timbulnya penyakit PMK pada ternak ini mendapat perhatian Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ibu gubernurberharap agar gerak cepat merespon ditemukannya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di empat kabupaten di Jawa Timur.

Setelah tanggal 5 Mei secara resmi terkonfirmasi hasil lab Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) langsung gerak cepat tanggal 6 Mei mulai pagi secara maraton Gubernur Khofifah melaksanakan rakor intensif dengan instansi terkait, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) para direktur, tim Kemenko Perekonomian, lengkap dengan empat Bupati yang terjangkit wabah, yaitu Mojokerto, Gresik, Sidoarjo dan Lamongan serta kalangan kampus khususnya FKH Unair serta instiusi lain pemerintah pusat, pada Jumat (6/5/2022).

Rakor khusus maraton digelar guna merumuskan langkah komprehensif penghentian penularan PMK pada hewan ternak agar tidak meluas ke daerah lain. Sebagaimana diketahui, telah ditemukan kasus PMK di empat kabupaten di Jatim yaitu Kabupaten Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Sidoarjo.

“Dari laporan masyarakat serta hasil peninjauan di lapangan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jatim, dan uji lab Pusvetma , pada tanggal 5 Mei resmi terkonfirmasi ada empat kabupaten di Jatim yang hewan ternaknya terjangkit PMK yaitu Kabupaten Lamongan, Mojokerto, Gresik dan Sidoarjo,” ujarnya saat memimpin Rakor di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (6/5/2022).

PMK adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100%. Meski demikian penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan.

Untuk itu semua, diharapkan dilakukan penanganan secara menyeluruh. Harapannya agar penyakit ini dapat ditangani dengan tepat dan tidak meluas ke sejumlah daerah di Jatim. (*)

baca juga :

Dibayangi Mewabahnya Virus Corona, MotoGP Qatar 2020 Resmi Batal

Transaksi e-Peken Surabaya, Walikota Eri Targetkan Tembus Rp17 Miliar

Redaksi Global News

3.829 Orang Tengah Jalani Karantina di Gedung Observasi Berbasis Desa/Kelurahan di Jatim

Redaksi Global News