Global-News.co.id
Metro Raya Pendidikan Utama

NU Surabaya Dukung Gedung Eks-Lokalisasi Dolly Jadi SMPN

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Ahmad Muhibbin Zuhri

SURABAYA (global-news.co.id) – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menyatakan secara prinsip mendukung keinginan warga agar salah satu gedung bekas lokalisasi Dolly menjadi gedung sekolah menengah pertama (SMP) negeri.

“Secara prinsip, kalau itu menjadi kebutuhan masyarakat, ya kami setuju saja, kami dukung,” kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Ahmad Muhibbin Zuhri, Senin.

Menurut ia, sejak zaman Walikota Surabaya Tri Rismaharini, gedung bekas lokalisasi Dolly digunakan untuk mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan moral.

“Itu kaitannya dengan anak-anak juga karena lingkungan saat itu tidak sehat dengan adanya lokalisasi,” kata dia.

Selain itu, lanjut dia, masyarakat atau bekas pekerja seks komersial (PSK) bisa mendapatkan substitusi atau pengganti pendapatan dari adanya tempat usaha atau sentra ekonomi yang disediakan Pemkot Surabaya.

“Kalau misalnya per hari ini warga merasa membutuhkan sekolah selain sentra ekonomi, ya kenapa tidak. Apalagi juga untuk kepentingan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru),” ujar dia.

Meski demikian, lanjut dia, pihaknya minta Pemerintah Kota Surabaya perlu melakukan penataan ulang di kawasan bekas lokalisasi Dolly.

“Pemkot perlu mengkaji ulang perencanaan pembangunan bekas lokalisasi Dolly yang sudah ada saat ini,” kata dia.

Sebelumnya, salah seorang warga Sawahan, Surabaya, Setyo Nugroho sempat menyampaikan permintaan tersebut kepada Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni saat menghadiri kegiatan konsolidasi Pimpinan Kecamatan Partai Golkar Sawahan di Jl Banyuurip Surabaya, Minggu (29/5).

“Ini agar warga sekitar tidak terdampak kebijakan zonasi saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru),” kata Setyo.

Mendapati hal itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni mengatakan pihaknya sudah menyuarakan perlunya kebijakan khusus bagi kelurahan yang tidak ada SMP negeri, baik di Kelurahan Putat Jaya, Medokan Ayu maupun Benowo.

“Ini agar warga sekitar bisa tetap bersekolah di sekolah negeri, tidak terkena dampak kebijakan zonasi. Mudah-mudahan segera ada kebijakan khusus dari walikota terkait dengan problematika klasik ini,” kata dia. (pur)

 

baca juga :

Wawali Cak Ji Sebut Ramadhan Jadi Momentum Tingkatkan Perekonomian di Surabaya

Redaksi Global News

20 Mei: Tambah 119 Kasus, Positif Corona di Jatim 2.491 Orang

Redaksi Global News

OYO Transformasi 384 Hotel Lokal di Surabaya

Redaksi Global News