Global-News.co.id
Nasional Politik Utama

Nico Siahaan: Masyarakat Harus Cakap di Ruang Digital

Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema Literasi Digital untuk Kemajuan Bangsa dan Negara, Jumat (8/4).

JAKARTA (global-news.co.id) – Saat ini sudah hampir semua bidang kehidupan bisa dilakukan dengan cara digital. Tantangannya adalah bagaimana caranya agar masyarakat mempunyai kecakapan digital.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPR RI, Junico BP. Siahaan, SE dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema Literasi Digital untuk Kemajuan Bangsa dan Negara, Jumat (8/4).

Selain Nico, hadir sebagai pembicara adalah Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan BSC, Praktisi Komunikasi dan Bisnis Teguh Yuwono dan Dosen Fikom Universitas Padjajaran, DR Dian Wardiana Sjuchro.

Mantan presenter TV yang akrab disapa Nico itu menjelaskan pengguna internet di Indonesia mencapai 204 juta dengan pengguna media sosial mencapai 191 juta.

Media sosial yang paling banyak diakses adalah Whatsapp dengan persentase mencapai 88,7%, kemudian instagram mencapai 84,8%, Facebook 81,3% dan Tiktok 63,1%. “Dalam sehari, masyarakat Indonesia memanfaatkan 8 jam 36 menit untuk membuka internet,” katanya.

Dia menjelaskan cakap digital mencakup digital skill yakni mampu membandingkan beragam informasi untuk mendapatkan informasi yang benar dan mampu berinteraksi dan menggunakan beragam perangkat digital.

Anggota Komisi I DPR RI, Junico BP. Siahaan, SE

Kemudian cakap digital etnich yakni tidak berkata kasar di media sosial, tidak mengajak dan menghasut orang lain untuk menyebarkan kebencian dan tidak menyebarkan informasi pribadi orang lain.

Juga cakap digital ethics yakni mampu menjaga data pribadi dalam berinteraksi di ranah digital, terbiasa menggunakan password yang aman dan menggunakan anti virus.

Dan terakhir adalah cakap digital culture yakni mencantumkan sumber bila ingin mengunggah postingan orang lain. Memiliki empati dalam berinteraksi di dunia maya dan menghargai adanya perbedaan sebagai sebuah bangsa.

Dosen Fikom Universitas Padjajaran DR Dian Wardiana Sjuchro, mengatakan secara umum ruang digital terlalu cepat menyapa masyarakat Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Kecepatan tersebut melahirkan kejutan budaya pada sebagian masyarakat.

“Budaya digital di mana media sosial termasuk di dalamnya hadir ketika budaya baca dan literasi media masih belum terbentuk dengan baik sehingga bangsa kita gagal memahami bahwa ruang digital adalah budaya yang memerlukan etika, moral dan sikap kritis,” katanya.

Teguh Yuwono, Praktisi Komunikasi dan Bisnis mengatakan ada tiga aspek yang perlu diperhatikan ketika seseorang membaca sesuatu di internet. “Apakah yang dibaca itu benar atau salah. Apakah yang dibaca itu bermanfaat atau tidak, dan apakah yang dibaca itu baik atau buruk,” katanya.

Dia menjelaskan, sudah saatnya informasi-informasi yang ditayangkan, harus informasi yang kondusif. “Pengguna internet memang tidak semua sama. Tetapi mari kita menjadi pengguna internet yang cerdas dan cakap dalam menggunakan ruang digital,” katanya. (jef)

baca juga :

Malaysia Open: Gregoria ke 16 Besar Usai Duel 1 Jam 14 Menit

Redaksi Global News

Tangkap DHE di Dalam Negeri, BNI Siapkan Sistem dan Program Optimalisasi

Tersangka Bharada E Langgar Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan

Redaksi Global News