Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Metro Raya Utama

Dukung Presidensi G20, BI Jatim Siapkan Strategi Pemulihan Ekonomi

Kepala BI Jatim Budi Hanoto (berdiri) dalam paparannya di acara Bincang Bareng Media, Selasa (12/4) sore. (GN/Titis Tri W)

SURABAYA (global-news.co.id)  – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur menyiapkan strategi dalam menyukseskan gelaran Presidensi G20 di Indonesia. Dalam gelaran itu akan membahas tiga isu utama yang saat ini membayangi  upaya pemulihan ekonomi global termasuk di Indonesia dan Jatim.

Kepala  BI Jatim Budi  Hanoto menjelaskan tiga tahun sejak pandemi Covid-19 terjadi secara global, perekonomian dunia berangsur pulih namun dengan tingkat pemulihan yang divergen (uneven recovery). Divergensi pemulihan ekonomi global tercermin dari laju pemulihan ekonomi kelompok negara maju yang lebih cepat dari negara berkembang negara. Dulu, negara maju memiliki pertumbuhan ekonomi 6 – 7 persen, saat ini pertumbuhan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Tiongkok sangat tinggi, sebaliknya negara berkembang termasuk Indonesia hanya sekitar 2 – 3 persen akibat dampak pandemi.

Selain itu, pemulihan ekonomi global yang sedang berlangsung, termasuk pemulihan di Indonesia, akhir-akhir ini dibayangi oleh tiga fenomena utama yang akan jadi pembahasan utama di G20.  Yakni normalisasi kebijakan di negara maju, seperti dikonfirmasi oleh Federal Reserve AS yang akan menaikkan suku bunga. Fenomena lainnya scaring effect dan meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

“Jika ada rencana AS untuk menaikkan suku bunga, kondisi ini jelas akan menyulitkan  negara berkembang untuk pulih karena mereka harus menghadapi dampak dari ketidakpastian global dan kenaikan suku bunga global. Suku bunga The Fed bahkan bakal naik 7 kali dalam tahun ini,” katanya dalam Bincang Bareng Media (BBM) BI Jatim, Selasa (12/4) sore.

Scarring effect kata Budi Hanoto juga memengaruhi pemulihan dan upaya transformasi sektoral di sektor riil untuk meningkatkan daya saing. Juga memengaruhi transisi menuju ekonomi hijau dan keuangan berkelanjutan.
Sedangkan ketegangan Rusia dan Ukraina dikhawatirkan  berpengaruh terhadap melonjaknya harga komoditas internasional, baik energi maupun makanan sehingga berpotensi meningkatnya inflasi.

Selain itu rawan gangguan dalam rantai nilai global yang berdampak kegiatan distribusi dan volume perdagangan serta global pertumbuhan ekonomi. “Rawan juga pembalikan modal mendadak ke aset safe-haven dan kondisi ini rawan menimbulkan ancaman terhadap stabilitas eksternal dan kinerja nilai tukar rupiah,” katanya.

Budi Hanoto menyebut BI Jatim mendukung upaya-upaya yang akan mengawal  isu strategis jalur keuangan, memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan inklusif dalam Kepresiden G20 Indonesia 2022.

Untuk diketahui Kepresidenan G20 tahun ini mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger bertujuan untuk mendorong seluruh dunia untuk bahu membahu, mendukung satu sama lain untuk pulih bersama dan tumbuh lebih kuat dan lebih berkelanjutan setelah pandemi Covid-19.

Ada 5 pilar utama utama dalam bahasan kepresidenan G20 Indonesia 2022 nanti, yaitu  meningkatkan produktivitas,  meningkatkan ketahanan dan stabilitas, memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan yang inklusif, mengaktifkan lingkungan dan kemitraan, kepemimpinan global kolektif yang lebih kuat.

Sejumlah strategi yang akan dilakukan Bank Indonesia untuk menyambut G20 yakni dengan kegiatan-kegiatan yang dirancang tahun ini seperti pra- Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), East Java Economy Forum, program Bangga Buatan Indonesia (BBI), program East Java Invesment, Festival Ekonomi Syariah (Fesyar).

Dijelaskan Budi Hanoto dinamika global perlu diwaspadai mengingat saat ini perkembangan ekonomi Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.  Indikator ekonomi awal 2022 meningkat dibanding 2021. Perekonomian Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2021 meningkat sebesar 3,69% (yoy) dibandingkan tahun 2020. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 seiring dengan semakin terkendalinya kasus Covid-19 dan percepatan vaksinasi Covid-19 di tingkat global dan Indonesia. “Meski demikian, eskalasi konflik Rusia-Ukraina tetap menjadi perhatian,” katanya.

Budi Hanoto menyebut, proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi non bangunan yang lebih kuat, disertai dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah yang positif. Dari sisi eksternal, ekspor diperkirakan tetap kuat, meskipun melambat dibandingkan periode sebelumnya mengingat dampak geopolitik dan aktivitas perdagangan dunia yang lesu.
Beberapa indikator ekonomi di awal Maret 2022 tetap optimistis, antara lain penjualan ritel, kepercayaan konsumen, penjualan semen, dan mobilitas masyarakat di berbagai wilayah.  Dengan kondisi ini pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 diperkirakan berada pada kisaran 4,7% – 5,5% (yoy).

Bagaimana di Jatim? Dikatakan Budi Hanoto, perekonomian global juga berkontribusi terhadap peningkatan permintaan eksternal yang tercermin dari peningkatan ekspor luar negeri Jawa Timur. Membaiknya permintaan domestik dan eksternal, serta berlanjutnya proyek strategis Jawa Timur, mendukung perbaikan pertumbuhan investasi.

Dari bidang usaha, perbaikan permintaan domestik dan eksternal terutama berimplikasi pada perbaikan bidang usaha utama, yaitu industri manufaktur, perdagangan, pertanian dan konstruksi.  “Prospek Inflasi untuk 2022, bisa lebih tinggi dari 2021 namun tetap terjaga pada target inflasi 3±1% (yoy),”  katanya.

Perkiraan capaian inflasi tahun 2022 berada dalam kisaran sasaran inflasi 3±1% (yoy) sejalan dengan solidnya koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam menjaga tingkat inflasi melalui TPIP (Tim Pengendalian Inflasi Pusat) dan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah), terutama melalui penguatan peran Jawa Timur sebagai Lumbung Pangan Nusantara.

Jatim sendiri memiliki strategi percepatan pemulihan ekonomi pada tahun ini yang diiimplementasikan dalam  4 kunci strategis. Yakni mendorong manufaktur ekspor, mendorong Lumbung Pangan Nusantara),  optimalisasi ekonomi melalui proses digitalisasi dan meningkatkan inklusivitas melalui pembangunan UMKM dan Ekonomi Syariah dan pariwisata.
Yang tidak kalah penting lanjut Budi Hanoto Jatim terus berupaya menjadi Leading Export dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemprov Jatim seperti rutin melakukan misi dagang ke berbagai daerah untuk meningkatkan neraca perdagangan. (tis)

baca juga :

Peringatan Hari Santri, Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan 

gas

Kejuaraan Tenis Piala Bupati Pamekasan, PT Lapas Singkirkan Juara Bertahan PT Bhayangkara

Redaksi Global News

Ratusan Peserta Meriahkan Festival Layang-Layang Internasional di Surabaya

Redaksi Global News