Global-News.co.id
Nasional Politik Utama

Diklatpimnas di Makassar, Gubernur Khofifah Berbagi Kiat Jadi Pemimpin

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berbagi kiat-kiat kepemimpinan

MAKASSAR (global-news.co.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berbagi kiat-kiat kepemimpinan kepada peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (Diklatpinas) Tingkat II Angkatan V di Auditorium Hasanuddin, Lembaga Administrasi Negara (LAN) Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (11/3).

Menurut Khofifah, untuk menjadi pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan kewirausahaan, seorang pemimpin harus bisa berfikir out of the box atau extraordinary.

Seorang pemimpin harus berani melakukan lompatan-lompatan dengan analisis kebijakan yang cepat dan tepat. Seperti pesan Presiden Joko Widodo bahwa pemimpin harus berpikir dan bekerja extraordinary dan smart shortcut.

“Kerja seorang pemimpin harus membuka diri, membangun jejaring yang kuat dan luas, cepat dan cerdas, tapi harus tetap teliti dan detail sambil berhitung dengan segala kemungkinan-kemungkinan,” katanya.

Pada saat ekosistem banyak terdisrupsi, lanjut Khofifah, inovasi dan adaptasi harus dilakukan, mitigasi resiko harus dihitung, melibatkan perguruan tinggi serta pakar dan diikuti dengan doa. Itu rumus utamanya.

Khofifah menjelaskan, kemampuan dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat dari seorang pemimpin juga didasarkan seberapa banyak referensi yang ia miliki.

Maka sewajarnya, jika seorang pemimpin memiliki banyak tokoh panutan yang mampu menjadi kiblat dalam menentukan kebijakan dan keputusan yang presisi.

Baginya, memiliki banyak tokoh referensi menjadi penting bagi seorang pemimpin, karena pemikiran dari tokoh referensinya akan mampu mempengaruhi pola pikir seorang pemimpin itu.

Selain referensi, seorang pemimpin juga harus memiliki kemampuan kolaboratif dan bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan. Pasalnya, saat ini kolaborasi menjadi hal penting yang harus dibangun pada semua lini baik vertikal maupun horisontal.

“Saya menyebut, strong collaboration serta strong partnership adalah sebuah kebutuhan, dan yang harus dibangun sekarang adalah kekuatan interdependensi yang saling memberikan penguatan,” kata Khofifah.

Sementara seorang pemimpin ataupun ASN saat ini harus open minded, membuka ruang pikiran untuk menerima masukan, dan rekomendasi, agar bisa beradaptasi dengan situasi sesulit apapun.

Ia menuturkan, pemimpin yang memiliki keterbukaan pikiran akan mampu mempelajari dan mengambil banyak hal positif dan masukan dari berbagai hal yang terjadi dan dihadapi.

“Jadi kalau masih close minded agak repot bergerak, Kalau kita open minded di situ kita akan apapun,” urainya.

Khofifah juga berpesan seorang pemimpin harus mampu mengubah pola pikir dari dilayani menjadi melayani masyarakat.

Mengutip pesan yang disampaikan Bung Karno, Khofifah mengatakan pemimpin berasal dari rakyat dan bukan berada di atas rakyat.

Khofifah juga menambahkan sisi spiritual juga menjadi hal penting dalam menjalankan sebuah kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu mengolaborasi nilai-nilai spiritual dalam setiap aspek dan lini kebijakan dan keputusan yang diambil.

“Ini adalah sila pertama Pancasila, negara ini bukan negara agama tetapi ada sila pertama dalam Pancasila yang tetap melibatkan aspek religius dalam setiap kebijakan dan keputusan,” imbuhnya. (ant, jtm)

baca juga :

Ponpes Denanyar Juara Liga Santri Nusantara Regional Jatim II

Redaksi Global News

Evaluasi Kinerja BPR-BPRS, Sukamto: NPL/NPF Capai 7,26% dan 9,24%

Arema FC Gagal Beranjak dari Posisi Lima, Bali United Kokoh

Redaksi Global News