Global-News.co.id
Mancanegara Utama

Bupati Madiun Bersama Dispertakan Diskusikan Penyelesaian Persoalan Pertanian di Kabupaten Madiun

Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami bersama Kadispertakan, Sodik Hery Purnomo saat diskusi di Aula Dispertakan.
MADIUN (global-news.co.id)  –  Bupati Madiun bersama Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun  melaksanakan diskusi dalam upaya penyelesaian persoalan pertanian dan terobosan sebagai formula peningkatan sektor pertanian mulai hulu hingga hilir di Kabupaten Madiun.
Bupati  Madiun, H. Ahmad Dawami menegaskan seluruh jajaran pertanian harus mampu menyelesaikan persoalan pertanian yang sangat kompleks. Mulai masalah pupuk, irigasi, harga jual paska panen  hingga lunturnya kearifan lokal. Selain itu, PPL harus mampu menjalin sinergi dengan pemerintahan di desa
“ Para Penyuluh tidak hanya mendampingi petani namun harus mampu membaur dengan masyarakat untuk menjaga kearifan lokal,”  kata Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami saat diskusi di Aula Dispertakan Kabupten Madiun beberapa hari yang lalu.
Menurutnya,  penyuluh pertanian memiliki peranan yang sangat besar. Untuk itu, perlu adanya peningkatan kualitas pelaku utama, baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam melaksanakan usaha tani.
Jajaran Dispertakan saat diskusi bersama Bupati Madiun.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertakan) Kabupaten Madiun, Sodik Hery Purnomo mengungkapkan, Dinas Pertanian tengah menyiapkan semua apa yang menjadi atensi Bupati Madiun. Saat ini, telah membuat demplot penggunaan pupuk murni non subsidi seluas 70 hektar dan hasil produksinya mampu menembus angka 10 ton per hektar.
Artinya ada kenaikan produksi di banding menggunakan pupuk subsidi. Artinya, secara analisa usaha petani masih bisa untung. Dibanding penggunaan pupuk subsidi namun hasil produksi hanya 6,8 – 7 ton per hektar.
“ Ini salah satu inovasi dan terobosan baru. Musim ini Dinas menggalang demplot menjadi 140 hektar. Ada tambahan 100 persen di banding musim kemarin. Target akhir tahun diharapkan tembus angka 500 hektar.” ungkapnya
Menurutnya, saat ini  petani harus mampu menganalisa situasi dan kondisi dengan arif dan bijaksana. Keharusan menggunakan pupuk subsidi bukan suatu inovasi melainkan kecenderungan.  Petani harus mampu berinovasi untuk menghadapi kelangkaan bahkan musnahnya pupuk subsidi di kemudian hari.
“ Apa yang harus disiapkan oleh petani untuk menghadapi perubahan situasi. Ini yang penting.” tandasnya.
Ditambahkan,  mengubah pola pikir petani khususnya terkait pola tanam padi, yang semula dari padi-padi-padi menjadi padi-padi-polowijo atau padi-padi-horti. Pola tersebut, selain dapat mengurangi kebutuhan pupuk, juga dapat menekan populasi hama dan penyakit tanaman.
Kebutuhan irigasi pun dapat dikurangi sehingga debit air dalam tanah tidak terkuras habis.  Muara akhir, dapat mengurangi biaya produksi dan menambah penghasilan dari non komoditas padi. Selain itu, unsur hara tanah dapat dibenahi dan mengalami perbaikan apabila dilakukan rotasi sistem tanam.
“ Petani harus berani berinovasi, namun mengubah pandangan petani membutuhkan kesabaran dan proses. Khususnya petugas penyuluh harus benar-benar memahami sehingga dapat membantu menyelesaikan persoalan di lapangan.” pungkasnya. (adv/her)

baca juga :

Taman Asreboyo Ngagel Dilengkapi Wahana Perahu Air

Penumpukan Sampah di Entalsewu, Wabup Sidoarjo Sidak Kedua Kalinya

Redaksi Global News

Bisa Merusak Integritas Pers, PWI Jatim Pertanyakan Statement Yadi Hendriana

gas