Global-News.co.id
Mancanegara Utama

Pasukan Chechnya Pimpinan Kadyrov Bantu Putin Serang Ukraina

 

Ilustrasi

JAKARTA (global-news.co.id) –  Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengungkap telah mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk membantu Rusia dan menggulingkan presiden negara itu, Volodymyr Zelensky.

Kadyrov diketahui merupakan sekutu Presiden Rusia, Vladimir Putin. Pernyataan itu disampaikan Kadyrov dalam video yang diunggah di internet pada Sabtu (27/2) sebagaimana dilansir dari Reuters.

Dalam video itu, ia mengklaim pihaknya sejauh ini tidak mengalami kerugian. Kadyrov berujar pasukan Rusia dapat dengan mudah mengambil kendali kota-kota besar Ukraina termasuk Kiev.

Kadyrov mengatakan tugas pasukan Chechnya adalah menghindari hilangnya nyawa. “Sampai hari ini, pada menit ini, kami tidak memiliki satu korban pun, atau terluka, tidak seorang pun bahkan pilek,” kata Kadyrov menyangkal laporan tentang korban dari sumber Ukraina.

“Presiden (Putin) mengambil keputusan yang tepat dan kami akan melaksanakan perintahnya dalam keadaan apa pun,” lanjutnya.

Kadyrov sering menggambarkan dirinya sebagai ‘prajurit’ Putin. Sebelumnya Kadyrov mendesak Ukraina untuk bangkit melawan pemerintah mereka sendiri yang disebutnya ‘neo-Nazi’. Sementara pejabat Ukraina mengatakan deskripsi tersebut tidak masuk akal.

Sebelum mengerahkan pasukan ke Ukraina, Kadyrov telah mengerahkan pasukannya ke luar negeri untuk mendukung operasi militer Kremlin di Suriah dan Georgia.

Pekan lalu Kadyrov juga merilis video saat pasukan Rusia menggempur kota-kota Ukraina dengan artileri dan rudal jelajah.

Sebuah video pendek yang diterbitkan saluran berita Rusia, RT, menunjukkan ribuan pasukan Chechnya berkumpul di alun-alun utama ibukota wilayah itu, Grozny, untuk menunjukkan kesiapan berperang di Ukraina. Pasukan itu disebut sedang menunggu perintah Putin.

Moskow terlibat dalam dua perang berdarah dengan separatis di Chechnya. Sejak saat itu, Rusia disebut menggelontorkan sejumlah uang besar ke wilayah itu untuk membangun kembali dan memberi banyak keuntungan.

Wilayah ini berpenduduk mayoritas Muslim di Rusia selatan, setelah Uni Soviet pecah pada 1991. (cnn, rtr)

baca juga :

Walikota Madiun: Anak Kita Harus Lebih Baik Dari Kita

gas

Jelang Nataru, Pemprov Jatim Tingkatkan Operasi Yustisi Cegah Covid-19

Redaksi Global News

Liga 1: Persebaya Kontrak Kasim Botan dan Kadek Raditya