Global-News.co.id
Utama Webtorial

Pariwisata Jatim di Tengah Omicron: Strategi Pengendalian 2020-2021 Jadikan Pengalaman

SURABAYA (global-news.co.id) – Kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia makin meluas. Juga demikian di Jawa Timur (Jatim). Setiap hari, peningkatannya cukup tajam. Meski katanya virus ini tidak terlalu mematikan dibanding varian delta, tetapi sudah mulai “mengetatkan kembali” pergerakan anggota masyarakat. Hal ini tidak menuntup kemungkinan akan berdampak pada perekonomian. Lalu bagaimana dampaknya kepada sektor pariwisata di Jatim?

Seperti diketahui, sewaktu varian delta menurun, bahkan sangat kecil sekali penularannya di akhir 2021, sektor pariwisata, khususnya di Jatim mulai bergerak. Tak beberapa lama, varian omicron datang. Sudah barang tentu ini akan berdampak kepada pariwisata.

“Kita harus mengantisipasinya. Artinya, pengelola pariwisata di Jatim jangan sampai kendor melaksanakan Protokol Kesehatan (Prokes),” kata H. Mahdi, SE, SH, Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, kepada global news, Rabu (9/2/2022).

Maraknya kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia ini muncul beriringan saat sektor wisata mulai dibuka kembali bagi wisatawan mancanegara usai Indonesia dilanda pandemi covid-19 sejak awal Maret 2020. Hal ini membuat industri pariwisata dihadapkan pada dilema antara terus mendorong pariwisata bangkit atau mencegah varian Omicron.

Apalagi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kunjungan wisatawan mancanegara secara nasional pada November 2021 naik 3,06 persen menjadi 153.200 kunjungan, dibandingkan dengan Oktober 2021 sebanyak 151.000 kunjungan.

Politisi PPP tersebut mengatakan, sektor pariwisata hingga akhir tahun 2021 sudah mulai bisa bernapas. Ini setelah usai kegiatan usahanya terganggu dengan berbagai pengetatan yang dilakukan selama dua tahun terakhir.

H. Mahdi, SE, SH, Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim.

Dengan berbagai strategi pengendalian yang sudah dilakukan pada 2020 dan 2021, pemerintah sudah punya formula untuk bisa menekan kasus penularan di dalam negeri. Dengan demikian, pengendalian kasus dan dan pemulihan ekonomi bisa berjalan beriringan.

Industri pariwisata itu sendiri, sekarang lagi berharap memang terjadi pertumbuhan di 2022. Tentu harapan terbesar ke depan itu untuk terjadinya pertumbuhan dan pemulihan yang cukup baik itu besar.

Karena itulah, sejumlah pengetatan pergerakan orang memang perlu dilakukan untuk menjaga agar kasus covid-19 tidak lagi meledak akibat varian Omicron. Hanya saja, pengetatan tidak perlu dilakukan seperti PPKM darurat. Mengapa? “Karena karena kondisinya saat ini sudah beda. Vaksinasi di Jatim cukup tinggi,” kata Mahdi.

Yang paling penting, katanya lagi, terus mengingatkan masyarakat bahwasanya covid masih ada. Terapkan sanksi tegas jika ada pelanggaran (jangan tebang pilih). “Langkah yang diambil harus terukur, pemerintah perlu meneliti lebih lanjut mengenai penyebab naiknya penularan, termasuk jenisnya. Ini untuk bisa lebih memahami karakteristik varian baru ini,” katanya.

Kita, kata Mahdi, sama-sama melihat pada November-Desember 2021, Malang, Batu dan sejumlah tempat-tempat wisata lainnya mulai ramai dikunjungi wisatawan. Jalan-jalan cukup macet, terutama Sabtu dan Minggu. Dengan adanya varian omicron ini, apalagi beberapa hari terakhir ini terus meningkat kasusnya, kelihatannya berdampak kepada pariwisata.

“Pariwisata itu pergerakan manusia. Kalau ada pembatasan yang ketat, sudah pasti tak akan bangkit sektor ini. Terpenting di sini, yakni pengaturan yang baik, sehingga pariwisata tidak mandek. Kalau mandek, kan dampaknya kepada ekonomi secara keseluruhan. Kita berdoa semoga varian omicron ini cepat berlalu,” katanya.

Dia juga mengatakan, para pengusaha harus memperhatikan vaksinasi. Terutama kepada para karyawannya yang berada iujung tombak. “Saya berharap, para pengusaha pariwisata di Jatim melakukan vaksinasi dosis tiga atau booster kepada karyawannya, sehingga lebih terlindungi. Dengan demikian, pengunjung lebih percaya dan merasa lebih aman. Kalau karyawan sudah di booster, dalam melayani tamunya atau pengunjung dengan betul-betul sehat, akan menambah kepercayaan wisatawan,” pungkasnya. (adv)

baca juga :

APIP Audit Dugaan Korupsi PBB di Kecamatan Gemarang

Titis Global News

Nayla Baddrut Tamam Mewisuda 30 Siswa Lulusan Sekolah Lansia Tangguh

gas

Ke Sidoarjo, Mensos Beri Perhatian Kasus Pencabulan Anak Bawah Umur

Redaksi Global News