Global-News.co.id
Metro Raya Pendidikan Utama

Kasus Guru Pukul Siswa Berakhir Damai, Walikota Eri: Semoga Jadi Pembelajaran

Walikota Eri juga sempat mengunjungi sekolah dan rumah korban di Jl Kutisari Utara Gang 3

SURABAYA (global-news.co.id) – Kasus kekerasan yang dialami MR, siswa SMPN 49 Surabaya yang menjadi korban pemukulan guru JS berakhir damai. Ini setelah orangtua korban, Ali Muhjayin mendatangi Polrestabes Surabaya untuk mencabut laporannya pada Jumat (4/2). Bahkan, guru dan keluarga korban pun sudah saling memaafkan dan bersepakat menghentikan kasus tersebut.

Sejak awal, Walikota Surabaya Eri Cahyadi telah menaruh perhatian khusus pada kasus tersebut. Bahkan, dia juga sempat mengunjungi sekolah dan rumah korban di Jl Kutisari Utara Gang 3. Dia bersyukur, kasus ini berakhir damai dan dapat saling memaafkan antar-keduanya.

“Alhamdulillah Pak Ali menyampaikan akan istikharah, waktu saya datang ke rumah beliau. Dan saya sampaikan, Pak Ali ini orangnya saleh, hidupnya penuh dengan agama, sehingga waktu itu beliau menyampaikan akan mencabut itu (laporan),” kata Walikota Eri, Sabtu (5/2).

Walikota Eri menuturkan, sesama manusia itu memang harus saling memaafkan. Apalagi, manusia tidak bisa lepas dari salah. Bagi dia, hal ini telah ditunjukkan oleh keluarga Ali Muhjayin dengan mencabut laporan ke Polrestabes Surabaya dan memaafkan guru tersebut.

“Saya matur nuwun sanget (terima kasih banyak), kita diberi contoh oleh Pak Ali bahwa warga Surabaya harus saling memaafkan. Kalau ada kekurangan dan kesalahan, bagaimana kita memperbaiki kesalahan itu agar menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.

Eri menilai, kasus ini menjadi bukti warga Kota Surabaya memiliki rasa empati dan gotong royong yang tinggi. Dia berharap, kejadian ini dapat menjadi pembelajaran dan contoh bagi warga. Baginya, ketika membangun Surabaya ini dilakukan dengan hati seperti Ali Muhjayin, maka dia yakin Kota Pahlawan akan menjadi lebih hebat dari hari ini.

“Rasa empati, rasa gotong royong dan tepa selira itu ditunjukkan betul di Kota Surabaya. Dan semoga ini bisa menjadi contoh bagi saya pribadi walikota, secara umum juga kepada seluruh warga Surabaya,” ujarnya.

Soal proses administrasi terhadap guru JS, Walikota Eri menyatakan, proses ini tetaplah berjalan dan tengah ditangani oleh Inspektorat Surabaya. Pihaknya pun bakal melakukan tes psikologi terhadap guru tersebut, sehingga muridnya dapat lebih nyaman.

Meskipun seorang guru itu marah kepada anak didiknya, Walikota Eri berharap, para tenaga pendidik harus tetap sabar dan mampu mengontrol emosinya. Karena, bagaimanapun guru adalah orangtua yang mendidik murid-murid menjadi pemimpin di masa yang akan datang.

Orangtua siswa Ali Muhjayin mengaku telah mencabut laporan polisi dan memaafkan guru tersebut. Karena sejak awal, dia hanya ingin memperjuangkan dunia pendidikan. Bukan hanya mengenai pendidikan anaknya, tetapi dalam arti luas untuk masa depan pendidikan Indonesia.

“Dalam artian saya ingin menjalankan kewajiban saya dari seorang ayah, itu mendidik anak saya dan menanamkan, ketika saya tidak bisa mengajarkan ilmu formal, saya tetap mengajarkan mereka budi pekerti, saling memaafkan dan berjiwa besar,” kata Ali.

Apalagi, guru JS telah dianggapnya sebagai orangtua kedua yang telah mendidik anaknya di sekolah. Menurutnya, guru JS memiliki niat baik untuk mendidik anaknya. Hanya saja karena tersulut emosi, sehingga melakukan hal tersebut.

Ali juga mengucapkan terima kasih kepada Walikota Surabaya Eri Cahyadi, yang sejak awal telah memberi atensi khusus terhadap keluarganya. “Kami sebagai warganya, kami sebagai anaknya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan atensi yang luar biasa ini,” tuturnya. (pur)

baca juga :

Imbas Corona, Resepsi HPN Jatim 2020 Ikut Ditunda

Redaksi Global News

KPU Sebut Pembersihan APK Tanggung Jawab Peserta Pemilu

Redaksi Global News

Pinjaman ke Bank yang Terancam Bangkrut Dipermudah

Redaksi Global News