Global-News.co.id
Kesehatan Nasional Utama

Gubernur Khofifah Inginkan BKKBN Wujudkan Keluarga Berkualitas

Gubernur Khofifah saat mengukuhkan Maria Ernawati sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, Senin (10/1)

SURABAYA (global-news.co.id) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginginkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur bisa mewujudkan keluarga berkualitas melalui intervensi pada masalah stunting, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

Sebab tiga hal tersebut menjadi salah satu ujung tombak dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing. Keinginan itu disampaikan saat mengukuhkan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Maria Ernawati, di Gedung Negara Grahadi, Senin (10/1).

Khofifah menegaskan, Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) masih sangat relevan, mewujudkan keluarga berkualitas dengan perencanaan persiapan berkeluarga, pengaturan jarak kelahiran melalui pendekatan budaya dan perspektif keagamaan.

“Bersama dengan Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, saya harap BKKBN dapat memberikan kontribusi lebih signifikan lagi dalam mempercepat peningkatan IPM di Jatim, menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi, perkawinan anak di Jatim dan pencapaian target penurunan stunting sesuai target nasional ke angka 14% di tahun 2024,” kata gubernur perempuan pertama di Jatim ini.

Menurutnya, peran BKKBN dalam percepatan penurunan stunting melalui pembentukan Tim Pendamping Keluarga sangat fundamental. BKKBN Jatim bisa memberikan dukungan pada layanan intervensi spesifik maupun sebagai penanggung jawab dalam layanan intervensi sensitif.

“Kami harap BKKBN Jatim dapat melakukan pendekatan multi sektoral yang terintegrasi untuk penanganan penurunan stunting baik bersama dengan TP PKK, tenaga Kesehatan, TNI, Kepolisian dan instansi terkait lainnya secara komprehensif. BKKBN bisa bersinergi dalam mengidentifikasi dan mendampingi keluarga-keluarga berisiko stunting agar mendapatkan penanganan yang tepat,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan baru saja mengumumkan hasil Studi Satus Gizi Balita Indonesia (SSGI) 2021. Berdasarkan hasil SSGI 2021, angka stunting secara nasional mengalami penurunan 3,3%, yaitu dari 27,7% pada 2019 menjadi 24,4% pada 2021. Di Jatim sendiri angka stunting turun 3,35% dari 26,86% pada 2019 menjadi 23,5% di tahun 2021.

“Namun meskipun mengalami penurunan, kita tidak boleh berpuas diri. Permasalahan stunting masih jadi PR kita bersama,” jelas Khofifah.

Selain permasalahan stunting, lanjutnya, permasalahan AKI dan AKB turut menjadi perhatian. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, sejak pandemi Covid-19, AKI di Jatim mengalami peningkatan. Pada 2019 sebanyak 529 kasus dan pada 2020 tercatat 565 kasus. Kematian ini antara lain disebabkan Covid-19.

Sedangkan AKB menunjukkan tren menurun. Jika pada 2018 terdapat 4.028 kasus, 2019 sebanyak 3.864, pada 2020 turun jadi 3.611 kasus.

Sementara Deputi Bidang ADPIN BKKBN, Sukaryo Teguh Santoso, mengingatkan, upaya percepatan penurunan stunting harus berjalan beriringan dengan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

“Salah satu modal utama yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan Program Bangga Kencana adalah ketersediaan data mikro keluarga yang diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK21),” ujar Teguh yang pernah menjabat Kepala Perwakilan BKKBN Jatim.

Menurutnya, data mikro ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan program yang lebih menyentuh bagi kepentingan seluruh masyarakat. Selain itu peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dapat dioptimalkan perannya dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Usai pengukuhan, Maria Ernawati mengungkap, BKKBN Jatim akan bergerak sesuai dengan arahan Gubernur dengan penguatan TPK yang terdiri dari bidan, kader PKK dan Kader KB yang jumlahnya lebih dari 93.000 orang. Mereka bisa saling berkolaborasi melaksanakan pendampingan kepada keluarga-keluarga di seluruh desa di Jatim.

Dalam upaya menurunkan angka stunting, Erna bersama jajarannya telah melakukan audiensi dengan Rektor Unair.  Melalui pertemuan tersebut, dia meminta dukungan Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih SE,  mengingat Unair sebagai koordinator perguruan tinggi di Jatim dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Erna menegaskan, sebagai ketua tim percepatan penurunan stunting, BKKBN telah membentuk TPK di setiap desa. Dia berharap Unair dapat membantu melalui program-program kolaborasi yang sedang berjalan, antara lain KKN tematik dengan isu percepatan penurunan stunting, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kependudukan, dan riset tentang percepatan penurunan stunting. (ret)

baca juga :

25 April, 768 Orang di Jatim Positif Corona, 86 Meninggal

Redaksi Global News

PWI Jatim gelar UKW dengan Terapkan Protokol Kesehatan

gas

Pemkab Sumenep Tetapkan Pilkades Serentak Digelar 25 November

Redaksi Global News