SURABAYA (global-news.co.id) – Seiring perkembangan dan adaptasi teknologi, layanan perbankan berbasis digital semakin menjadi pilihan masyarakat. Terlebih untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan, kini semakin banyak yang menggunakan gadget.
Data Bank Indonesia memperkirakan transaksi perbankan digital dan digital banking tahun 2022 meningkat 21,8% dari proyeksi tahun 2021.
National Network Head Bank OCBC NISP, Jenny Hartanto, menyebutkan, pada kuartal 3 tahun 2021, jumlah transaksi nasabah individu melalui ONe Mobile Bank OCBC mengalami peningkatan 16% yoy, sedangkan untuk nasabah korporasi melalui Velocity Bank OCBC NISP meningkat 18% yoy.
“Peningkatan transaksi keuangan digital ini perlu juga dibarengi dengan literasi atau pemahaman keuangan yang baik. Hasil riset OCBC NISP Financial Fitness Index menunjukkan, generasi muda Indonesia menjadi salah satu yang memiliki literasi keuangan yang rendah dengan rata-rata kesehatan finansial hanya mencapai 37,72. Ini jauh dibandingkan Singapura yang mencapai 61. Riset tersebut juga menunjukkan hanya 14,3% anak muda yang terlihat berusaha menuju sehat finansial, namun nyatanya kondisi mereka masih belum ideal. Hal ini salah satuya dikarenakan pemahaman generasi muda terhadap bagaimana mengelola keuangan yang masih tidak tepat ,” ujarnya di sela tur media di Financial Fitness Gym dari Nyala OCBC NISP, Sabtu (11/12).
Rendahnya literasi bisa dilihat dari banyaknya fenomena anak-anak muda yang ingin keuntungan (cuan) besar dengan cara instan, bergaya hidup sultan yang besar pasak daripada tiang, atau membeli mata uang kripto (crypto currency) pakai dana pendidikan atau tabungan nikah.
Dijelaskan, untuk mendukung peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia, pihaknya melakukan distrupsi peranan kantor cabang, tidak sekadar untuk bertransaksi, namun mengedepankan edukasi dengan konsep nge-gym. Ketika semua aktivitas finansial dilakukan dengan gadget, fungsi bank jadi berkurang. Seiring dengan itu, kantor cabang pun dikembangkan sebagai pusat edukasi, learning experience.
“Kami menyadari kalau kebutuhan masyarakat terhadap peranan kantor cabang bank saat ini semakin meningkat. Khususnya untuk fungsi edukasi dalam pengelolaan keuangan. Di Financial Fitness Gym ini kami mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk nge-gym finansial melalui program pendampingan dan financial coach berpengalaman agar keuangannya menjadi fit,” kata Jenny.
Ibaratnya sebuah gym, di kantor cabang di Ciputra World ini masyarakat bisa melakukan financial fitness check up dan konsultasi keuangan pada financial coach, mengikuti kelas-kelas personal finance dan entrepreneurship. Melalui edukasi itu, diharapkan bisa memperbaiki spent attitude seperti menunggu berpenghasilan besar dulu baru menabung. “Ini yang ingin kami luruskan melalui pembelajaran finansial,” ujarnya.
Ada 3 hal yang ingin dicapai melalui Financial Fitness Gym dari Nyala OCBC NISP itu, membantu meningkatkan pemahaman finansial (knowledge), memperbaiki kebiasaan manajemen keuangan (behavior), dan meluruskan mindset agar generasi muda dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat (attitude).
Surabaya dipilih menjadi lokasi pertama di Indonesia, karena kota ini memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi yakni 82,23 pada 2020 dan tingkat kemiskinan relatif rendah yakni 5%, serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi. IPM dan pertumbuhan ekonomi yang baik di Surabaya, lanjut Jenny, harus diimbangi dengan pemahaman masyarakat yang baik tentang pengelolaan keuangan.
“Kami ingin mengajak anak-anak muda Surabaya menjadi trendsetter dalam mengubah mindset anak muda di kota-kota lainnya agar menjadi #FinanciallyFit dulu, #CrazyRich kemudian. Jadi saya ingin ajak anak muda Surabaya dan sekitarnya untuk merasakan pengalaman nge-gym finansial dengan mengunjungi Financial Fitness Gym di Mal Ciputra World,” kata Jenny. (ret)