Global-News.co.id
Nasional Utama

Semeru Masih Semburkan Material Vulkanik, Khofifah: Jangan Selfie di Zona Merah!

Gubernur Khofifah Indar Parawansa mendampingi Presiden Jokowi meninjau lokasi bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.

SURABAYA (global-news.co.id) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta masyarakat sabar dan tidak mendekati Zona Merah. Pasalnya, hingga saat ini Gunung Semeru terpantau masih terus mengeluarkan material vulkanik.

Khofifah menegaskan agar masyarakat beraktivitas dalam radius aman. Setidaknya hindari arah bukaan kawah di sektor tenggara – selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Termasuk potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

“Bagi masyarakat yang tidak berkepentingan agar jangan mendekati zona merah karena berbahaya. Apalagi kalau cuma untuk sekedar berselfie dan mengambil foto bencana. Lokasi bencana, bukan lokasi wisata,” ungkap Khofifah saat ditemui di Surabaya Rabu (8/12).

Menurut Khofifah, jangan sampai demi eksistensi di media sosial warga mengabaikan keselamatan diri. Selain awan panas guguran Gunung Semeru yang masih berpotensi terjadi, tingginya curah hujan di kawasan Semeru juga disebut Khofifah dikhawatirkan berpotensi menimbulkan banjir lahar dingin.

“Daripada berselfie ria di lokasi bencana baiknya berempati dengan menghimpun dan menyalurkan bantuan atau mendoakan para korban bencana yang sampai saat ini ada yang masih hilang belum ditemukan,” imbuhnya.

Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim bersama Pemkab Lumajang, TNI- POLRI, BNPB dan segenap relawan terus berupaya untuk memberikan pelayanan kepada para penyintas secara optimal.

Terkait proses relokasi permukiman warga terdampak, saat ini dalam proses identifikasi lokasi, yang semua opsinya terkonfirmasi milik Perhutani.
Data terkini Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada Rabu (8/12/2021) pukul 12.00 WIB, jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 5.171 jiwa.

Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Jember 94 orang dan di Kabupaten Malang terdapat 96 jiwa dan Kabupaten Blitar 20 orang.

Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 985 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.733 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 974 jiwa, Kecamatan Lumajang 199 jiwa, Kecamatan Tempeh 459 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 191 jiwa dan lainnya tersebar di 7 kecamatan lain di Lumajang.

Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 13 jiwa dan meninggal dunia 38 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi. Selain dampak korban jiwa, APG mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak yang saat ini terus dilakukan pendataan.

Sementara fasum dan fasos yang terdampak saat ini tercatat 31 unit terdiri atas sarana pendidikan 24 unit, sarana ibadah 5 unit, faskes 1 unit dan jembatan 1 unit. Sedangkan tercatat 199 ekor hewan ternak juga terdampak.

Dibangun Jembatan Darurat

Saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo mengunjungi lokasi terdampak awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Selasa (7/12/2021), Gubernur Khofifah mendapat kepastian dibangunnya jembatan darurat di lokasi terdampak Semeru. Hal ini karena jembatan yang menghubungi akses ke sejumlah wilayah di lokasi itu hancur.

Jokowi yang juga didampingi Mensesneg Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tersebut mengunjungi Jembatan Gladak Perak yang putus akibat aliran awan panas saat erupsi Gunung Semeru. Jembatan tersebut merupakan akses utama Lumajang dan Malang.

Sebelum ke lokasi jembatan, Presiden mengunjungi lokasi pengungsian untuk korban terdampak awan panas Gunung Semeru di Lapangan Sumberwuluh. Jokowi meninjau para korban di pengungsian dan memastikan kebutuhan pokok serta makanan pengungsi terpenuhi.

“Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya korban letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur,” ujar Presiden Jokowi.

“Saya datang ke lokasi untuk memastikan bahwa seluruh kekuatan yang kita miliki sudah berada di lapangan untuk pencarian korban yang masih ada, kemudian juga evakuasi, juga ini kita lihat untuk rencana perbaikan infrastruktur yang rusak akibat letusan Gunung Semeru ini,” tambah Jokowi.

Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa posisi Jembatan Gladak Perak sangat vital. Jembatan tersebut menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Akibat terputusnya jalur itu, daerah Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, hanya bisa diakses dari Malang. Sementara itu, arus kendaraan dari Lumajang menuju Malang dan sebaliknya untuk sementara dialihkan untuk melewati Probolinggo.

“Tadi Pak Menteri PUPR, Pak Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa dalam waktu dua bulan kedepan akan dibangun jembatan gantung agar koneksitas antara kedua wilayah tetap terhubung. Sementara jembatan permanen, akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam kurun waktu satu tahun kedepan,” papar Khofifah.

Menurut Khofifah, kepastian dibangunnya jembatan darurat ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan dan sangat ditunggu-tunggu masyarakat. Karena bagi masyarakat yang ingin ke Lumajang atau Malang, tidak perlu memutar melewati Probolinggo.

“Jembatan ini adalah jalur ekonomi, jalur pendidikan, dan juga jalur pemerintahan. Jadi tentu saja keberadaanya sangat vital untuk aktivitas masyarakat,” imbuhnya.

Terkait pengungsi, Khofifah menjamin seluruh pengungsi tertangani dengan baik. Seluruh kebutuhan pengungsian, baik itu berkenaan dengan konsumsi, obat-obatan, air bersih, dan lain sebagainya aman dan tercukupi.

Pemprov Jatim, kata Khofifah, sejak hari pertama telah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan permakanan pengungsi. Saat ini cukup banyak dapur umum baik di Candipuro maupun Pronojiwo yang didirikan oleh relawan. Pemprov sendiri mendirikan dua dapur umum, dimana setiap dapur umum tersebut mampu menyediakan sebanyak 2.500 porsi/hari.

“Terima kasih Bapak Presiden berkenan hadir di Kabupaten Lumajang yang saat ini sedang berduka akibat terjangan awan panas guguran Gunung Semeru. Kehadiran bapak merupakan bentuk perhatian kepada masyarakat Kabupaten Lumajang, dan ini akan menjadi penyemangat bagi para korban untuk segera bangkit,” imbuhnya. (gas)

 

baca juga :

Potensi Besar, Gubernur Khofifah Ajak Budi Daya Lele

Protes soal Kekerasan Muslim, Massa PA 212 Bakar Bendera India

Redaksi Global News

Antisipasi Meningkatnya Kasus AKI, Polresta Sidoarjo Bersama Stakeholder Terkait Sidak Apotek

Redaksi Global News