SURABAYA (global-news.co.id) –
Menyongsong Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024, di Aceh dan Sumatera Utara, KONI Jawa Timur telah berancang-ancang. Apalagi melihat capaian Jatim, yang menempati peringkat ketiga klasemen akhir PON XX/2021 Papua.
Jawa Timur sendiri, baru dua kali menjadi juara umum PON, yakni pada tahun 2000 dan 2008. Selepas itu, capaian tertinggi provinsi ini di pesta olahraga empat tahun adalah selalu di peringkat tiga besar.
Padahal, provinsi yang identik dengan jargon ‘jer basuki mawa bea’ ini dikenal sebagai salah satu provinsi penghasil atlet-atlet nasional.
Menyikapi kondisi tersebut, Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan KONI-Dispora Jatim berusaha mengupas strategi terbaik agar gelar juara umum, tidak lagi lepas dari genggaman. Karena itu, digelar acara diskusi bertajuk ‘Menata Strategi Meraih Juara di PON 2024’ di Surabaya, Kamis (2/12).
Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman sebagai keynote speaker, mengapresiasi acara tahunan Pokja Wartawan KONI-Dispora Jatim.
Menurutnya, melalui acara ini, semua Pengurus Provinsi (Pengprov) masing-masing cabang olahraga (cabor) bahu-membahu dengan KONI provinsi dan kota/kabupaten, untuk membawa Jatim terus berprestasi.
“Acara seperti ini perlu dilaksanakan. Karena dapat menunjukkan tekad kita. Bagaimana mengangkat harkat, martabat dan prestasi Jatim. Setidaknya, Indonesia di masa mendatang,” kata Marciano.
Selain itu, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut, menyampaikan pentingnya diskusi ini sebagai tolok ukur bagaimana KONI dan pengprov cabor di Jatim dalam melakukan pembinaan olahraga.
Selain dihadiri Marciano, turut mendampingi Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno sebagai pembicara. Selain itu, wartawan senior Joko Tetuko dan M. Rakhman selaku Ketua Pengprov PGSI Jatim juga menjadi pembicara. Acara diskusi semakin menarik karena dipandu Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabil.
Pada paparannya, Joko Tetuko menyoroti perlu ada atlet ‘anak emas’. Artinya, negara secara totalitas tidak sekadar kebijakan program. Ditambah saat ini tengah dijalankan penerapan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
“Program-program pembinaan juga perlu anggaran untuk menjadi kebijakan nasional. Sehingga, ketika ditemukan atlet usia muda (potensial), juga ada jaminan sampai atlet pensiun. Karena jika hanya rencana tidak ada anggarannya, itu omong kosong,” ujar Joko.
Alhasil, acara ini mendapat respon positif dari cabor. Salah satunya Haris Thofly, perwakilan Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Jatim, menilai acara ini memberi banyak manfaat bagi pengurus cabor. Terutama wawasan dari para pelaku olahraga dalam menyusun strategi untuk dapat memenuhi target.
“Luar biasa apa yang dilakukan teman-teman wartawan. Ini menjadi catatan penting bagi cabor-cabor, khususnya KONI Jatim. Dan ini saya kira tidak hanya sampai di sini. Harus diadakan kontinyu. Sebagai pengingat kembali, bahwa persiapan atlet perlu dilakukan secara matang,” kata Haris.
Haris, yang juga Ketua Askot PSSI Kota Malang, berharap, dengan rentang waktu menuju PON 2024 yang panjang, dapat dimaksimalkan untuk persiapan. “Melalui Puslatda, tahun pertama, mungkin perlu pembibitan, kompetisi dan seleksi dari masing-masing cabor. Baru tahun kedua dan seterusnya, sudah bisa disusun untuk mencapai peak performance atlet,” katanya.
Hal senada disampaikan Edy Zakaria, yang bersyukur dengan adanya acara diskusi tersebut. Yakni, membuat atlet tetap mendapat perhatian. Mantan pelari gawang andalan Jatim tersebut, memberi acungan jempol kepada Pokja Wartawan KONI-Dispora Jatim.
“Acungan jempol khusus, untuk teman-teman wartawan Pokja KONI-Dispora Jatim. Karena tanpa peran wartawan, tak mungkin bisa mengumpulkan para pengurus urun rembug demi Jatim. Dan juga nasib para mantan atlet ini terdeteksi oleh KONI Jatim,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung mengatakan banyak hal strategis bisa dibahas dalam acara diskusi ini.
Dari paparan Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno dan Djoko Tetuko, menurut Erlangga, KONI Jatim sudah mendapat gambaran awal apa yang nantinya harus dilakukan menjelang PON XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara.
Erlangga juga mengucapkan terima kasih kepada wartawan terutama wartawan Pokja KONI Jatim sudah menggelar acara diskusi sangat penting ini.
“Kami banyak terbantu dengan Pokja wartawan KONI Jatim, karena program-program kami bisa tersampaikan kepada masyarakat. Selain itu teman-teman wartawan banyak juga memberikan kritik dan masukan terhadap KONI Jatim yang akhirnya kami bisa mengurai bagaimana baiknya mengelola olahraga di Jatim,” ujarnya. (jtm, ins)