Global-News.co.id
Kesehatan Utama

Cegah AIDS, Hindari Seks Berisiko dan Penggunaan Narkoba Suntik

SURABAYA (gobal-news.co.id) – Surabaya menempati peringkat tertinggi jumlah kasus baru HIV. Hingga Juni 2021 kasus baru penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini mencapai 323, sedangkan secara keseluruhan di wilayah Jawa Timur terdapat 2.526 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dr dr. Erwin Ashta Triyono SpPD, mengatakan, untuk mencapai target Ending AIDS tahun 2030 diperlukan kerjasama dan sinergi antara pemerintah dan seluruh masyarakat dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS.

Erwin mengingatkan, penularan AIDS yang paling mungkin adalah melalui aktivitas seks berisiko dan narkoba suntik. “Selama mereka bisa menghindari dua perilaku ini, diharapkan aman. Pokoknya yang diingat 2 ini, jangan seks berisiko dan menggunakan narkoba suntik. Itu yg paling penting,” tandasnya dalam pernyataannya menyambut Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap 1 Desember, Rabu (1/12).

Kuncinya, lanjut mantan Direktur RS Lapangan Indrapura ini, penilaian masyarakat pada diri sendiri. Apakah dia berisiko, dari suami, istri atau dirinya sendiri. Kalau berisiko, segera mengikuti testing.

Dijelaskan, upaya pencegahan yang dilakukan Dinkes tak lepas dari strategi nasional yaitu STOP (suluh, testing, obati, pendampingan). Suluh memberikan edukasi pada masyarakat melalui Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten/Kota, puskesmas, LSM, serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

Testing tak lepas dari edukasi yang sudah tersampaikan, sehingga masyarakat yang punya risiko diharapkan segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. “Kalau negatif bersyukur. Kalau positif segera kita obati, karena negara dalam hal ini pemerintah punya ARV (antiretroviral). Jadi penyakit yang dulu tidak bisa diobati itu kini bisa diobati,” ujar Erwin.

Selanjutnya P adalah pendampingan bagi masyarakat yang positif, dengan memberikan konseling supaya yang bersangkutan mau minum obat dalam jangka panjang.
Terkait itu, yang perlu dilakukan adalah memperluas cakupan pelayanan kesehatan dan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu.

“Tentunya upaya pencegahan agar tidak terinfeksi HIV adalah sebuah langkah yang baik efisien dan efektif. Diharapkan masyarakat tetap menjaga kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga tidak terinfeksi HIV,” kata Kadinkes.

Hari AIDS tahun ini punya tema global End Inequalities, End AIDS, End Pandemic dan tema nasional Akhiri AIDS, Cegah HIV, Akses untuk Semua.

Jika sudah terinfeksi, adalah menjadi hak dari masyarakat untuk mendapatkan layanan yang komprehensif bebas stigma dan diskriminasi. Layanan tersebut tidak hanya kesehatan. “Yang positif jangan distigma, terus dipecat atau dipindah ke tempat yang tidak sesuai kompetensi. Biarkan mereka tetap bekerja seperti biasa, tapi ditambahi kemudahan akses untuk pengobatan. Anggap mereka seperti orang biasa. Jadi hindari pemahaman yang menakutkan, penyakit ini bisa dicegah dan diobati,” ujarnya.

Diingatkan pula, bagi orang dengan HIV (ODHIV), sayangi diri, sayangi keluarga dan masyarakat sekitar dengan “HIV Stop di saya” jalani pengobatan ARV sesuai ketentuan, bukalah status HIV pada pasangan agar mendapat dukungan dan ajaklah pasangan untuk tes sehingga dapat secara dini mendapatkan pengobatan. Sedang untuk ibu hamil lakukan pencegahan dengan melakukan Ante Natal Care (ANC) sehingga dapat mencegah penularan dari ibu ke janin/bayinya.

“Marilah kita lakukan pencegahan dan bagi yang telah terinfeksi rajinlah untuk mengakses layanan dan semua pihak seyogyanya menciptakan iklim yang kondusif untuk tercapainya tujuan Akhiri AIDS,” pungkas Erwin. (ret)

baca juga :

DPRD Pamekasan Antisipasi Harga Tembakau 2024 Turun

gas

Pemain Persib Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Optimalkan Pembayaran PBB P-2, Bapenda Kabupaten Madiun Lakukan Evaluasi

gas