Global-News.co.id
Madura Utama

Agar Tembus Pasar Global, Bupati Minta Perajin Batik Lebih Inovatif

PAMEKASAN (global-news.co.id) – Bupati Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam mengajak para perajin batik untuk meningkatkan inovasi dan kualitasnya  seiring pesatnya produk lokal lainnya yang mampu menembus pasar global.
Menurutnya, para perajin batik perlu membuat terobosan baru yang keluar dari kebiasaan lama tanpa menghilangkan identitas batik Madura, dan Pamekasan secara khusus. Salah satunya dengan memproduksi batik yang berpola.
“Saya kemarin diskusi dengan Pak Sigit (Kabag Prokopim, red) tentang batik Pamekasan yang tidak berpola, akhirnya saya ada acara di Yogya beli batik satu, kemudian saya jelaskan kepada pembatik, kalau ini batiknya berpola,” ungkapnya, Jum’at (17/12/2021).
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam tersebut mengungkapkan, batik yang berpola akan memudahkan penjahit memotong kain sesuai dengan keinginan pemakai. Sementara, sejauh ini batik khas Pamekasan membuat penjahit masih kebingungan letak motif bagian depan atau belakang. Utamanya penjahit luar Madura.
“Penjahit itu tidak akan pikir panjang untuk potong kalau ini bagian kerah, lengah, dan bagian yang lainnya, nyambung batiknya, enak dipakai. Di Jawa itu buat batik gambarnya ikan depan belakang, ada yang ikannya dari samping ke depan, di kita ini belum,” tandasnya.
Sekretaris Umum IKA PMII Jawa Timur ini meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk memberikan pelatihan khusus terhadap perajin batik yang memiliki pola guna meningkatkan nilai jual dan nilai tawar masyarakat global.
“Makanya, tugas dinas perdagangan, dan OPD yang lain perlu melatih itu biar kemudian batik kita tetap identitasnya Madura, dan Pamekasan, tetapi ada pola atau ada produk yang dipola,” pintanya.
Dikatakan, pihaknya pernah memberikan batik khas Pamekasan kepada sejumlah tokoh nasional sebagai nilai tawar terhadap batik bumi Gerbang Salam di kancah nasional. Hasilnya, cukup memuaskan setelah batik tersebut digunakan dalam beberapa acara di istana negara.
“Beberapa tahun lalu, saya beli batik dan diberikan kepada sejumlah tokoh, pengusaha, dan pejabat negara untuk dipakai. Alhamdulillah Bapak Darmin Nasution kita kirimin dan dipakai di sejumlah acara di istana negara, saya bangga sekali karena pakai batik tulis Pamekasan,” terangnya.
Tetapi, lanjut dia, berbeda ketika batik yang dikirim kepada tokoh atau pejabat nasional tersebut belum selesai dijahit. Penjahit luar Madura merasa kesulitan tata letak sesuai motif batik.
“Setelah dikirim kainnya untuk dipakai di acara yang lain, penjahitnya yang telpon, cara jahitnya bagaimana? Artinya, bisnis itu ikut pasar, jangan ikut sesuai dengan keinginan diri sendiri. Kalau pasarnya warna putih, jangan memaksa diri jual warna hitam,” ungkapnya.
Dia berharap, perajin batik Pamekasan senantiasa berinovasi membuat motif baru guna meningkatkan nilai jual di pasaran luas tanpa menghilangkan identitas lokal. (mas)

baca juga :

Polres Madiun Gelar Dialog dan  Baksos di Desa Rawan Narkoba

gas

Kepercayaan Publik pada Polri Meningkat 70,8 Persen

Kinerja Apik BNI Dipercaya Terus Berlanjut Sampai Akhir Tahun

Redaksi Global News