Global-News.co.id
Madura Utama

‘Sagu-Saku’ Ikhtiar Menuju Terwujudnya Pamekasan Kabupaten Literasi

Sebagjan guru penulis buku foto bersama Bupati, Sekdakab Totok Hartono dan Kadisdik Pamekasan.

Pamekasan Kamis (25/11/21) melaunching Program “Satu Guru Satu Buku (Sagu-Saku)” Menuju Pamekasan Kabupaten Literasi Tahun 2022, yang digelar pada puncak peringatan Hari Guru Nasional ke-27 tahun 2021. Launching dilakukan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam. Apa latar belakang dan target yang ingin diraih program tersebut ?

Oleh Masdawi Dahlan

KEPALA Dinas Pendidikan Pamekasan Akhmad Zaini MPd menuturkan latar belakang program itu didasari oleh faktor natural dari seorang guru. Menurut dia guru itu memiliki ketebatasan usia atau umur biologis. Dengan usia biologis yang pendek itu, maka pada usia 60 tahun guru sudah pensiun atau berhenti mengajar. Padahal idealnya, kata dia, guru itu tidak boleh berhenti mengabdi hanya karena faktor usia biologis.

Pengabdian guru harus berlangsung hingga sampai meninggal dunia. Salah satu yang bisa dikembangkan melalui umur amaliyah. Guru itu harus menulis buku. Dengan buku guru nanti akan tetap bisa memiliki pengabdian dan amaliyah yang abadi.

“Yang kedua, sejatinya guru itu memang harus mempunyai kewajiban menulis sebagai pengembangan dari profesi yang ditekuninya. Menulis merupakan kewajiban guru untuk pengembangan profesi dan itu telah diatur di dalam Permendikbud,” katanya.

Selama ini, kata Zaini, sebenarnya profesi guru sudah memiliki kemampuan menulis, akan tetapi tidak dibukukan, akibatnya tulisannya menjadi tulisan yang tercecer. Sehingga potensi yang dimilikinya menjadi potensi yang tidak tersalurkan secara terencana menjadi sebuah karya yang bisa dibaca secara abadi.

“Karena itu maka kami mengarahkan. Potensi menulis itu sudah ada. Kita harus arahkan menjadi sebuah tulisan di buku. Maka kami berinisiatif bekerja sama dengan Media Guru Indonesia, penerbit yang juga lembaga pengembangkan kemampuan guru, salah satu di dalamnya adalah pengembangan kemampuan menulis,” paparnya.

Kerjasama dengan Media Guru Indonesia, kata Zaini, targetnya adalah agar guru di Pamekasan bisa menjadi menulis yang baik dan hasil karyanya bisa dibukukan. Karena itu lalu kemudian dibuatkan program pelatihan bagi para guru pada bulan September lalu. Dalam pelatihan itu dilibatkan sejumlah guru senior yang memilki pengalaman menulis yang bagus mendampingi mereka.

“Setelah didampingi mereka dilatih, dididik, dikoreksi naskahnya, lalu hasilnya bagaimana? Ternyata luar biasa bisa. Pelatihan itu menghasilkan 84 buku. Ada 84 guru peserta pelatihan kemarin itu yang sudah lanssung bisa menulis buku, dan buku itu juga diterbitkan oleh Media Guru Indonesia, penerbit berkelas dan bergensi,” ungkapnya.

Dalam acara Launching ‘’Sagu-Saku’’ di Pendopo Ronggosukowati, Kamis (25/11/21) kemarin, 84 buku tulisan para guru tersebut diserahkan oleh penulisnya masing kepada Bupati Pamekasan Baddrut Tamam. Buku mereka semuanya sudah ber-ISBN dan berkualitas serta pihak Disdik Pamekasan juga telah mengurus ke Katalog Nasional.

“Jadi acara launching kemarin itu sebagai inspirasi bagi teman teman guru bahwa mereka itu bisa menulis. Kalimat ini yang harus ditunjukkan. Ini yang perlu dikembangkan kepada semua teman teman guru bahwa mereka bisa menulis,” tandas Zaini.

Kemampuan menulis yang telah dimilki para guru peserta pelatihan diharapkan akan ditularkan kepada guru yang lain, sehinga semua guru di Pamekasan nanti akan memiliki kemampuan menulis dan bisa menghasilkan minimal satu buku. Terkait dengan ini, di Pamekasan sudah lahir komunitas forum Sagu-Saku. Target komunitas itu adalah mencapai keinginan untuk program Sagu-Saku tersebut.

Zaini mengaku tidak membatasi tentang judul atau materi tulisan. Tahap awal memberikan kebebasan bagi guru untuk menulis sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Akan lebih baik memang bila berkaitan dengan keahliannya masing-masing.

“Boleh buku apa saja, kita targetnya semua buku apa saja. Tentang asmara dan lain lain juga boleh. Untuk melatih orang di awal awal itu harus diberi kebebasan nanti baru diarahkan. Yang harus kita tumbuhkan kepercayaan diri menulis dulu.,” tegasnya.

Saat ini di Pamekasan ada 7.900 orang guru. Rinciannya 3.900 guru PNS dan 4.000 guru non-PNS. Kalau semua guru di Pamekasan berhasil menulis minimal satu buku, kata Zaini, maka akan menjadi kekuatan luar biasa yang bisa menjadi modal kuatnya Pamekasan sebagai kabupaten literasi.
“Saya melihat dengan pengembangan literasi itu ada perubahan sikap masyarakat. Yang kasar jadi santun, ramah. Literasi ini kuncinya. Mereka lebih bijaksana, kritik tidak destruktif, maksudnya diubah metodenya jadi lebih baik,” pungkasnya. (*)

baca juga :

SIG Tindak Lanjuti Rekomendasi BPK untuk Perkuat Akuntabilitas dan Tata Kelola

Redaksi Global News

Ratusan Polisi Myanmar Membelot, Biarawati Hadang Militer

gas

Pemprov Jatim Upayakan Pasang Palang Pintu pada 734 Perlintasan KA

Redaksi Global News