Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Pendidikan Utama

PEM Akamigas Siap Buka Program Studi EBT

BLORA (global-news.co.id) – Energi Baru Terbarukan (EBT) saat ini sudah merupakan kebijakan nasional untuk menopang sumber daya fosil yang kian terbatas.

Ketersediaan EBT yang berlimpah namun pemanfaatannya masih minim.  Bukan saja dari segi biaya yang cukup besar namun juga sumber daya manusia (SDM) yang terbatas.

Untuk mendukung transisi energi menuju pemanfaatan energi dan teknologi yang rendah emisi, serta ramah lingkungan demi mencapai target Net Zero Emission, Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), menyelenggarakan The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021. Dilaksanakan secara virtual pada 22-27 November 2021, mengangkat tema “Energy Transition Scenario Toward Net Zero Emission”. Dan mendapat dukungan penuh dari Kementerian ESDM.

Demikian pula dengan yang dilakukan oleh PEM Akamigas. Demi mendukung transisi energi ini PEM Akamigas tengah mempersiapkan diri untuk membuka Program Studi (Prodi) baru yakni Prodi EBT.

Menurut Wakil Direktur 1 PEM Akamigas, Erdila Indriani, PEM Akamigas mengantisipasi itu dengan dimulai penyisipan pengetahuan EBT pada kurikulum berjalan. PEM Akamigas dengan bantuan pemerintah Swiss melalui projek Renewable Energy Skills Development (RESD) akan membuka program spesialisasi 1 tahun bidang EBT.

Rencananya, ujar Erdila Indriani, intake pertama akan dilakukan pada September 2022 untuk mahasiswa lulusan D3 Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Sipil.

Itu menjadi modal untuk PEM Akamigas membuka prodi baru yang komprehensif. Karena bantuan dari RESD ini tidak hanya alat laboratorium. “Tetapi juga pengembangan dosen dan pembuatan kurikulum EBT,” jelas Erdila saat menyampaikan materinya pada webinar yang dilaksanakan di The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021 (24/11).

PEM Akamigas juga telah memperkenalkan EBT ini langsung kepada masyarakat melalui program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan membangun beberapa Penerangan Jalan Umum (PJU) bertenaga surya.

Kemudian pembuatan Qreen (Quick Response Energy) yang juga bertenaga surya. Sebagai satu solusi cepat dalam membantu daerah pasca bencana maupun krisis air. Karena alat ini dilengkapi dengan pompa transfer, reverse osmosis, filter air, dan penerangan, serta mampu menjangkau daerah pelosok yang tidak terjangkau oleh truk ataupun kendaraan besar. (rno)

baca juga :

Setelah Australia, Kini Jerman Beri Pinjaman ke Pemerintah Rp 9,1 Triliun

Redaksi Global News

Pembukaan Pasar Turi Baru, Jadi Wadah UMKM Bangkitkan Ekonomi Kota Surabaya

Redaksi Global News

Kunjungan Wisman hingga November Tembus 14,92 Juta

Redaksi Global News