PACITAN (global-news.co.id) – Hujan deras di wilayah Pacitan kembali memicu longsor susulan di Bukit Parangan Dusun Wonosari, Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Pacitan, Rabu (10/11). Longsor susulan kali ini lebih besar dari longsor pertama yang terjadi Senin malam (8/11/202).
Akibat peristiwa tersebut, sejumlah warga terlihat lari berhamburan meninggalkan rumah. Warga memilih mencari tempat aman untuk sementara waktu. “Tadi, hujan deras, terdengar suara gemuruh yang bersumber dari arah Bukit Parangan sekitar durasi 30 menit. Warga yang tinggal di dekat aliran banjir batu, sementara meninggalkan rumah untuk cari tempat aman,” terang Kusnan, warga Dusun Wonosari.
Data yang dihimpun dari Polsek Arjosari, longsor susulan terjadi pada Rabu (10/11) sekitar pukul 12.00 WIB. “Sejauh ini, belum ada laporan korban luka ataupun meninggal dunia. Hanya saja akses jalan penghubung antara Desa Karangrejo dengan Desa Karanggede kembali terputus karena tertutup material longsor setinggi 3 meter,” kata Iptu Amrih Widodo, Kapolsek Arjosari.
“Kami melakukan antisipasi dengan imbauan kepada warga sekitar lokasi banjir dan longsor batu agar sementara waktu menjauh dan mencari tempat aman, sebab sudah 2 jam lebih wilayah ini diguyur hujan deras yang telah memicu longsor susulan sebanyak 2 kali yang baru saja terjadi,” sambungnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pacitan, Didik Alih Wibowo mengatakan longsor yang terjadi di wilayah tersebut tidak terlihat seperti tayangan video yang sempat viral di media social. “Memang benar di Pacitan, tapi tidak sedahsyat itu,” kata Didik.
Didik menyebut, di hulu sungai Wonosari memang ada satu bukit yang longsor sejak tahun 1990 an seluas 10 hektar. “Setiap tahun pasti turun seperti itu karena memang materialnya belum habis, jadi kalau ada hujan pasti mengikuti aliran sungai,” lanjutnya.
Sungai tersebut, lanjut Didik, sebenarnya sudah didesain sebagai lintasan material longsoran dengan membentuk lorong. “Karena kemarin penuh jadi memang meluap ke jalan tapi sudah bisa dilewati lagi,” kata Didik. “Jadi batu-batunya sebesar helm itu lalu diambil masyarakat untuk dijual makanya proses pembersihannya cepat,” lanjutnya.
Didik menyebut, warga sekitar memang sehari-hari mengambil batu di sungai tersebut. Lebih lanjut, Didik mengatakan Arjosari memang diguyur hujan sejak Minggu (7/11). Namun karena material tersebut berupa lumpur dan batu, jadi turunnya material tersebut agak lambat. “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa maupun luka-luka termasuk untuk kerusakan jembatan juga tidak ada,” tuturnya.
Sementara itu, akses lalu lintas di jalur menuju Waduk Tukul di Pacitan, sempat lumpuh karena tertutup batu longsor. Namun tak berselang lama timbunan batu material longsor sudah mulai dibersihkan.
Satu unit loader diturunkan untuk membersihkan bebatuan bercampur lumpur yang menimbun badan jalan di Desa Karangrejo dan Karanggede, Kecamatan Arjosari, Pacitan. Pembersihan material longsor dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Pacitan bersama masyarakat setempat. Dibutuhkan waktu sekitar dua jam untuk membersihkan material longsor dari badan jalan.
Kepala Dinas PUPR Pacitan Edy Junan Ahmadi mengatakan fenomena banjir batu di Desa Karangrejo terjadi hampir setiap musim penghujan. “Bencana yang tidak dapat dianggap sepele, hujan sedikit saja longsor,” ujar Edy. (met, ton)