TRENGGALEK (global-news.co.id) – Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) sebagai pengemban amanah UU 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional berfokus pada olahraga rekreasi masyarakat. Dalam pembinaan olahraga, pemassalan olahraga harus terwujud sehingga olahraga menjadi budaya, artinya olahraga menjadi kebutuhan setiap orang.
“Pada konteks olahraga sudah menjadi budaya seperti ini, maka masyarakat telah menempatkan olahraga sebagai investasi menuju sehat,” kata Wakil Ketua II KORMI Dr Edi Purwinarto mewakili Ketua KORMI Jatim, Dr Hudiyono, saat melantik KORMI Trenggalek, Sabtu (27/11) di aula kantor Dispora Trenggalek.
Edi Puwinarto menjelaskan, membangun kesejahteraan meletakkan masyarakat sebagai objek, masyarakat sebagai objek perlu sehat dan bugar. Dalam tugasnya dalam lingkup olahraga rekreasi masyarakat, KORMI bertugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyelenggaraan olahraga rekreasi masyarakat. Oleh karenanya, KORMI berwenang mengarahkan, mengatur, mengoordinasikan, membimbing, memberdayakan, mengembangkan dan mengawasi penyelenggaraan olahraga rekreasi masyarakat.
Hubungan antara KORMI dengan induk organisasi cabor adalah dalam konteks pembinaan karena induk organisasi adalah anggota KORMI di masing-masing tingkatan. Telaah atas UU 3 Tahun 2005, kata rekreasi perlu ditinjau kembali karena hakikatnya sasaran yang menjadi pembinaan KORMI tidak sebatas pada olahraga rekreasi. Untuk itu penyebutan olahraga rekreasi masyarakat perlu diubah menjadi olahraga masyarakat.
Sumber pendanaan menurut UU 3 Tahun 2005 jelas mengatur bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan pendanaan olahraga dari APBN dan APBD harus dilaksanakan secara konsisten karena hakikatnya apa yang dilakukan KORMI adalah bentuk inside government. Hal ini seharusnya sama dengan pengalokasian anggaran untuk KONI.
Sementara itu Bupati Trenggalek yang diwakili Assisten Pemerintahan Kesra, Widarsono mengatakan, kegiatan pelantikan ini merupakan momentum yang sangat berharga bagi kelangsungan prestasi olahraga di Kabupaten Trenggalek.
Di samping olahraga prestasi, olahraga tradisional yang merupakan warisan leluhur memiliki nilai-nilai filosofi yang tinggi. Rasa kebersamaan, kerjasama, semangat gotong royong serta saling menghargai merupakan nilai luhur yang patut dilestarikan. Bahkan terlebih lagi, dewasa ini anak-anak banyak yang terpengaruh gadget, yang secara umum lebih banyak berdampak buruk daripada manfaatnya.
“Saya berharap, setelah kegiatan pelantikan ada follow up dan benar-benar dipraktikkan kepada masing-masing anak didik saudara sekalian. Saya memahami semuanya memerlukan proses yang tidak mudah, tetapi juga tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berusaha. Agar anak-anak kita juga kembali menemukan jatidirinya, serta kembali menumbuhkembangkan rasa kemasyarakatan pada para peserta didik,” kata Widarsono.
Ada balap egrang yang menuntut konsentrasi dan keseimbangan, balap terompah yang harus solid dalam tim atau olahraga permainan yang lain yang semuanya mengandung nilai positif bagi anak. “Tentunya jerih lelah saudara-saudara sekalian tidak akan sia-sia karena kita ikut membangun generasi di Kabupaten Trenggalek menjadi generasi yang unggul,” imbuh Widarsono.
Sedangkan Ketua KORMI Trenggalek H Edianto Agus Winarno mengatakan, dengan dilantiknya KORMI Trenggalek untuk menyosialisasikan dan mengembangkan olahraga rekreasi masyarakat dengan membentuk wadah bagi komunitas atau perkumpulan olahraga rekreasi di lingkungan masyarakat Trenggalek di bawah pembinaan KORMI Trenggalek.
Program kerja pengurus KORMI Trenggalek, melantik tiga pengurus cabor di bawah pembinaan KORMI kabupaten yaitu pengurus persatuan olahraga senam masyarakat, persatuan olahraga tradisional masyarakat dan persatuan olahraga layang-layang masyarakat. (kmf, ins, ale)