Global-News.co.id
Sport Utama

Satgas Kontingen Jatim Minta Pemkot Surabaya Pertimbangkan Aturan Karantina

JAYAPURA (global-news.co.id) – Ketua Satgas Kontingen Jatim PON XX Papua, Muhammad Nabil, meminta Pemerintah Kota Surabaya mempertimbangkan kembali aturan karantina bagi atlet dan ofisial saat pulang dari Papua.

Dengan kerendahan hati, Nabil berharap aturan karantina ini dipertimbangkan lagi. “Kebijakan ini dapat menimbulkan masalah baru antara Jawa Timur dan Papua,” kata Nabil.

Menurutnya, kebijakan ini perlu dipertimbangkan karena sebelum berangkat ke Papua atlet sudah tes usap PCR. “Lalu, ketika di Papua dilakukan antigen sebelum bertanding, serta menjelang kepulangan juga PCR,” ujar Nabil kepada pers di Jayapura, Selasa (5/10) malam WIT.

Bahkan, kata dia, sejak September 2020 ketika KONI Jatim menggelar Puslatda New Normal (PNN), para atlet juga menjalani karantina serta tes usap PCR secara berkala.

Peraturan Pemkot Surabaya soal karantina itu tertuang melalui surat Nomor: 443.2/13174/436.8.4/2021 tertanggal 4 Oktober 2021 yang ditujukan kepada Ketua Umum KONI Surabaya.

Pemkot Surabaya melalui Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat meminta kepada seluruh atlet dan/atau ofisial yang memiliki KTP dan/atau berdomisili di Surabaya wajib melaksanakan karantina di tempat yang difasilitasi oleh pemkot setibanya dari mengikuti PON XX di Papua.

Karantina dilaksanakan selama lima hari, serta dilakukan tes usap pada hari keempat di tempat karantina. Nabil mempertanyakan mengapa hanya kepulangan warga dari Papua yang harus dikarantina, sementara kebijakan serupa tidak diberlakukan bagi warga Surabaya yang balik dari daerah lain.

Menurut Nabil, kebijakan ini akan menjadi sensitif dan membuat tersinggung pihak lain karena hanya Pemkot Surabaya yang mengeluarkan aturan seperti ini. “Yang dari Papua kalau tiba di daerah lain di Indonesia tidak pakai karantina,” kata Nabil yang juga Ketua Harian KONI Jatim.

Seandainya ada atlet positif Covid-19 saat di Papua, kata Nabil, juga sudah disiapkan tempat isolasi mandiri dan dipastikan tidak bisa pulang sampai hasil tes PCR-nya dinyatakan negatif. (ant, ins)

baca juga :

Atasi Kenaikan Harga Beras, DPRD Surabaya Minta Pemkot Gencarkan Operasi Pasar

Redaksi Global News

Skema Pendanaan Belum Jelas, Trem Surabaya Terancam Tertunda

BNI Salurkan Pembiayaan Diaspora Indonesia di Hong Kong

gas