Global-News.co.id
Kesehatan Utama

Cegah Covid-19 Berkembang, Dinkes Jatim Konsentrasi di Hulu

Kadinkes Jatim Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD.

SURABAYA (global-news.co.id) – Untuk mencegah berkembangnya lagi kasus Covid-19, Dinas Kesehatan Jatim kini berkonsentrasi di hulu yaitu menegakkan protokol kesehatan (prokes) 6 M yang menjadi isu penting. Harapannya, kalau manajemen hulu dikerjakan dengan baik, di hilirnya tidak harus bekerja terlalu ekstrem.

“Apapun bentuk kegiatannya, selama 6 M dikerjakan dengan baik, Insyaallah aman,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim, Dr dr Erwin Ashta Triyono SpPD,  di sela pembukaan Jatim Fair Hybrid 2021 dalam Hari Jadi ke-76 Provinsi Jawa Timur, Jumat (8/10).

Prokes 6 M yang dimaksud, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan minum bareng-bareng.

“Kalau makan bareng-bareng jangan ngobrol. Kalau mau ngobrol, tuntaskan makan dulu kemudian pakai masker lagi dan ngobrol,” ujar mantan Direktur Rumah Sakit Lapangan Indrapura ini.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk mendukung program pemerintah terutama terkait Covid-19, diperlukan manajemen Covid yang benar.  Melaksanakan 6 M, tambah 3T (tracing, testing, treatment), dan vaksin. Tiga hal ini penting karena virus Covid ini ditengarai akan terus ada di sekitar kita. “Kalau itu dikerjakan dengan baik, silakan ambil hadiah. Ekonomi jalan, PTM Insyaallah aman, dan sektor-sektor lain pelan-pelan dijalankan dengan baik,” kata Kadinkes.

Dia berharap konsep New Normal yang sudah berjalan di Kota Blitar, bisa terlaksana di daerah-daerah lain. Berdasarkan assessment level , Blitar sudah masuk level 1 di mana vaksinasi sudah di atas 70% dan vaksinasi lansia sudah di atas 60%. “Ini menjadi satu-satunya yang level 1 saat ini. Ini harus dikawal dan bisa dijadikan model bagi daerah lainnya,” tambahnya.

Erwin menyebut, virus tidak akan hilang 100%, tetap ada 1-2%, begitu kita lengah akan terjadi peningkatan. “Kalau naik sedikit saja, ayo cepat kembali ke 3T. Saya ingin mengubah paradigma, kalau ditemukan kasus itu justru baik. Karena bisa segera dilakukan tracing lalu diupayakan mau dites, dari hasil tes ini bisa menentukan supaya kita bisa meng-keep area mana sehingga tidak meluas. Ini harus pemerintah siap untuk memfasilitasi. Masyarakat harus paham ini, bukan malah menyembunyikan,” pungkasnya. (ret)

baca juga :

21 April, Total ODP 186.330 di Indonesia Orang, PDP 16.763

Redaksi Global News

Misi Dagang dan Investasi: Gubernur Khofifah Persilakan Investor Sulsel Buka Pabrik di PT SIER

Redaksi Global News

Liga 1: Bryilian Bertekad Lanjutkan Tren Positif di Semarang

Redaksi Global News