Global-News.co.id
Ekonomi Bisnis Pantura Utama

Menjadi Sentra Porang, Desa Klino Rintis Agrowisata

Porang yang dihasilkan dari Desa Klino memiliki nilai jual tinggi

BOJONEGORO (global-news.co.id) – Porang adalah tanaman umbi-umbian, yang kini sedang populer dan memiliki nilai jual tinggi. Porang atau juga dikenal dengan nama iles-iles banyak dibudidayakan di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Bojonegoro, di antaranya di Desa Klino, Kecamatan Sekar.

Terletak di ketinggian 500 mdpl, Desa Klino sangat cocok untuk tempat budidaya porang. Cuaca sejuk dengan pemandangan asri menjadi bonus ketika mengunjungi desa tersebut.

Kepala Desa Klino, Dwi Nurjayanti, mengatakan, pihaknya menggerakkan masyarakat setempat untuk mengolah porang menjadi produk yang memiliki nilai jual. Sejauh ini, mereka mengolah porang menjadi keripik. Di lahan seluas 600 hektar,  setiap panen, kurang lebih menghasilkan 120 ton per musim panen yakni 6 bulan sekali.

Menanam porang tidak sulit. Bibit diperoleh dari Desa Klino sendiri, bahkan banyak daerah lain mengimpor bibit dari desa tersebut. Pembelinya pun datang dari beragam wilayah, ada dari NTT, Ponorogo, dan Madiun.

Tanaman di lereng Gunung Pandan yang mulanya dianggap sebagai gulma atau hama ini, kini dibudidayakan masyarakat dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Porang mengandung asam oksalat dan glukomannan, sehingga perlu proses pengolahan yang tepat dan alat yang memadai.

“Ada produk turunan lagi dari porang, seperti beras porang, mie basah, dan tahu. Hanya saja, ada alat khusus untuk bisa memproduksi porang menjadi produk lainnya. Ke depan, kami juga bisa membuat produk turunan tersebut. Sehingga yang tadinya porang sekilonya tujuh ribu, harga jualnya bisa lebih tinggi,” kata Dwi.

Selain porang, Dwi bersama warga Klino yang tergabung dalam BUMDes  juga merintis agrowisata dengan memanfaatkan lahan yang ada. Lahan seluas 4 hektar yang berasal dari tanah kas desa itu ditanami durian, jeruk, alpukat, kelengkeng, dan untuk pengembangan selanjutnya akan ditambahkan manggis.

“Saya berharap ke depan tempat ini bisa diangkat jadi sentra wisata. Dan semoga dua tahun mendatang sudah bisa untuk dipamerkan dan dinikmati hasilnya,” tutur Dwi.

Kades Klino itu juga merencanakan program bagi warga desa yang memiliki lahan, wajib menanam porang atau buah-buahan yang bisa menghasilkan nilai jual agar mereka bisa memproduksi sendiri dan dapat menambah pendapatan warga dan desa. (boe, ins)

baca juga :

BI, BWI, Baznas dan MUI Sepakat Kembangkan Ekonomi Syariah

Redaksi Global News

Dukung Penerima Vaksin dan Nakes, Ketua Tim Penggerak PKK Surabaya Keliling Puskesmas

Titis Global News

PEM Akamigas Susun Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 5 Tahunan

Redaksi Global News